Apakah Penghasilan yang Haram itu Juga Rezeki?

Dalam salah satu episode Shihab & Shihab, al-Ustadz M. Quraish Shihab Saat Berbicara tentang rezeki, Allah telah berfirman dalam al-Quran  surat Hud ayat 6  berbunyi:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan tidaklah satu hewan yang bergerak di muka bumi kecuali Allah menjamin rezekinya”

Ayat diatas menunjukan bahwa setiap manusia yang ada di bumi ini, rezekinya telah ditetapkan oleh-Nya dengan rapih. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun diberikan rezekiNya. Menurut Abi Quraish, rezeki ialah apa yang engkau peroleh dari usahamu atau melalui orang lain kemudian ia bisa memanfaatkannya dengan baik. Jika tak bisa memanfaatkannya, maka itu bukan rezekimu. Lantas apakah penghasilan yang haram adalah rezeki?

Mayoritas ulama mengatakan bahwa halal dan haram keduanya ialah rezeki, dengan syarat ia bisa memanfaatkannya. Shihab menceritakan seorang koruptor, lalu ia meninggal, dan seluruh hartanya diberikan untuk keluarganya. Keluarganya menikmati hasil uang korupsi maka dia dan keluarganya  akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Sang koruptor menyesal dan iri dengan keluarganya, yang tetap masuk surga atas ridha Allah. Pencuri itu berkata pada Tuhan “mengapa mereka masuk surga-Mu? Padahal mereka telah menikmati uang haramku?”. Menurut Shihab, Allah telah memberikan rezeki yang baik kepada seluruh hamba-Nya, tapi setan terus menggoda para hamba-Nya agar rezeki itu dibuang sia-sia.

Dalam al-Quran surah Yunus: 59 Allah berfirman,

قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ

“Katakanlah (Muhammad),’terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang telah Allah turunkan kepadamuu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal.’ Katakanlah Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini), ataukah kamu mengada-ngada atas nama Allah?”

Bahagia Juga Rezeki

Menurut Prof. Quraish Shihab, rezeki tak harus diitung dengan materi. Mempunyai pasangan yang baik, lingkungan yang cocok, itupun rezeki. Terkadang, banyak manusia yang mengeluh karena keuntungannya yang sedikit, kemudian ia tak mensyukuri hidupnya. Shihab mengutarakan bahwa rezeki ialah soal kepuasan hati.

Menurut Quraish Shihab, tips agar kita diberikan rezeki yang memuaskan ialah dengan bersyukur. Dengan syukur, kita akan fokus bekerja dan selalu menikmati hasil yang didapat. Meski penghasilan sedikit, tetapi kita rajin bersyukur, Allah akan menambahkan banyak rezeki kepadamu.

Perbendaharaan Allah Tak Pernah Habis

Shihab menuturkan sebuah Hadis Qudsi tentang rezeki, menurutnya hadis ini masih diperselisihkan oleh para Ulama. Shihab tidak mengutip referensi sumber kitab secara langsung, namun Hadis tersebut berbunyi,

“Allah berkata ‘wahai hamba-Ku! Jangan takut dari penguasa, selama kau yakin bahwa Akulah sang penguasa, dan keesaan-Ku tak ada habisnya. Wahai hamba-Ku! Jangan takut sempit rezekimu, selama kau yakin bahwa perbendaharaanku tak ada habisnya. Wahai hamba-Ku! Engkau Aku ciptakan untuk beribadah, maka syukuri apa yang ku berikan, kau layaknya seperti serigala yang berkeliling di hutan mencari mangsanya, maka kau pun seperti itu. Wahai hamba-Ku! Aku mencintaimu, maka jangan duga Aku sibuk atau letih menciptakan seluruh alam raya ini, dan aku tak sama sekali memperhatikanmu.!”

Dengan demikian, kita harus selalu berusaha dengan cara bergerak secara positif. Apa yang dimaksud dengan bergerak positif? Ialah berusaha dan berkeyakinan baik kepada Tuhan, bahwa Dia adalah sebaik-baiknya pembendaharaan yang abadi. Wallahu A’lam.

Link Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=w5ILI3TPdEk

BINCANG SYARIAH