Dajjal Juga Bisa Dimaknai Simbolis

Kiamat merupakan keniscayaan yang tak dapat dihindari oleh manusia. Di dalam Alquran, kiamat pun telah digambarkan tentang tanda-tanda hari akhir ini dan kehancuran yang mahadahsyat.

Kiamat juga tak dapat ditebak kapan datangnya. Wartawan Republika.co.id, Rahmat Fajar, mewawancarai Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, terkait kiamat. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana Alquran menjelaskan tentang hari kiamat?

Kisah tentang kiamat itu iqraatisa’ah, di keterangan iqraatisa’ah itu telah dekat kiamat. Ass’ah itu hari kiamat. Allah sudah menegaskan 14 setengah abad lampau dalam Alquran. Hari kiamat itu sudah mendekat.

Bahkan, dalam hadis dilukiskan hadis Isra’ Mi’raj itu ada orang nenek yang bersolek, tapi sudah bongkok keriput sebentar lagi jalannya juga terhuyung-huyung. Nabi bertanya siapa itu? Itu perumpaan dunia sudah setua itu, bayangkan pada masa nabi 1400 tahun lampau kan sekarang ini sudah kayak apa nenek itu.

Apa tanda-tanda kiamat?

Dalam hadis itu ada 11 tanda kecil jika kiamat itu akan terjadi sebelum muncul kiamat besar. Sebelas tanda kecil kiamat kecil itu, antara lain, perempuan lebih besar jumlahnya daripada laki-laki, kedua orang tua melahirkan rajanya, dia tidak sopan, menyandera orang tuanya. Ketiga, bermunculan aneka tambang dari perut bumi, keempat, perzinaan itu akan merajalela dan terbuka. Kelima, korupsi juga merajalela.

Keenam, masjid didandani, mulai overdandanannya jadi lebih rasa apa gitutidak rasa masjid. Kemudian, perhiasan semakin norak, di situ di susul tanda-tanda kubro, matahari tidak lagi beraturan. Kedua, disusul munculnya apa yang disebut Dajjal. Dajjal itu sekarang terkubur di dasar bumi. Sekarang berusaha untuk naik ke permukaan bumi nanti membuat keonaran, kecelakaan, membunuh orang beriman.

Satu-satunya wilayah yang jauh dari jangkauan Dajjal itu Kota Makkah dan Madinah, itu pun di pinggirannya diculik. Setelah itu, muncul Ya’juj Ma’juj semacam binatang serangga menghabiskan seluruh hijau-hijauan, dedaunan, termasuk padi, air tawar dikonsumsi tidak diberikan kepada manusia. Selanjutnya, gempa di mana-mana.

Terus muncul pada akhirnya Nabi Isa, itu di dalam kitab-kitab kuning Nabi Isa yang membunuh Dajjal dan akhirnya timbullah masa ketenangan, jadi kembali lagi tenteram. Nabi Isa tidak lagi menjalankan agamanya, tapi melanjutkan ajaran agama yang pernah dibawa Nabi Muhammad. Habis itu selesai, kiamat sudah.

Seperti apa penggambaran Dajjal?

Dajjal itu bisa dimaknai secara fakta bisa dimaknai secara simbolis. Kalau lukisannya dalam hadis Dajjal itu bermata satu, sangat ganas, antiorang beriman. Tapi, itu nanti akan berhadapan dengan Nabi Isa dalam salah satu keyakinan Nabi Isa diangkat ke langit nanti akan turun kembali, nanti akan berhadapan dengan Dajjal. Ada lagi yang mengartikan secara simbolis, semua orang yang mempunyai perilaku Dajjal itu Dajjal.

Hubungan kedatangan Dajjal dengan banyak fitnah yang terjadi di masyarakat sekarang?

Itu juga saling fitnah tanda-tanda kecil, saling curiga, saling fitnah, curiga mencurigai itu tanda-tanda akhir zaman. Itu belum tanda kiamat besar.

Apa perintah Alquran bagi manusia dalam menghadapi kiamat?

