Ibnu Qudamah Al-Maqdisi: Pejuang Akidah dari Palestina yang Menginspirasi

Bismillah.

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, seorang ulama besar dari Palestina, dikenal luas oleh para penimba ilmu di seluruh dunia. Dengan mazhab Hanbali sebagai pijakan, beliau mengikuti metode fikih Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Lahir pada tahun 541 H, Ibnu Qudamah meninggalkan warisan ilmiah yang berharga, seperti kitab al-‘Umdah, al-Kafi, dan al-Mughni, yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam ilmu fikih Islam.

Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Maqdisi, dengan gelar Muwaffaquddin atau al-Muwaffaq, yang berarti “orang yang diberi taufik”. Ayahnya, Syekh Ahmad, adalah seorang ulama yang mulia, yang menjadi guru pertama bagi Ibnu Qudamah. Setelah ayahnya wafat, Ibnu Qudamah diasuh dan dibimbing oleh kakaknya, Abu Umar Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi, yang juga seorang ulama terkenal.

Pada usia 10 tahun, Ibnu Qudamah pindah dari Palestina ke Damaskus karena tekanan dari kaum salibis. Di sana, beliau melanjutkan studi agama hingga kemudian melakukan rihlah ilmu ke Baghdad pada tahun 561 H bersama sepupunya, Abdul Ghani al-Maqdisi. Di Baghdad, Ibnu Qudamah menghabiskan empat tahun menimba ilmu, hingga menjadi ahli dalam berbagai bidang seperti fikih, hadits, nahwu, lughoh, dan hisab.

Tidak hanya ahli dalam fikih, Ibnu Qudamah juga dikenal sebagai seorang imam dalam akidah Islam. Beliau menulis karya-karya monumental untuk membela akidah yang lurus dan memurnikan keyakinan umat Islam. Beberapa karyanya yang terkenal di antaranya adalah kitab Itsbat Shifatil ‘Uluww dan Lum’atul I’tiqad al-Hadi ila Sabil ar-Rasyad, yang menjelaskan sifat-sifat Allah dan pandangan Ahlus Sunnah terhadap sahabat Nabi radhiyallahu ’anhum.

Keilmuan Ibnu Qudamah diakui oleh para ulama besar. Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, “Tidaklah masuk ke negeri Syam setelah al-Auza’i seorang yang lebih menguasai ilmu fikih daripada Syekh al-Muwaffaq.” Ibnu Katsir rahimahullah menyebut beliau sebagai ‘Syekhul Islam’, sebuah gelar yang menandakan kedalaman ilmu dan kewibawaan dalam agama. Para ulama lain seperti adz-Dzahabi dan Ibnu Sholah juga mengakui keunggulan ilmu Ibnu Qudamah.

Ibnu Qudamah sangat menghormati ulama terdahulu seperti Imam Ahmad, Imam Syafi’i, dan al-Auza’i rahimahumullah. Beliau sering mengutip pandangan mereka dalam kitab Lum’atul I’tiqad, menunjukkan bahwa akidah para imam yang empat sejalan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman sahabat. Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjauhi ilmu kalam yang sering kali menyimpang dari ajaran asli Islam.

Karya-karya Ibnu Qudamah seperti Lum’atul I’tiqad terus mendapat perhatian dari ulama masa kini, termasuk Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin dan Syekh Dr. Shalih al-Fauzan. Syekh Abdurrazzaq al-Badr juga telah mengkaji kitab ini, dengan rekamannya tersedia secara online.

Penutup

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah adalah seorang ulama besar yang berperan penting dalam menyebarkan dan mempertahankan akidah Islam. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah untuk melanjutkan perjuangan beliau, menyebarkan akidah Islam yang murni di tengah umat. Aamiin.

Sumber: https://muslim.or.id/96872-ibnu-qudamah-al-maqdisi-pejuang-aqidah-dari-palestina.html