Hari ini, jika kita berbicara mengenai hadis Nabi Saw., disadari atau tidak kesadaran masyarakat untuk berislam yang selalu memiliki sumber dari hadis – bersama dengan Al-Qur’an, sangat dan semakin tinggi. Dari pengalaman pribadi penulis sendiri selama menjadi redaksi di situs keislaman saja, pembaca mudah bertanya jika kita mengutip hadis, atau permasalahan yang memang ada perbedaan pendapat (khilafiyah) di kalangan ulama lalu mengutip hadis, akan bertanya “hadisnya mana?”; “shahih atau tidak hadisnya?”; “ada hadisnya tidak pendapatnya?”; dan sekian pertanyaan lainnya.
Pertanyaan itu tidak keliru sebenarnya. Yang menjadi problem adalah ketika yang bertanya persoalan ini bukanlah orang yang belajar hadis secara tersusun, berurut, dengan guru dan sanad (jalur) keilmuan yang jelas, dan waktu yang lama. Orang yang bertanya ini kemudian hanya memahami bahwa yang benar hanya referensi hadis yang ia ketahui. Padahal khazanah hadis sebagai salah satu basis rujukan utama umat Islam setelah Al-Qur’an, adalah khazanah yang sangat luas sekali.
Disinilah diantara signifikansi kehadiran Pesantren Hadis Darus-Sunnah. Didirikan oleh mendiang Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, mantan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta dan Guru Besar Ilmu Hadis IIQ Jakarta di tahun 1997, salah satu keprihatinan beliau adalah rendahnya kesadaran orang untuk mengetahui bahwa hadis itu ada yang shahih dan tidak shahih (lemah). Dan, status itu harus disebutkan dengan jujur karena jika tidak masyarakat menjadi tidak dididik untuk memahami bahwa yang kita amalkan ini memiliki rujukan yang otoritatif. Beliau bahkan mengistilahkan, “kebutuhan Al-Qur’an terhadap Hadis itu jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan hadis terhadap Al-Qur’an” karena Hadis memainkan peran sangat penting untuk memahami Al-Qur’an dengan baik.
Berlokasi sekitar 300 m di sebelah selatan kompleks UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan pesantren dimulai awalnya dari pengajian tiga orang mahasiswa kepada beliau sejak tahun 1996. Semangat belajar yang tinggi, K.H. Ali Mustafa Yaqub terharu dan berinisiatif membangun pesantren secara bertahap. Saat selesai, dinamailah oleh mendiang K.H. Ali Mustafa Yaqub Pesantren itu dengan nama Darus-Sunnah.
Sampai hari ini, syarat masuk serta kegiatan pendidikan Pesantren tersebut bisa dikatakan ketat. Untuk tingkatan mahasiswa (namun tetap bisa sambil kuliah di kampus sekitar Darus-Sunnah seperti UIN, IIQ, dan PTIQ), diantara materi yang harus dikuasai dan diuji adalah bahasa Arab (lisan maupun tulisan seperti kaidah tata bahasa Arab adalah diantara syarat utama yang harus dipenuhi); Ilmu Hadis, sampai kemampuan memecahkan masalah Fikih. Bahasa Inggris juga diantara yang diujikan, meski di tes Lisan.
Pasca wafatnya K.H. Ali Mustafa Yaqub di tahun 2016, kini kepemimpinan Pesantren dinahkodai sang putra, K.H. Zia Ul Haramein, Lc., M.Si. dan Dewan Asatidz yang merupakan alumni-alumni pertama Pesantren Darus-Sunnah.
Lebih dari 20 tahun berlalu, kini pesantren Darus-Sunnah memiliki dua unit pendidikan, tingkat mahasantri (setingkat mahasiswa) dan MTs/MA sederajat. Total santri seluruhnya, putra dan putri sudah mencapai lebih dari 300 orang.
Saat ini Darus-Sunnah sedang membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak untuk memperluas pesantrennya yang semakin tidak mencukupi jumlah santri. Secara finansial, Pesantren membutuhkan dana 2,5 Miliar untuk membeli tanah yang tersedia di samping kompleks Pesantren Darus-Sunnah. Untuk mewujudkan itu, Darus-Sunnah mengajak saudara-saudara sekalian untuk menginfakkan sebagian hartanya dalam bentuk program Wakaf.
Bagi pembaca sekalian yang tergugah untuk terlibat dalam program Wakaf ini, penyaluran wakaf bisa juga melalui NU Care.
Bisa juga, secara langsung transfer dana Wakaf-nya ke beberapa rekening di bawah ini,
- Bank Muamalat Indonesia
No. Rekening: 390.000.2461 a.n. YAYASAN WAKAF DARUS-SUNNAH
- Bank Central Asia
No. Rekening 676.041.6876 a.n. YAYASAN WAKAF DARUS-SUNNAH
- Bank Banten
No. Rekening 014.600.5772 a.n. PONDOK PESANTREN DARUS-SUNNAH
Setelah melakukan transfer, para muhsiniin dapat mengkonfirmasi wakafnya ke beberapa nomor berikut,
– 0856-4977-7597 (Ust. Hasan Shobary)
– 0838-7481-7473 (Ust. TB. Hasan Basri)
Bagi yang berminat untuk menyebarkan kampanye investasi akhirat ini, teman-teman dapat menyebarkan campaign ini di sosial media dengan menggunakan tagar #yukberwakafdiDarsun atau #WakafTanahDarsun. Semoga bermanfaat, dan menjadi ladang amal jariyah untuk kita semua, Amiin.