Khutbah Jumat: Dunia Menjadi Berkah karena Tiga Golongan Ini

Dunia menjadi berkah karena ada ulama akhirat adalah senantiasa mengamalkan dan mengajarkan  ilmunya kepada umat manusia

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Alam semesta dan semua isinya bisa menjadi tempat yang ramah tapi juga tempat yang buruk melalui tiga golongan. Jika ketiga golongan ini baik, maka alam dan seisinya akan ikut baik.

Jika ketiganya rusak, maka alam ikut menjadi rusak. Mereka adalah para ulama, pemimpin, dan orang-orang kaya.

Pertama, ulama yang menguasai syariat. Ciri khas ulama akhirat adalah senantiasa mengamalkan ilmunya, dia ajarkan ilmunya kepada umat manusia, menyeru untuk selalu mengerjakan kebaikan dan mencegah dari melakukan keburukan. Ulama seperti inilah yang disebut oleh Rasul ﷺ sebagai pewarisnya para nabi. Para makhluk yang ada di langit dan bumi bahkan ikan-ikan di lautan, memohon ampunan kepada Allah ﷻ untuk mereka.

Allah ﷻ berfirman :

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS: Ali Imran : 18).

Rasul ﷺ bersabda :

الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَاراً وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنَ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR: Tirmidzi).

Oleh karenanya, mari kita selalu mendampingi para ulama. Kita hadiri majelis-majelisnya, kita ambil ilmu-ilmu yang disampaikannya.

Menghadiri majelis ilmu yang diisi oleh para alim ini, lebih utama daripada shalat sunah 1000 rakaat, melayat 1000 jenazah, dan menjenguk 1000 orang sakit.

Kaum Muslimin yang Berbahagia

Kedua, para pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil memiliki kedudukan yang istimewa di sisi Allahﷻ.

Mereka termasuk satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Arsy Allahﷻ. Sikap adil seorang pemimpin akan mengantarkan pada keutamaan-keutamaan yang jauh lebih banyak dari apa yang sudah dikerjakannya. Rasul ﷺ bersabda :

لَيَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ الرَّجُلِ وَحْدَهُ سِتِّيْنَ عَامًا

“Sungguh satu hari yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang adil jauh lebih baik, daripada ibadah seseorang yang dilakukan sendirian, selama enam puluh tahun.” (HR: Baihaqi)

Rasul ﷺ juga bersabda :

إِنَّ المُقْسِطِيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ، الَّذِيْنَ يَعْدِلُوْنَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَمَا وُلُّوْا

“Sesungguhnya orang yang adil berada dekat dengan Allah di atas mimbar dari cahaya, yaitu mereka yang adil di dalam hukum mereka, adil kepada keluarga mereka serta segala yang diamanahkan kepada mereka.” (HR: Muslim)

Namun, jika seorang pemimpin dalam tingkatan apa pun, ternyata melakukan kesewenang-wenangan dan tak peduli atas keadaan rakyatnya, maka kebinasaan akan ditimpakan kepadanya. Rasul ﷺ bersabda :

ما مِن رجُلٍ يَلي أمرَ عشرةٍ فما فوقَ ذلك إلَّا أتى الّٰلهَ عزَّ وجلَّ مَغْلُوْلًا يومَ القيامةِ يَدُه إِلَى عُنُقِهِ: فَكَّهُ بِرُّهُ، أَوْ أَوْبَقَهُ إِثمُهُ: أَوَّلُها مَلاَمَةٌ، وَأَوْسَطُهَا نَدَامَةٌ، وَآخِرُهَا خِزْيٌ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Tidaklah seseorang menjadi pemimpin 10 orang atau lebih, kecuali mereka akan datang menemui Allahﷻ dalam kondisi tangannya terbelenggu ke lehernya. Belenggu tersebut akan dilepaskan oleh kebaikannya atau bertambah kuat lantaran perbuatan dosanya. Kekuasaan itu awalnya adalah celaan, tengahnya adalah penyesalan dan akhirnya adalah kehinaan di hari kiamat.” (HR: Ahmad)

Jamaah Shalat Jumat

Golongan ketiga adalah orang kaya yang ringan tangan dalam memberi. Harta yang berkah adalah harta yang berada di tangan orang kaya yang shaleh.

