Dukung Palestina, Ini Bacaan Qunut Nazilah Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahnya

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan pernyataan sikap dan seruan terhadap konflik yang terjadi di Palestina. Salah satunya adalah dengan membaca Doa Qunut Nazilah pada saat shalat.


Qunut Nazilah merupakan doa yang dilakukan dalam shalat untuk memohon pertolongan dan perlindungan Allah swt terhadap umat Muslim yang sedang mengalami kesulitan, penindasan, atau musibah. 


Doa ini dapat dilakukan di berbagai waktu, terutama dalam shalat sunnah atau shalat wajib, seperti shalat Subuh. Mengenai dukungan untuk Palestina, konflik di wilayah tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan banyak penduduknya yang terus menghadapi penderitaan akibat konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik. 

Banyak orang di seluruh dunia, termasuk umat Muslim, mengekspresikan solidaritas dan dukungan mereka kepada rakyat Palestina yang terus berjuang untuk hak-hak mereka, termasuk hak untuk hidup dalam damai, merdeka, dan tanpa penindasan.


Berbagai cara dukungan terhadap Palestina termasuk memberikan bantuan kemanusiaan, menggalang dukungan internasional untuk solusi damai. 


Kemudian memahami dan menyebarluaskan informasi mengenai isu tersebut, serta menunjukkan solidaritas melalui kampanye-kampanye yang mendukung perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina.


Dilansir dari NU Online, qunut nazilah pernah diamalkan oleh Rasulullah saw, selama sebulan ketika kehilangan para sahabatnya di Bi’r Mu‘anah. Qunut nazilah ini dibaca sebelum sujud pada rakaat terakhir di setiap shalat wajib yang lima waktu. 

Qunut nazilah diamalkan ketika umat Islam menghadapi persoalan keamanan, pertanian, bencana alam, bencana kemanusiaan, dan lain sebagainya. Selain doa qunut subuh, pada qunut nazilah ini ada baiknya kita menambahkannya dengan doa qunut yang dibaca oleh Sayyidina Umar dan Ibnu Umar ra. 


Berikut ini merupakan lafal doa qunut nazilah, yang disarikan dari Hasyiyatul Baijuri karya Syekh Ibrahim Al-Baijuri, tanpa keterangan tahun, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 169). 


اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ 


Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq. 


Artinya: Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.


اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 


Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam. 


Artinya: Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya. 


Demikian doa qunut nazilah yang dapat dibaca dalam upaya mendukung konflik yang sedang terjadi di Palestina. Semoga dengan doa yang kita panjatkan dapat menjadikan aman dan tentram. 

NUorid

Dukung Palestina, Sally Rooney Tolak Bukunya Diterjemahkan ke Bahasa Ibrani

Penulis berdarah Irlandia, Sally Rooney, menolak tawaran perusahaan penerbit ‘Israel’ untuk menerjemahkan novel terbarunya ke dalam bahasa Ibrani. Hal itu menunjukkan sikapnya dalam konflik Palestina-Israel, lansir Al Jazeera, Selasa (12/10/2021).

Rooney, 31 tahun, mengatakan bahwa keputusannya menolak tawaran Modan untuk hak menerjemahkan, Beautiful WorldWhere Are You, di ambil untuk mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) rakyat Palestina.

BDS menyerukan boikot budaya, ekonomi dan akademik penuh terhadap ‘Israel’ karena penindasannya terhadap hak-hak Palestina.

“Untuk saat ini, saya memilih untuk tidak menjual hak terjemahan ini ke penerbit yang berbasis di ‘Israel’,” kata Rooney.

“Saya mengerti bahwa tidak semua orang akan setuju dengan keputusan saya, tetapi saya hanya merasa tidak tepat bagi saya dalam situasi saat ini untuk menerima kontrak baru dengan perusahaan ‘Israel’ yang tidak secara terbuka menjauhkan diri dari apartheid dan mendukung hak-hak rakyat Palestina yang ditetapkan PBB.”

Sally Rooney mengutip laporan kelompok HAM yang mengungkap “sistem dominasi rasial Israel dan segregasi terhadap Palestina” sebagai faktor pendorong dalam keputusannya.

Ia tidak keberatan bukunya di terjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, namun itu harus sejalan dengan pedoman BDS.

“Hak terjemahan bahasa Ibrani untuk novel baru saya masih tersedia. Dan jika saya dapat menemukan cara untuk menjual hak ini yang sesuai dengan pedoman boikot institusional gerakan BDS, saya akan sangat senang dan bangga melakukannya,” jelasnya.

Dua novel yang ia tulis – Normal People dan Conversations with Friends – membuatnya “sangat bangga” karena di terjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.

‘Tidak ada Bisnis seperti Biasa’

Gerakan pendukung Palestina menyambut baik langkah penulis Irlandia ini.

“Sudah sepantasnya tidak ada bisnis dengan negara dan institusi apartheid yang terlibat di dalamnya,” kata Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik & Budaya Israel (PACBI) dalam unggahannya di Twitter.

Hil Aked, peneliti dan aktivis, menyebut langkah Rooney “tindakan solidaritas yang berprinsip”.

“Dia bergabung dengan sederet tokoh budaya yang semakin banyak untuk menunjukkan dukungna terhadap kebebasan, keadilan, dan kesetaraan Palestina,” ujarnya.

“Meskipun ‘Israel’ – dan banyak pemerintah lainnya – berusaha untuk menekan gerakan BDS, gerakan itu terus berkembang”.*

HIDAYATULLAH