Mendoakan jelek Ustadz Yusuf Mansur bentuk hilangnya akhlak Muslim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sesama umat Muslim mesti saling mendoakan yang terbaik. Saling mendoakan merupakan suatu amalan mulia di sisi Allah SWT.
Pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, menyampaikan doa merupakan jalan keselamatan, tangga pengantar, sesuatu yang dituntut oleh orang-orang yang berpengetahuan, kendaraan orang-orang shalih, tempat berlindung bagi kaum yang terzalimi dan tertindas, melalui doa nikmat diturunkan dan melaluinya pula murka dihindarkan.
“Sebab itulah kita memiliki kebutuhan yang besar akan doa,” katanya melalui pesan hikmanya yang disampaikan secara virtual, Rabu (26/8).
Tema pesan hikmah kali ini tentang perlunya saling mendoakan antara sesama Muslim. Teman ini juga sekaligus merespons warga netizen yang mendoakan seorang penceramah dengan doa yang tidak baik padahal dia sedang sakit dan minta didoakan yang terbaik.
Habib Abdurrahman mengatakan beberapa hari ini, ada kejadian yang cukup ramai di media sosial, saat Ustadz Yusuf Mansur, mem-posting fotonya berada di sebuah rumah sakit guna melakukan perawatan penyakit yang sedang beliau derita. “Tak lupa pula ustadz tersebut meminta dengan baik, agar sudi mendoakan beliau,” kata Habib
Mengigat betapa ampuhnya sebuah doa, kita jadi sering memintakan doa kepada orang lain. Mendoakan orang lain atau didoakan orang lain, dua-duanya merupakan amalan yang mulia. Imam Adz-Dzahabi menjelaskan:
ينبغي أن نكون بدعاء إخواننا أوثق منا بأعمالنا نخاف أعمالنا التقصير ونرجوا أن تكون بدعائهم لنا مخلصين
“Sepatutnya kita lebih mengharapkan manfaat doa dari saudara kita ketimbang mengandalkan amal ibadah kita sendiri. Kita khawatir jangan-jangan dalam amal ibadah kita ada kelalaian, sedangkan dalam doa mereka ada keikhlasan.”
Sejatinya kata Habib Abdurrahman, beliau (Sang Ustadz) mengharapkan ada insan-insan ikhlas yang dengan tulus tanpa batas mendoakannya. Karena di sanalah ada keajaiban yang diharapkan bisa hadir sebagai obat mujarab mempercepat atau memudahkan penyembuhan beliau.
Namun, yang amat sangat mengagetkan adalah adanya respon dari beberapa saudara kita sesama Muslim yang berkomentar di laman medsos tersebut dengan kata-kata yang tak menggambarkan sebagai etika Islami. “Bahkan ada yang melontarkan ucapan akan mendoakan buruk,” katanya.
Menurutnya, hal ini sungguh sangat disayangkan sikap dan perilaku seperti itu. Hal demikian, bukanlah sebagai seorang Muslim, karena kita dianjurkan untuk mendoakan kebaikan dan keberuntungan buat orang lain.
Apakah karena kecewa, sakit hati, atau berbeda pandangan dan ijtihad dengan beliau (Sang Ustadz), sehingga kita mendaratkan doa buruk buatnya? Apakah saat itu kita sedang berdoa atau sedang mengancam dengan senjata hawa nafsu kita?” “Oohh… Betapa tragisnya umat ini. Kemana nilai akhlaq islami yang sangat kita banggakan itu?” katanya.
Habib Abdurrahman menuturkan, bahwa Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah, halaman 141 mengatakan.
: واحذرأن تلعن مسلما أو بهيمة أوجمادا أو شخصا بعينه وان كان كافرا إلا إن تحققت أنه مات على الكفر كفرعون وابي جهل أو علمت أن رحمة الله لا تناله بحال كإبليس.
“Jauhkan dirimu dari perbuatan melaknat seorang Muslim (termasuk pelayan dan sebagainya), bahkan seekor hewanpun. Jangan melaknat seorang manusia tertentu secara langsung, walaupun ia seorang kafir, kecuali bila Anda yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir sepeti Fir’aun, Abu Jahal dan sebagainya. Ataupun, yang Anda ketahui bahwa rahmat Allah tak mungkin mencapainya seperti Iblis. Allah pun menyatakan dalam Alquran :
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
“Manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS al-Isra: 11)
Dan kita pun mengetahui bahwa mereka yang tergesa-gesa adalah yang menjadikan nafsu sebagai panglimanya, dan merupakan budaya setan.
Maka dari itu Habib Abdurrahman mengajak Umat Muslim belajar adab dan menampilkan akhlak yang mulia sebagai mana diajarkan Rasulullah SAW.
“Mari saudaraku! Kita belajar untuk menampilkan akhlaq Islami yang indah, dengan terbiasa mendoakan kebaikan bagi saudara kita sesama Muslim. Kita doakan semoga beliau (Sang Ustadz) segera dipulihkan, disehatkan, diafiatkan oleh Allah. Karena doa baik itu, akan berefek baik pula bagi yang mendoakan,” katanya. Habib Abdurrahman berdoa. Semoga kejadian ini menjadi hikmah indah bagi semua pihak. “Barokallah fiikum.”