Orang kaya yang shaleh akan menjadikan hartanya sebagai jembatan dalam berbuat yang terbaik. Dia membelanjakan hartanya untuk membantu orang-orang lemah, ia perbanyak infak dan sedekah serta tidak lupa berzakat. Rasul ﷺ bersabda :

مَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا حَلَالًا تَعَفُّفًا عَنِ المَسْأَلَةِ، وَسَعْيًا عَلَى عِيَالِهِ، وَتَعَطُّفًا عَلَى جَارِهِ لَقِيَ اللّٰهَ وَوَجْهُهُ كَالقَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ

“Barang siapa mencari rezeki yang halal dengan niat untuk menjaga diri supaya tidak minta-minta, dan berusaha untuk mencukupi keluarganya, serta supaya dapat ikut berbelas kasih (membantu tetangganya), maka kelak dia akan bertemu Allah (di akhirat) sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.” (HR: Thabarani).

Adapun orang-orang kaya yang kikir, enggan memberi kepada kaum papa, atau digunakan untuk hal-hal yang tidak sebagaimana mestinya, maka mereka termasuk orang-orang yang tertipu, bahkan bisa termasuk orang-orang yang celaka. Allahﷻ berfirman :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang kikir dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kekikiran itu baik bagi mereka. Sebenarnya kekikiran itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikiri itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (QS. Ali Imran : 180).

Oleh karena itu, mari kita jaga kehidupan kita di dunia ini melalui berkah ketiga golongan di atas. Kita melazimi majelis para ulama, kita kawal dan dukung para pemimpin yang adil dan memberikan nasihat jika mereka melakukan penyimpangan, serta kita motivasi diri ini untuk selalu berbuat baik khususnya bagi mereka yang Allahﷻ anugerahkan harta berlimpah, agar digunakan untuk membantu sesama.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penulis pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang dan pengurus DPC Rabithah Alawiyah Kota Malang

HIDAYATULLAH

Dunia Menjadi Berkah karena Tiga Golongan Ini

Dunia menjadi berkah karena ada ulama akhirat adalah senantiasa mengamalkan dan mengajarkan  ilmunya kepada umat manusia

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Alam semesta dan semua isinya bisa menjadi tempat yang ramah tapi juga tempat yang buruk melalui tiga golongan. Jika ketiga golongan ini baik, maka alam dan seisinya akan ikut baik.

Jika ketiganya rusak, maka alam ikut menjadi rusak. Mereka adalah para ulama, pemimpin, dan orang-orang kaya.

Pertama, ulama yang menguasai syariat. Ciri khas ulama akhirat adalah senantiasa mengamalkan ilmunya, dia ajarkan ilmunya kepada umat manusia, menyeru untuk selalu mengerjakan kebaikan dan mencegah dari melakukan keburukan. Ulama seperti inilah yang disebut oleh Rasul ﷺ sebagai pewarisnya para nabi. Para makhluk yang ada di langit dan bumi bahkan ikan-ikan di lautan, memohon ampunan kepada Allah ﷻ untuk mereka.

Allah ﷻ berfirman :

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS: Ali Imran : 18).

Rasul ﷺ bersabda :

الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَاراً وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنَ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR: Tirmidzi).

Oleh karenanya, mari kita selalu mendampingi para ulama. Kita hadiri majelis-majelisnya, kita ambil ilmu-ilmu yang disampaikannya.

Menghadiri majelis ilmu yang diisi oleh para alim ini, lebih utama daripada shalat sunah 1000 rakaat, melayat 1000 jenazah, dan menjenguk 1000 orang sakit.

Kaum Muslimin yang Berbahagia

Kedua, para pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil memiliki kedudukan yang istimewa di sisi Allahﷻ.