Selama manusia menegakkan kalimat la ilaha illallah, langit tidak akan runtuh. Itu ada juga hadisnya. Tapi, apakah mengucapkannya saja atau menegakkan prinsipnya yang dimaksud tauhid, itu juga perlu dipahami. Selama orang menegakkan kalimat la ilaha illallah langit tidak akan runtuh itu. Tiang-tiang langit.

Karena itu, untuk menunda kiamatnya, dunia kita harus kembali taat pada ajaran agama, lebih dekat kepada petunjuk-petunjuk Rasulullah itu menunda hari kiamat terjadi. Kiamat itu ketika keonaran manusia mencapai puncaknya.

 

REPUBLIKA

Rasulullah Tertawa Saat Badui Tanyakan Tawaran Dajjal

Sesungguhnya penghuni surga berbicara dalam bahasa Nabi SAW. Beliau berbicara dengan mencakup seluruh maksud pembicaraan, tidak kelebihan dan tidak pula kekurangan. Sebagian  pembicaraannya mengikuti pembicaraan yang lain. Di antara perkataannya diselingi dengan berhenti agar dihafal dan dimengerti oleh pendengarnya.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling fasih bicaranya dan paling manis kata-katanya. Beliau bersabda, “Aku adalah orang Arab yang paling fasih.”

Dikutip dari buku yang berjudul ‘Mutiara Ihya’ Ulumuddin’ karya Al-Ghazali bahwa Rasulullah SAW tidak berbicara dalam keadaan sedang senang dan marah kecuali yang benar. Beliau adalah orang yang paling banyak tersenyum dan yang paling baik jiwanya selama tidak sedang diturunkan kepadanya Alquran, menyebut hari kiamat, atau berkhutbah menyampaikan pengajaran.

Pada suatu hari, seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah SAW, sedangkan saat itu warna muka Beliau berubah dan tidak ada seorang sahabat pun memahaminya. Orang Arab Badui itu ingin bertanya kepada Rasulullah SAW tetapi para sahabat berkata, “Jangan engkau lakukan, wahai orang Arab Badui, karena warna muka Beliau sedang berubah.” Orang Arab Badui itu menjawab, “Biarkanlah aku.  Demi Allah yang mengutusnya dengan kebenaran sebagai nabi, aku tidak akan meninggalkannya hingga Beliau tersenyum.”

Selanjutnya orang Arab Badui itu berkata, “Wahai Rasulullah, telah sampai kabar kepada kami bahwa Al-Masih Ad-Dajjal akan datang kepada manusia dengan membawa roti kuah, sementara manusia telah binasa karena kelaparan. Bagaimana menurutmu demi bapakku, engkau dan ibuku, apakah aku harus meninggalkan roti kuah itu sebagai sikap menjaga kesucian dan kebersihan diri sehingga aku binasa karena kurus? Atau, aku harus mengambil roti kuah itu sehingga apabila telah memperoleh rasa kenyang, aku beriman kepada Allah dan kufur terhadap Al-Masih ad-Dajjal?”

Maka, Rasulullah SAW tertawa sehingga tampak gigi gerahamnya. Kemudian beliau berkata, “Tidak, tetapi Allah akan mencukupkan sesuatu yang mencukupkan orang-orang Mukmin.”

Apabila Rasulullah SAW menghadapi suatu urusan, maka Beliau menyerahkan urusan itu kepada Allah. Beliau membebaskan dirinya dalan urusan itu kepada Allah. Beliau membebaskan dirinya dalam urusan itu dari daya dan kekuatan, Beliau memohon turunnya petunjuk dari Allah. Beliau mengucapkan:

“Ya Allah, tunjukkanlah padaku kebenaran itu sebagai kebenaran, lalu aku mengikutinya. Tunjukkanlah padaku kemungkaran itu sebagai kemungkaran, lalu berilah aku (kekuatan) untuk menjauhinya. Lindunginlah aku dari perkara yang samar bagiku, lalu kami mengikuti hawa nafsu tanpa mendapatkan petunjuk dari-Mu. Jadikanlah hawa nafsuku mengikuti ketaatan kepada-Mu. Ambillah keridhaan diri-Mu dari diriku dalam kesehatan. Tunjukkanlah aku kebenaran pada hal-hal yang masih dipertentangkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”

 

REPUBLIKA

 

————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Di Manakah Dajal itu akan Muncul?

Salah satu dari sekian banyak tanda-tanda kiamat, sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW adalah munculnya dajal, pada suatu masa nanti. Dajal adalah sosok makhluk bermata satu dan suka membuat dan menyebarkan fitnah.

Ia juga mengaku sebagai Tuhan. Akibatnya, banyak umat manusia yang menjadi rusak akhlaknya karena teperdaya oleh tipu daya dan fitnah dajal ini. Ia hanya mampu dikalahkan oleh Nabi Isa AS.

Karena itu, Rasulullah SAW senantiasa berdoa agar dijauhkan dari fitnah dajjal. ”Ya Allah, aku berlindung dari siksa neraka, azab kubur, fitnah hidup dan mati, serta fitnah dajal.”

Dalam berbagai hadisnya, Rasulullah mengingatkan umatnya agar berhati-hati terhadap dajal. ”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini yang lebih dahsyat daripada dajal. Dan Allah SWT tidak mengutus seorang rasul atau nabi pun kecuali ia memperingatkan umatnya terhadap kemunculan dajal. Aku adalah Nabi terakhir dan kamu sekalian adalah umat terakhir pula. Dajjal pasti keluar dari tengah-tengah kalian. Jika ia keluar sedangkan aku ada di antara kalian, maka aku akan mengalahkannya dengan hujjah dan kemampuanku. Jika ia keluar setelah aku tiada maka setiap orang akan menjadi penolong dirinya sendiri untuk mengalahkan musuhnya. Allah adalah penggantiku bagi setiap Muslim.” (HR Ibnu Majah, Ibn KHuzaimah dan al-Hakim).

Di manakah dajjal itu akan muncul, kapan kemunculannya, bagaimana rupanya, sehebat apa kekuatannya, berapa umurnya, dan di mana tinggalnya? Itulah berbagai pertanyaan yang sering diungkapkan banyak orang mengenai sosok dajal tersebut.

 

sumber:Republika Online

Perjalanan Dajjal

Konon, sebelum sampai di Pulau Bermuda atau tinggal di daerah Segitiga Bermuda ini, dajjal dahulunya tinggal di sebuah pulau di laut Yaman. Awalnya, ia lahir di sebuah keluarga penyembah berhala di zaman setelah Sam bin Nuh. Ia dilahirkan di daerah sekitar Palestina di dekat daerah Sodom dan Gomorah (umat kaum Luth) dalam keadaan cacat di matanya.

Sejak kecil, si anak (dajjal) ini suka menyusahkan orang tuanya. Tidur selama sekitar empat tahun lamanya dan tidak bisa berjalan. Suatu hari, di tengah lelapnya tidur, si anak terbangun dan mendatangi berhala sesembahan kedua orang tuanya dan tidur lagi di pangkuan berhala itu. Saat itulah orang tuanya mengumumkan kalau anaknya itu merupakan anak Tuhan.

Orang-orang yang sebelumnya mendengar bahwa anaknya itu tidak bisa berjalan, spontan menertawakan dan mencemoohnya. Sebagian lainnya, ada yang mengambil air berkah.

Oleh banyak orang, si orang tua di laporkan ke hakim dan diputuskan keduanya harus berpisah dengan anaknya. Anaknya ditahan di pengadilan atau istana sedangkan orang tua di bagian lain penjara. Namun, saat terjadi azab kepada penduduk Sodom dan Gomorah, anak ini diselamatkan oleh Malaikat Jibril ke sebuah pulau yang tidak berpenghuni di laut Yaman. Jarak laut Yaman ini membutuhkan perjalanan yang sangat lama dan jika ingin ke pulau tersebut harus melewati terjangan ombak dahsyat. Jika tak hati-hati maka akan tenggelam. Selama di pulau itu, Jibril menugaskan seekor binatang yang badannya dipenuhi bulu lebat untuk merawat dan membantu si manusia cacat itu.

