Halaqah dzikir, masjid di sisi orang sakit, majelis yang mengajak orang memakmurkan masjid dan shalat berjamaah adalah kebaikan yang dijamin Allah subhanahu Wata’ala
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Khutbah Jumat pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah
Majelis taklim, majelis maulid, majelis zikir, dan majelis yang semisal sudah menjadi tuntunan keagamaan yang melekat dalam kehidupan kaum muslim di tanah air. Sejak pagi sampai malam, kita bisa memilih mau mendatangi majelis yang mana, dengan pengasuh siapa, dan materi apa.
Hal ini berlangsung hampir setiap hari. Tinggal soal niat dan kemauan diri kita untuk mau atau tidak menghadiri majelis kebaikan di sekitar lingkungan tempat tinggal kita.
Menilik besarnya majelis, Luqman Al-Hakim menyampaikan nasihat kepada putranya : “Duhai anakku, gunakan kedua matamu untuk memilih majelis. Jika kaulihat ada sekelompok orang berzikir kepada Allah ﷻ, maka duduklah bersama mereka. Jika engkau seorang yang berilmu, ilmumu akan bermanfaat. Jika kau seorang yang bodoh, mereka akan mengajarimu. Di samping itu, siapa tahu Allah ﷻ sedang memandang mereka dengan penuh kasih sayang, sehingga engkau pun memperoleh rahmat-Nya.” (Ad-Darimi).
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, Nabi Muhammad ﷺ bersabda :
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
“Jika kalian melewati taman-taman surga maka datangilah untuk menikmatinya.”
Para sahabat bertanya,
وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ
“Wahai Rasul, apakah yang dimaksud dengan taman-taman surga?” Rasul ﷺ menjawab,
حِلَقُ الذِّكْرِ
“Halaqah-halaqah (perkumpulan) zikir.” (HR. Tirmidzi)
Dari sejumlah majelis, ada enam majelis yang mendapatkan jaminan langsung dari Allah ﷻ bahwa orang yang menghadirinya berada di jalan yang sudah benar.
Rasul ﷺ bersabda :
ستة مجالس ما كان المسلم في مجلس منها إلا كان ضامناً على الله عز وجل : في سبيل الله عز وجل، وفي مسجد جماعة، أو عند مريض، أو تبع جنازة، أو في بيته، أو عند إمام مقسط يعزره ويوقره لله عز وجل
“Enam majelis yang orang muslim dijamin oleh Allah selama dia ada di salah satunya, yaitu: di jalan Allah, di masjid jamaah, di sisi orang sakit, di (tempat) jenazah, di rumahnya atau di sisi pemimpin adil yang didukung dan dihormatinya karena Allah.” (HR. Bazzar dan Thabrani)
Berdasarkan hadits di atas, ada enam tempat yang harus mendapatkan perhatian kita agar jangan sampai kita melewatkan begitu saja. Pertama, majelis di jalan Allah ﷻ. Maksudnya adalah setiap perjuangan di jalan Allah ﷻ di berbagai medan, dijamin akan mendapatkan kebaikannya sehingga matinya pun mati yang mulia. Allah ﷻ berfirman,
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah : 154)
Kaum Muslimin, jamaah Jumat yang berbahagia
Kedua, majelis dalam rangka melaksanakan salat berjamaah di masjid. Datang ke masjid dengan tujuan memakmurkannya membuat kita dijamin berada dalam kebaikan dan keimanan. Rasulullah ﷺ bersabda,
إذا رأيتم الرجل يعتاد المسجد فاشهدوا له بالإيمان
“Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa dia benar-benar beriman.” (HR Tirmidzi)
Ketiga, majelis di di sisi orang sakit. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk menjenguk saudara kita yang tengah jatuh sakit. Kita datang untuk memberikan motivasi agar memiliki sikap optimis sehingga mempercepat proses kesembuhannya.
Juga tidak lupa untuk mendoakannya apalagi jika kita mampu, kita membantunya dalam meringankan biaya pengobatannya.
Rasul ﷺ bersabda,
إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ. قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: جَنَاهَا
“Seorang muslim yang mengunjungi saudaranya sesama muslim dia senantiasa berada dalam khurfatul jannah sampai pulang dari kunjungannya itu. Bertanya seorang sahabat, ’Apa maksud khurfatul jannah itu?’ Rasulullah menjawab, ’Taman surga yang buah-buahnya masak ranum.” (HR. Muslim)
Keempat, majelis di tempat jenazah. Ketika ada muslim yang tertimpa musibah seperti kematian, maka kita sangat dianjurkan untuk bertakziah, menghibur keluarganya dan mendoakannya. Hal ini merupakan hal yang begitu mulia. Rasul ﷺ bersabda,
ما من مؤمن يعزي أخاه بمصيبة إلا كساه الله سبحانه من حلل الكرامة يوم القيامة
“Tiada seorang mukmin yang mentakziahi saudaranya yang mengalami suatu musibah melainkan Allah memberikan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah)
Kelima, majelis di rumah kita sendiri. Rumah adalah tempat kembali. Oleh karena itu, seseorang akan dijamin kebaikan dari Allah ﷻ bila dia berada di rumahnya setelah menyelesaikan urusan di luar rumah, untuk mengokohkan hubungan dengan anggota keluarga. Rasul ﷺ bersabda :
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Jamaah shalat Jumat
Keenam, majelis saat di sisi pemimpin yang adil. Menjadi keharusan setiap manusia untuk mendukung, menghormati, dan menaati pemimpin yang baik. Yaitu pemimpin yang sejalan dengan perintah Allah ﷻ dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya.
Allah ﷻ berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), serta Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.” (QS. An-Nisaa’: 59)
Demikianlah khutbah Jumat pada hari ini. Semoga menambah semangat dalam diri kita untuk memanfaatkan majelis kebaikan, guna mendulang rida Allah agar kita selamat di dunia sampai akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penulis adalah pengurus DPC Rabithah Alawiyah Kota Malang. Arsip khutbah Jumat bias buka www.hidayatullah.com atu klik di SINI