Doa orang yang tertindas, didzalimi, dianiaya mudah dikabulkan olah Allah Swt, ini juga doa untuk tetangga yang buru, doa telilit utang, menghadapi kesulitan
ORANG yang sangat terjepit dan terdesak karena sebuah masalah termasuk orang yang doanya akan dikabulkan Allah SWT. Dalam saat-saat seperti itu, akal buntu, tidak ada lagi jalan keluar, tiada seorang pun yang bisa menolong, kemana lagi berlindung kalau bukan kepada Allah?
Pikirannya langsung terfokus hanya kepada Allah Yang Mahakuasa lagi Mahabesar. Akalnya langsung mencari kebesaran dan kekuasaan-Nya, jiwanya langsung menghadap ke hadirat-Nya, ingatannya langsung tertuju kepada-Nya.
Dia menjerit, memohon, mengadu, dan memelas dengan sepenuh jiwa hanya kepada-Nya. Tiada daya dan tiada upaya yang dia miliki, terjepit dan sangat terhimpit. Pada saat-saat itulah sang jiwa mengakui kebesaran kekuasaan Allah SWT.
- Doa Ketika Sedang Kesulitan
Orang-orang yang dalam keadaan seperti inilah yang doanya dikabulkan Allah. Allah SWT berfirman:
أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف الشوء ويجعلكم خلفاء الأرض أوله مع الله قليلا ما تذكرون –
amman yujiibu almudtharra idzaa da’aahu wayaksyifu alssuu-a wayaj’alukum khulafaa-a al-ardhi a-ilaahun ma’a allaahi qaliilan maa tadzakkaruuna
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan keresahan dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi?.” (QS: An-Naml 62).
- Doa Ketika Menghadapi Orang Jahat
رب انصرني على القوم المفسدين
Rabbinshurnii ‘alal qaumil mufsidiin
“Ya Allah ya Tuhanku, semoga Engkau memberi pertolongan kepadaku untuk menghadapi kaum yang menimbulkan kerusakan.” (QS. Al-Ankabut:30)
Doa Nabi Musa as Memohon Kemudahan dan Dilapangkan
Sebagaimana diketahui, Nabi Musa as., hidup di tengah kekuasaan raja yang dzalim. Raja bergelar Firaun itu membunuh siapa saja yang menentangnya dan bertindak secara otoriter dan kejam.
رب اشرح لي صدري {٢٥} ويسر لي أمري {٢٦} واحلل عقدة من لساني {٢٧} يفقهوا قولي {۲۸}
Rabbisyrahli shadrī, wa yassirli amri, wahlul ‘uqdatan millisānī, yafqahü qaulī.
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha [20]: 25-28).
- Doa Memohon Perlindungan dari Orang Dzalim
رب نجني من القوم الظالمين ربي أن يهديني سواء السبيل
Rabbi najjini minal qaumizh-zhālimin. Rabbi ay-yahdini
“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.” “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” (QS. Al-Qashash [28]: 21-22).
Doa Saat Menghadapi Kesulitan
اللهم لا سهل إلا ما جعلته سهلا وأنت تجعل الحزن إذا شئت سهلاً
“Ya Allah! Tiada kemudahan kecuali yang telah Engkau jadikan mudah. Dan terhadap hal-hal yang sangat susah, jika Engkau berkehendak pastilah semuanya menjadi mudah pula.”
- Doa untuk Membayar Utang
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allaahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani, wal ‘ajzi wal kasali, wal bukhli wal jubni, wa dhola’id-daini wa gholabatir-rijaal.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyusahkan dan menyedihkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR: Al-Bukhari).
Atau
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allahumma inni a’uudzubika minal hammi wal hazani wal ‘ajzi wal kasali wal jubni wal bukhli wadlala’id daini wa ghalabatir rijaal.
“Wahai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan duka cita, ketidakmampuan dan kemalasan, sifat pengecut dan kikir serta terlilit utang dan terkuasai oleh orang-orang (yang berbuat dzalim).” (HR: Bukhari, no. 5892).
- Doa Berlindung dari Tetangga yang Buruk
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِي دَارِ الْمُقَامَةِ فَإِنَّ جَارَ الْبَادِيَةِ يَتَحَوَّلُ
Allahumma Inni A-‘uudzubika Min Jaaris-Suu’ Fii DAaril Muqoomah Fa-Inna Jaarol Baadiyati Yatahwwalu
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang akhlaknya buruk di tempat kediaman, karena sesungguhnya tetangga dalam perjalanan itu keburukannya hilang (bersamaan dengan selesainya perjalanan), (sedangkan tetangga di tempat kediaman selalu berdampingan sepanjang hidup).” (HR. An-Nasai, Ibnu Hibban, dll).