Singkat cerita, ketika sudah semakin besar, ia memutuskan keluar dari pulau itu dan mengembara ke mana saja. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan Ibrahim, Musa, dan Nabi Isa.

Dalam pertemuannya dengan Nabi Musa, ia awalnya menjadi pengikutnya. Namun, di balik pertemuan itu ia memiliki maksud jahat. Karena kekagumannya pada Musa, ia menggunakan nama Musa. Namun, untuk membedakan ia dengan Musa dari Mesir (Nabi Musa–Red), maka ia memakai nama Musa Samiri alias Musa dari Samirah, tempat lahirnya sewaktu masih di Palestina.

Karena perbuatannya mengajak Bani Israil membuat patung anak lembu maka Musa AS lalu mengusir Samiri. (Lihat QS Thaha [20]: 97). Ke mana perginya Samiri (dajjal) ini setelah diusir Musa, tidak ada keterangan lanjutan.

Muhammad Isa Daud menyebutkan, sejak diusir itu, Samiri mengembara lagi ke berbagai tempat. Ia terus belajar mengenai sikap umat manusia dan mencari celah untuk menjerumuskannya.

Dan beberapa saat sebelum kelahiran Rasulullah SAW, dajjal kembali ke pulau tempat ia dibesarkan oleh seekor makhluk berbulu tebal tersebut. Saat mendarat itulah, oleh makhluk tersebut, dajjal disuruh berjalan ke bagian dalam gua. Saat membelakangi dinding gua itulah, dajjal kemudian terpasung. Makhluk tersebut menyatakan, ikatan itu hanya akan bisa lepas, saat waktunya telah tiba. Dalam penuturan Isa Daud, dajjal terpasung selama lebih kurang 63 tahun. Sama dengan usia Rasulullah SAW.

Setelah bebas, dajjal kembali mengembara. Puncaknya, ia pergi ke Segitiga Bermuda dan akhirnya bertemu dengan setan. Ia sangat diagungkan oleh setan dan keduanya membuat perjanjian bersama untuk menghancurkan umat manusia dan memalingkannya dari menyembah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan keterangan Muhammad Isa Daud, hingga hari ini dajjal masih hidup. Kendati usianya sudah lebih dari 4.000 tahun, tetapi fisiknya masih tetap muda dan tak ada yang bisa menandingi kekuatannya hingga turunnya Isa Al-Masih, putra Maryam, yang akan membunuhnya. Usianya itu bila dikonversikan dengan Nabi Ibrahim AS, sebagaimana pendapat Sami bin Abdullah Al-Maghluts, bahwa Nabi Ibrahim hidup pada tahun 1997-1822 SM.
Panjangnya usia dajjal ini, karena ia merupakan satu dari tiga orang yang muntazhar (ditangguhkan) atau dipanjangkan umurnya, yakni setan, Nabi Isa AS, dan dajjal. Dan hanya Nabi Isa AS yang mampu mengalahkan dan membunuh dajjal. Wa Allahu A’lam.

 

sumber: Republika Online

Rahasia Dajjal di Balik Danau Tiberias

DANAU tiberias terletak di bagian bawah dataran tinggi golan yang kini dikuasai Suriah dan dataran timur kota Galilea Palestina. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166km2. Kedalamannya mencapai 46 m. Meski secara geografis danau ini terletak antara Suriah dan Palestina, namun secara politis danau ini dikuasai oleh zionis israel lanatullah alayh. Danau yang terletak pada posisi 213 m di bawah permukaan laut ini, merupakan danau air tawar terendah di dunia, dan juga sekaligus menjadi dana terendah kedua secara umum setelah danau Laut Mati yang merupakan danau air asin. Danau Tiberias ini adalah sumber utama kebutuhan air bersih penduduk Palestina dan penjajah Israel. Danau ini pun merupakan lokasi terpenting bagi pemeluk semua agama samawi.

