Cara Nabi Mendapatkan Lailatul Qadar

Berikut ini penjelasan terkait cara nabi mendapat fadhilah lailatul qadar. Dalam literatur kitab klasik, dijumpai beberapa keterangan yang menyatakan kesunnahan mencari malam lailatul qadar. Hal ini karena seseorang yang bangun pada lailatul qadar dalam keadaan beriman dan ikhlas karena Allah maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. 

Sebagaimana dalam kitab Fiqhul ‘Ibadat, halaman 566 berikut,

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَطْلُبِهَا لِمَا رَوَى أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيِ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : ” مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “

Artinya : “Disunahkan mencari lailatul qadar berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abū Hurairah Ra dari Nabi Muhammad Saw Beliau bersabda: Barang siapa yang bangun pada lailatul qadr dalam keadaan beriman dan Ikhlas karena Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Keutamaan beribadah pada malam lailatul qadar sebanding dengan beribadah dalam kurun waktu seribu bulan, dan barangsiapa yang bangun malam pada lailatul qadar maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Sebagaimana dalam kitab An Nawadir Wa Ziyadat, juz 2, halaman 102 berikut, 

قَالَ إُبْنُ حُبَيْب : رُوِيَ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ هِيَ اللَيْلَةُ الْمُبَارَكَةُ – اِلَى اَنْ قَالَ- … وَجَعَلَهَا اللهُ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ فِيْ تَفْضِيْلِ الْعَمَلِ فِيْهَا وَأَحْفَاهَا لِيَجْتَهِدَ فِيْ إِصَابَتِهَا لِيَكُوْنَ أَكْثَرَ لِأَجْرِهِمْ 

Artinya : “Ibnu Hubaib berkata: diriwayatkan bahwa sesungguhnya lailatul qadr adalah malam yang penuh berkah…dan Allah menjadikannya lebih baik daripada seribu bulan dari segi-segi keutamaan perbuatan. Lailatul qadr disamarkan tidak seperti malam lainnya agar umat muslim lebih serius untuk mendapatkannya sehingga pahala yang didapatkan lebih banyak.”

Fadhilah lailatul qadr bisa didapat dengan beberapa cara yang pernah dicontohkan oleh Nabi Saw. Semasa hidupnya, Nabi selalu berusaha mendapatkan fadlilah lailatul qadr dengan cara beriktikaf di masjid pada malam hari dan sang hari. 

Sebagaimana dalam kitab Nihayatul Mathlab Fi Dirayatil Madzhab, juz 4, halaman 77 berikut,

صَدَّرَ الشَّافِعِيُّ كِتَابَ الْاِعْتِكَافَ بِالْقَوْلِ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فَإِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ كَانَ يَلْتَمِسُهَا فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ» ويعتكف فيها ليلا ونهاراً.

Artinya : “Imam al-Syafi’i memulai bab tentang Iktikaf dengan pembahasan tentang lailatul qadar, sesungguhnya Rasulullah Saw mencari keutamaan lailatul qadr pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan dan beriktikaf pada malam hari dan siang hari.”

Imam Kamaluddin menambahkan bahwa orang mukmin dianjurkan menghidupkan malam lailatul qadar dengan cara melaksanakan shalat, membaca al-Qur’an, dan memperbanyak doa. Sebagaimana dalam kitab Najmul Wahhaj, juz 3, halaman 370 berikut,

 (ِلطَلَبِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ) فَيُحْيِيْهَا بِالصَّلَاةِ وَالْقِرَاءَةِ وَكَثْرَةِ الدُّعَاءِ؛ فَإِنَّهُ ‏ أَفْضَلُ لَيَالِي السَّنَةِ,  وَخَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ لَيْسَ فِيْهَا لَيْلَةُ الْقَدرِ.  

Artinya : “(untuk mencari lailatul qadar) maka hidupkanlah lailatul qadar dengan shalat, membaca al-Qur’an, dan memperbanyak doa karena itu adalah malam-malam yang paling utama dan lebih baik dibandingkan seribu bulan yang tidak ada lailatul qadr-nya.”

Demikian penjelasan mengenai cara nabi mendapat fadhilah lailatul qadar. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH