Asep Nurhalim, sosok yang ramah, smart, dan besar cintanya terhadap para guru. Itulah yang tergambar dalam benak saya, ketika teringat akan dirinya. Untuk para santri yang sezaman dengannya, sepertinya akan sepakat dengan apa yang saya pikirkan.
Keramahan yang tergambar dari air mukanya yang sumringah, masih tersirat di wajahnya. Alhamdulillah, di luar dugaan, setelah dua dekade tak berjumpa,Allah perkenankan kami untuk bertemu dua tahun yang lalu.
Kamipun bernostalgia dan berdiskusi seputar dakwah selama ini. Dari kesibukannya yang beliau jalani, dakwah sepertinya telah menyatu dengan dirinya. Hari-hari yang dilaluinya, tak lekang dengan menyampaikan pesan kebaikan. Dimanapun dia berada, bahkan ketika mengenyam pediidikan S3 di Istambulpun, ghiroh dakwahnya tak bisa tertahankan.
Suami dari teh Ninu Narulita yang merupakan alumni LIPIA Jakarta dan Universitas Ibnu Khaldun ini selama kuliah di Istambul University untuk program Sejarah Islam, dapat menyelesaikan semua mata kuliah jenjang doktoralnya dalam waktu cuma satu tahun. Menyelesaikan Yeterlilik Sinav pada semester ke-3 dengan IPK 3.63. Luar biasa…
Kiprahnya dalam menebar pesan Nabi, telah melekat bukan hanya di kalangan kampus IPB tempat beliau saat ini mengajar, akan tetapi ayah dari si kembar M Ziyad Ulhaq dan Muhammad izul haq ini kerap kali diundang oleh perkumpulan masyarakat Indonesia di Turki, bahkan oleh kalangan masyarakat Turki sendiri. Masjid Ismail Cami dan Numan Yacizi Cami di Sakarya merupakan masjid yang kerap kali mengundang dirinya berdakwah dan menajadikannya imam shalat dalam tiga tahun terakhir ini.
Sepak terjang seorang pemuda desa, yang lahir dari sebuah Desa Cikamplong Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, tak dinyana kalau saat ini berkeliling Eropa untuk berdakwah. Selain Turki, Italia dan Belanda sudah dipijaknya. Sebagai sahabat selama mondok di Daarul Mutaallimin, tentunya secara pribadi saya merasa bangga dan penuh harap agar ustadz Asep Nurhalim dan keluarga selalu diberi kemudahan dan limpahan kasih sayang Allah Azza Wajalla.
*Penulis: Tiesna Sutisna, Pengusaha, tinggal di Kota Bandung. (kl/rol)