Bangsa Yahudi membangun pemukiman di tepi danau Tiberias, juga membangun resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, karena letaknya yang sangat berdekatan dengan wilayah Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak dikehendaki.

Adapun keterkaitannya dengan kemunculan Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu menjadi musibah bagi kita semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin dekat, sedangkan kedatangannya itu akan membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di mana saja mereka berada; sebagian besar manusia terkena fitnah tersebut. Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki surga dan neraka. Dalam keterangan tentang Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah yang terbanyak mendatanginya sehingga para laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka, mengikat mereka dengan kuat, karena takut wanita-wanita itu keluar menemui Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun alaihi wa sallam bersabda, “Hal yang paling saya takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal.”

Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok Dajjal ini, berikut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Fatimah binti Qais radhiyallahu anha. Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa dia berkata, “Saya mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyeru: Salat Jemaah! Salat jemaah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu salat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka saya pun pergi ke masjid dan salat bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan saya berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.

Beliau tertawa kemudian berkata, Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa saya kumpulkan? Para Shahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keIslamannya dan menceritakan kepada saya kejadian yang sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada saya bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?

Makhluk itu berkata, Aku adalah Jassasah (Pengintai). Mereka bertanya, Apa itu Jassasah? Makhluk tu menjawab, Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada di gedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian. Tamim berkata, Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Di sana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya di antara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?

Dia menjawab, kalian mampu menemukanku, beritahu saya siapa kalian ini! Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?

Dia menjawab, Aku adalah jassasah (Pengintai). Kami pun berkata, Apakah jassasah itu? Dia berkata, Pergilah temui laki-laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian! Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan menyangka dia adalah setan. Laki-laki besar itu berkata, Beritahukan kepada saya tentang kebun kurma Baisan! Kami berkata, Tentang apanya yang ingin engkau ketahui? Dia berkata, Tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah? Kami berkata, Ya. Dia berkata, Ketahuilah kurma-kurma itu hampir tidak lagi berbuah.

Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias! Kami pun berkata, Tenting apanya yang ingin engkau ketahui? Dia berkata, Apakah di sana ada airnya? Kami menjawab, Danau itu banyak airnya, Dia berkata, Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis. Beritahu saya tentang sumber air Zagar! Kami berkata, Tentang apanya yang ingin engkau ketahui? Dia berkata, Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam? Kami menjawab, Ya, airnya banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.

Dia berkata, Beritakan kepada saya tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya? Mereka menjawab, Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib, Dia berkata, Apakah orang-orang Arab memerangi mereka? Kami menjawab, Ya. Dia berkata, Apa yang dilakukannya kepada mereka? Maka kami pun memberitahurnya bahwa telah tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya. Dia berkata, Itu sudah terjadi? Kami menjawab, Ya, Dia berkata, jika demikian maka yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir saya menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.”

Fatimah binti Qais (perawi hadis) berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian? Para hadirin menjawab, Benar, Beliau shallallahu alaihi wa sallam melanjutkan, Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur! Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “Maka saya pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.”

Dengan demikian tidak asing lagi bagi kita semua bahwa turunnya permukaan air Danau Tiberias merupakan salah satu pertanda semakin dekatnya kemunculan Dajjal. Zionis Israel saat ini dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air Danau berkurang secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian bahkan masa depan mereka di bumi penjajahan. Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis membuat garis merah dan garis hitam untuk mengontrol debit air Danau. Sungguh mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16 M. Terakhir Menteri Pertanian Zionis menyatakan secara terbuka melalui kantor berita mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan. Berita ini tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi kita umat Islam, karena penurunan permukaan air danau Tiberias adalah salah satu tanda dekatnya waktu kemunculan Dajjal.

Saya teringat bahwa Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat, ketika mendengar berita turunnya permukaan air danau Tiberias, beliau menangis dan berkata, “Inilah zaman kemunculan Dajjal.” [Syeikh Mamduh Farhan Al-Buhairi]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2347314/rahasia-dajjal-di-balik-danau-tiberias#sthash.ue7DRsFb.dpuf