Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dua Rakaat Fajar adalah nama lain dari shalat sunnah ratibah (shalat sunnah yang mengiringi shalat fardlu) Shubuh. Shalat ini dikerjakan sebelum shalat Shubuh. Sebagian masyarakat kita menyebutnya Qabliyah Shubuh.
Cara pelaksanaannya yang benar, setelah seseorang berwudhu dan sudah yakin masuk waktu shubuh atau setelah muadzin mengumandangkan adzan Shubuh, ia berdiri shalat dua rakaat sebelum shalat fardhu Shubuh.
Dua rakaat (Shalat Sunnah) fajar termasuk shalat sunnah mu’akkadah; sangat ditekankan untuk dilaksanakan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam senantiasa menjaganya; baik saat di tempat tinggalnya ataupun safar. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits ‘Aisyah, “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya (dua rakaat sebelum shubuh) sama sekali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Masih dari Ummul mukmini binti Abi Bakar ini, berkata:
لَمْ يَكُنْ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى شَيْءٍ مِنْ اَلنَّوَافِلِ أَشَدَّ تَعَاهُدًا مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْ اَلْفَجْرِ
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah memperhatikan shalat-shalat sunat melebihi perhatiannya terhadap dua rakaat fajar.” (Muttafaq Alaihi)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah kesiangan melaksanakan shalat Shubuh dalam satu perjalanan. Beliau bangun saat matahari sudah terbit. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan. Lalu beliau wudhu dan shalat fajar dua rakaat yang diikuti oleh para sahabat. Kemudian beliau menyuruh Bilal mengumandangkan iqamah dan beliau shalat Shubuh bersama mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Beliau menerangkan tentang keutamaannya,
رَكْعَتَا اَلْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi Rahimahullah memaknakan lebih baik dari dunia, yaitu dari kenikmatannya.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassaam –semoga Allah ampuni dosa beliau dan kedua orang tuanya-, dalam Taudhih Al-Ahkam (2/382) berkata, “Sesungguhnya dua rakaat Fajar adalah shalat rawatib paling utama, keduanya lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya. Sungguh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan keduanya saat di tempat tinggalnya dan tidak pula saat safar.”
. . . Sesungguhnya dua rakaat Fajar adalah shalat rawatib paling utama, keduanya lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya. . . -Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassaam-
Kapan Waktunya?
Sebagian orang ada yang memahami dua rakaat fajar itu shalat sunnah dua rakaat sebelum masuk Shubuh, yakni sebelum adzan. Ini pemahaman yang salah. Bahwa dua rakaat fajar itu adalah qabliyah Shubuh itu sendiri, bagian dari shalat sunnah rawatib. Siapa yang mengerjakannya sebelum Shubuh, ia tak mendapatkan keutamaan dua rakaat fajar. Ia hanya mendapatkan pahala shalat sunnah mutlak, karena waktu itu adalah waktu bebas untuk shalat. [Baca: Mengerjakan Dua Rakaat Fajar Sebelum Adzan Shubuh, Sahkah?]
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dalam salah satu Fatawanya menjelaskan, “Shalat dua rakaat fajar yang dikerjakan sebelum shubuh tidak sah. Tidak terhitung sebagai shalat sunnah rawatib. Shalat tersebut menjadi shalat sunnah mutlak. Ia diberi pahala shalat nafilah saja.”
Kemudian beliau menasihatkan kepada penanya, saat adzan shubuh selesai dikumandangkan, ia mengulangi shalat rawatib. Dan ia mendapatkan pahala dua rakaat fajar. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh: Badrul Tamam