Mereka termasuk satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Arsy Allahﷻ. Sikap adil seorang pemimpin akan mengantarkan pada keutamaan-keutamaan yang jauh lebih banyak dari apa yang sudah dikerjakannya. Rasul ﷺ bersabda :

لَيَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ الرَّجُلِ وَحْدَهُ سِتِّيْنَ عَامًا

“Sungguh satu hari yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang adil jauh lebih baik, daripada ibadah seseorang yang dilakukan sendirian, selama enam puluh tahun.” (HR: Baihaqi)

Rasul ﷺ juga bersabda :

إِنَّ المُقْسِطِيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ، الَّذِيْنَ يَعْدِلُوْنَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَمَا وُلُّوْا

“Sesungguhnya orang yang adil berada dekat dengan Allah di atas mimbar dari cahaya, yaitu mereka yang adil di dalam hukum mereka, adil kepada keluarga mereka serta segala yang diamanahkan kepada mereka.” (HR: Muslim)

Namun, jika seorang pemimpin dalam tingkatan apa pun, ternyata melakukan kesewenang-wenangan dan tak peduli atas keadaan rakyatnya, maka kebinasaan akan ditimpakan kepadanya. Rasul ﷺ bersabda :

ما مِن رجُلٍ يَلي أمرَ عشرةٍ فما فوقَ ذلك إلَّا أتى الّٰلهَ عزَّ وجلَّ مَغْلُوْلًا يومَ القيامةِ يَدُه إِلَى عُنُقِهِ: فَكَّهُ بِرُّهُ، أَوْ أَوْبَقَهُ إِثمُهُ: أَوَّلُها مَلاَمَةٌ، وَأَوْسَطُهَا نَدَامَةٌ، وَآخِرُهَا خِزْيٌ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Tidaklah seseorang menjadi pemimpin 10 orang atau lebih, kecuali mereka akan datang menemui Allahﷻ dalam kondisi tangannya terbelenggu ke lehernya. Belenggu tersebut akan dilepaskan oleh kebaikannya atau bertambah kuat lantaran perbuatan dosanya. Kekuasaan itu awalnya adalah celaan, tengahnya adalah penyesalan dan akhirnya adalah kehinaan di hari kiamat.” (HR: Ahmad)

Jamaah Shalat Jumat

Golongan ketiga adalah orang kaya yang ringan tangan dalam memberi. Harta yang berkah adalah harta yang berada di tangan orang kaya yang shaleh.

Orang kaya yang shaleh akan menjadikan hartanya sebagai jembatan dalam berbuat yang terbaik. Dia membelanjakan hartanya untuk membantu orang-orang lemah, ia perbanyak infak dan sedekah serta tidak lupa berzakat. Rasul ﷺ bersabda :

مَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا حَلَالًا تَعَفُّفًا عَنِ المَسْأَلَةِ، وَسَعْيًا عَلَى عِيَالِهِ، وَتَعَطُّفًا عَلَى جَارِهِ لَقِيَ اللّٰهَ وَوَجْهُهُ كَالقَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ

“Barang siapa mencari rezeki yang halal dengan niat untuk menjaga diri supaya tidak minta-minta, dan berusaha untuk mencukupi keluarganya, serta supaya dapat ikut berbelas kasih (membantu tetangganya), maka kelak dia akan bertemu Allah (di akhirat) sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.” (HR: Thabarani).

Adapun orang-orang kaya yang kikir, enggan memberi kepada kaum papa, atau digunakan untuk hal-hal yang tidak sebagaimana mestinya, maka mereka termasuk orang-orang yang tertipu, bahkan bisa termasuk orang-orang yang celaka. Allahﷻ berfirman :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang kikir dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kekikiran itu baik bagi mereka. Sebenarnya kekikiran itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikiri itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (QS. Ali Imran : 180).

Oleh karena itu, mari kita jaga kehidupan kita di dunia ini melalui berkah ketiga golongan di atas. Kita melazimi majelis para ulama, kita kawal dan dukung para pemimpin yang adil dan memberikan nasihat jika mereka melakukan penyimpangan, serta kita motivasi diri ini untuk selalu berbuat baik khususnya bagi mereka yang Allahﷻ anugerahkan harta berlimpah, agar digunakan untuk membantu sesama.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penulis pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang dan pengurus DPC Rabithah Alawiyah Kota Malang

HIDAYATULLAH