Cinta Ibu pada Bayi Hasilkan Masa Dewasa Ulet

Semua bayi yang memperoleh limpahan kasih sayang memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menjadi orang dewasa yang cemas dan tertekan. Demikian hasil satu studi yang tak biasa dan disiarkan Selasa.

Pada saat yang sama, bayi mungil yang tak mendapat sentuhan lembut ibu kelihatannya tak bisa lolos dari kondisi yang lebih buruk saat mereka berusia pertengahan tiga-puluhan dibandingkan dengan mereka yang menerima sentuhan rata-rata, kata studi itu.

Para ahli ilmu jiwa telah lama menduga bahwa ikatan cinta yang erat membuat anak kecil jadi lebih ulet terhadap cobaan dan penderitaan hidup saat dewasa.

Namun penelitian sebelumnya yang didasari atas memori, baik dan buruk, telah menjadi objek kenangan bias, dan tak dapat menjangkau kembali pengaruh saling mempengaruhi yang sangat awal antara ibu dan anak.

Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai apakah kehangatan ibu memberi suntikan yang akan menangkal kegelisahan saat dewasa, para peneliti yang dipimpin oleh Joanna Maselko mengikuti perkembangan studi yang dilakukan awal 1960-an di negara bagian Rhode Island, Amerika Serikat (AS).

Interaksi antara lebih dari 1.000 pasangan bayi yang berusia delapan bulan dan ibu mereka diamati oleh para ahli ilmu jiwa profesional, dan dinilai dengan menggunakan skala mulai dari “negatif” sampai “belaian” dan “sangat berlimpah”.

Selama 34 tahun kemudian, pada penghujung 1990-an, peneliti asli melacak lebih dari separuh bayi tersebut dan melakukan wawancara mendalam serta menepatkan profil psikologi.

Beberapa tindakan meliputi kecemasan, permusuhan dan kemarahan, yang mengakibatkan “kesedihan” umum.

Maselko dan rekannya menyusuri data itu untuk menilai dampak jangka panjang dari kelembutan dalam ikatan ibu dan anak, demikian laporan kantor berita Prancis, AFP.

“Kami mendapati bahwa tingkat tinggi kecintaan yang diamati secara objektif antara ibu dan bayi mereka yang berusia delapan bulan berkaitan dengan lebih sedikitnya gejala kesedihan 30 tahun kemudian,” kata para peneliti tersebut di Journal of Epidemiology and Community Health.

Hubungan antar-generasi yang tertunda antara perawatan dan ketenangan jiwa terbukti benar di berbagai kelas sosial yang berbeda –kaya atau miskin, semua itu kelihatannya tak berbeda.

Bahkan, konflik di dalam keluarga tak mampu mematahkan dampak penyangga yang bersifat melindungi dari kehangatan seorang ibu.

Namun, di titik yang berlawanan, mendapat reaksi dingin saat anak masih kecil, tampaknya tidak membuat kondisi jadi lebih buruk.

“Yang mengejutkan, kami tak menemukan hubungan mencolok antara tingkat rendah kasih sayang ibu dan bertambah besarnya tingkat stres,” kata para penulis studi itu. [ant/afp/hidayatullah.com]

 

 

sumber:Hidayatullah