Kisah Tabiin Iyas bin Muawiyah al-Muzanni: Anak Kecil yang Dijadikan Pemimpin

PADA suatu tahun, ketika Abdul Malik bin Marwan mengunjungi Bashrah sebelum menjadi khalifah, dia melihat Iyas yang masih remaja dan belum lagi tumbuh kumisnya berada paling depan sebagai pemimpin, sedangkan di belakangnya ada empat orang qurra (penghafal Alquran) yang sudah berjenggot panjang dengan pakaian resmi berwarna hijau. Maka Abdul Malik berkata, “Celaka benar orang-orang berjenggot ini, apakah di sini tak ada lagi orang tua yang bisa memimpin, sampai anak sekecil ini dijadikan pemimpin mereka?” Lalu dia menoleh kepada Iyas dan bertanya, “Berapa usiamu wahai anak muda?”

Iyas menjawab, “Usiaku sama dengan usia Usamah bin Zaid saat diangkat oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai panglima pasukan yang di dalamnya ada Abu bakar dan Umar wahai amir semoga Allah Subhanahu wa Taala memanjangkan umur Anda-.” Abdul Malik berkata, “Kemari, kemarilah wahai anak muda, semoga Allah memberkatimu.”

Di suatu tahun, orang-orang keluar untuk mencari hilal Ramadhan dipimpin langsung oleh sahabat utama Anas bin Malik al-Anshari. Ketika itu beliau telah berusia dan hampir mencapai umur 100 tahun. Orang-orang memperhatikan seluruh penjuru langit, namun tidak melihat apa-apa di langit. Akan tetapi Anas terus mencari-cari lalu berkata, “Aku telah melihat hilal, itu dia!” Sambil menunjuk dengan tangannya ke langit, padahal tak seorang pun melihatnya selain beliau.

Ketika itu, Iyas memperhatikan Anas radhiyallahu anhu, ternyata ada sehelai rambut panjang yang berada di alisnya hingga menjulur di pelupuk matanya. Dengan santun Iyas meminta ijin untuk merapikan rambut Anas yang menjulur itu, lalu bertanya: “Apakah Anda masih melihat hilal itu sekarang, wahai sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?”

Anas radhiyallahu anhu, “Tidak, aku tidak melihatnya aku tidak melihatnya..”

[baca lanjutan: Kisah Tabiin Iyas bin Muawiyah al-Muzanni: Kenapa Minuman Memabukkan itu Haram?]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2365657/anak-kecil-yang-dijadikan-pemimpin#sthash.Gaf2A9H9.dpuf

Kisah Tabiin Iyas bin Muawiyah al-Muzanni: Berpulangnya Sang Kadi Cerdas

TERKADANG kecerdasan dan kejeniusan Iyas ada juga yang bisa mengalahkan dengan argumen yang mematahkannya. Beliau bercerita tentang dirinya: “Aku belum pernah kalah kecuali dengan satu orang. Ketika itu di sidang pengadilan Bashrah seseorang menjadi saksi bahwa kebun anu adalah benar-benar milik si Fulan dan dia menguatkannya kepadaku.”

Aku bertanya untuk menguji kebenaran pengakuannya, “Berapa jumlah pohon di dalamnya?” Orang tersebut menunduk sejenak, lalu balik bertanya, “Berapa lama tuan menjabat qadhi di majelis ini?” Aku menjawab, “Sejak beberapa tahun yang lalu.” Lalu dia bertanya, “Berapa jumlah genting di pengadilan ini?” Aku tak mampu menjawabnya, lalu aku katakan, “Kebenaran ada di pihakmu,” lalu kuterima kesaksiannya itu.

Di saat memasuki usia 76 tahun, Iyas bin Muawiyah bermimpi bertemu ayahnya yang telah wafat. Keduanya berlomba naik kuda, ternyata tak ada yang menang. Ayah Iyas wafat tatkala berusia 76 tahun. Suatu malam Iyas bertanya kepada keluarganya, “Kalian tahu ini malam apa?”

“Tidak”, jawab mereka. Beliau melanjutkan, “Malam ini adalah bertepatan dengan malam kematian ayahku.” Keesokan harinya, didapatkan bahwa Iyas telah wafat. Semoga Allah merahmati Iyas, hakim yang dikenal sangat cerdas dan jenius pada masanya.

[Sumber: Mereka adalah Para Tabiin, Dr. Abdurrahman Raat Basya, At-Tibyan]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2365663/berpulangnya-sang-kadi-cerdas#sthash.KVKOMztb.dpuf