Suciati Saliman semula hanyalah pedagang kecil di Pasar Terban, Yogya. Kini dia menjadi pengusaha sukses dan mampu mewujudkan mimpinya sejak kecil untuk membangun masjid. Inilah cerita tangisnya yang pecah saat mendengar azan pertama di masjid tersebut.
Masjid megah tersebut berlokasi di Jalan Gito Gati, Pandowoharjo, Sleman. Dibangun di atas lahan seluas 1.600 meter persegi dengan tinggi bangunan 3 lantai dan satu basement. Masjid itu dinamai Masjid Suciati Saliman, sesuai nama yang membiayai pembangunannya.
Butuh waktu sekitar 3 tahun untuk membangun masjid bergaya perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Jawa tersebut. Peletakan batu pertama dilakukan 2 Agustus 2015 hingga diresmikan 13 Mei 2018, meskipun masih terus dilakukan penambahan dan pembenahan.
“Ini masih 80 persen pembangunan. Harapannya nanti bulan Agustus bisa selesai 100 persen,” kata Suciati ketika ditemui di Masjid Suciati Saliman, Selasa (29/5/2018).
Tentang keinginan membangun masjid, Suciati mengatakan hal itu adalah impiannya sejak masih usia SMP dan semakin kuat tekadnya setelah menjalankan umrah tahun 1995. Dia terobesi membangun masjid dengan model Masjid Nabawi di Madinah.
Suciati semula hanyalah pedagang ayam kecil-kecilan di Pasar Terban, Yogyakarta. Dari jualan 5 ekor ayam kampun kini dia memiliki Rumah Potong Ayam (RPA) modern dan memiliki 1.300 orang karyawan.
Perusahannya juga memproduksi makanan beku seperti nugget, sosis, bakso, dan patties dan juga tekah diajak bekerjasama sebuah perusahaan restoran waralaba ayam goreng skala internasional.
Suciati mengisahkan sedikit perasaannya ketika masjid tersebut pertama kali mengumandangkan azan, beberapa hari sebelum secara resmi masjid diresmikan penggunaannya.
“Tanggal 6 Mei 2018, azan pertama waktu salat Maghrib, saat itu saya nangis. Mimpi (saya) terkabulkan. Gimana rasanya, masjidnya sudah jadi dan adzan pertama, ya gimana rasanya, saya waktu itu mendengarkan di luar rumah,” ujarnya lirih.