Amarah yang Merusak dan Tips Menyembuhkan

Marah merupakan salah satu perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang yang tak mampu menahan amarahnya termasuk orang yang merugi. Karena itulah bagi orang yang mampu menahan amarahnya akan mendapat banyak keutamaan.

Dalam haditsnya, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk senantiasa menahan marah. Dari Abu Umamah ra, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mampu menahan amarahnya, padahal dirinya sanggup melampiaskannya, niscaya Allah SWT akan memenuhi dirinya dengan keridaan di hari Kiamat.”

Dari hadist di atas Allah menggolongkan orang-orang yang mampu menahan amarah sebagai kelompok yang diistimewakan masuk surga. Begitu besar pahala menahan amarah?

Sejatinya menahan amarah bukan sekedar menahan emosi, tetapi mampu mengendalikan diri untuk tidak berbuat keburukan kepada orang lain. Orang yang terasuki amarah akan mudah membuat kerusakan. Karena itulah, menahan amarah adalah kunci mencegah terjadinya kerusakan.

Seperti dikisahkan dalam sebuah riwayat, kala itu telah terjadi peperangan, berawal dari Ali bin Abi Thalib hendak memenggal musuh tersebut. Namun, Ali urung memenggal kepala musuh akibat ia diludahi. Dan musuh pun bertanya kepada Ali mengapa ia tak jadi memenggal kepalanya?

Ali pun menjawab, “Ketika aku menjatuhkanmu, aku ingin membunuhmu karena Allah. Akan tetapi ketika engkau meludahiku, maka niatku membunuhmu karena marahku kepadamu.”

Karena merasa terharu atas kecintaan dan keikhlasan Ali terhadap Tuhannya membuat musuh tersebut bersahadat dan masuk ke dalam agama Islam. Perilaku Ali merupakan suatu buah dari keikhlasan hamba kepada Tuhannya, sehingga mampu memberikan hidayah kepada orang lain.

Tips Menyembuhkan Amarah

Meski bersifat manusiawi, sebaiknya kita mampu menahan emosi yang muncul dari hati agar tidak merusak jiwa bahkan berujung menjadi tindak kekerasan. Ada beberapa tips supaya kita mampu menahan kemarahan yang timbul dalam diri karena sifat manusiawi kita.

1. Diam 

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah menyarankan untuk tetap diam jika kita dalam keadaan marah. Ketika merasa emosi mulai tidak stabil, ucapan pun terkadang sulit dikendalikan. Kemudian kita akan mudah mengatakan sesuatu yang buruk dan kasar kepada seseorang, yang terkadang juga kita sesali setelah emosi tersebut mereda.

Karenanya, cobalah untuk menahan diri dan mengendalikan emosi sebelum berbicara atau bertindak. Cobalah untuk menarik napas panjang dan dalam, kemudian mengembuskannya secara perlahan. Ulangi hingga Anda merasa tenang dan rasa marah yang muncul mulai mereda.

Bahkan jika perlu, kita bisa berdiam diri sejenak dan menjauh dari lingkungan sekitar sampai kita merasa tenang. Seperti hadist Rasulullah yang berbunyi, “Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).

2. Mengambil air Wudhu

Bukan hanya sebagai air pensuci saat umat muslim hendak menjalankan ibadah shalat, namun air wudhu bagi seorang muslim juga merupakan air yang dapat meredakan emosi yang dapat menenangkan dan memadamkan api kemarahan di hati agar tidak meledak dan melukai diri sendiri maupun orang lain.

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

3. Jangan menyimpan dendam

Menyimpan dendam sebetulnya sangat merugikan diri kita sendiri, karena akan membuat hati kita dipenuhi dengan kebencian yang mungkin tidak kita sadari. Karena itulah penting sekali bagi kita untuk menyelesaikan sumber masalah yang menjadi pemicu emosi kita.

Melakukan penyelesaian setelah diri tenang sehingga kita bisa melihat adanya jalan keluar dari permasalahan kita. Lepaskan beban pikiran dan amarah yang di rasakan. Dengan begitu, kita bisa lebih tenang dalam menjalani hidup ke depannya.

ISLAM KAFFAH