Jadilah Mukmin yang Sehat dan Kuat

Olahraga tidak hanya dianjurkan dalam Islam, tetapi juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai teladan umat.

Pentingnya Keseimbangan dalam Ibadah dan Kesehatan

Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya padanya, “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan terjaga di malam hari?” Aku pun menjawab, “Benar, ya Rasulullah.” Rasulullah kemudian bersabda, “Jangan lakukan semua itu. Berpuasalah dan berbukalah, terjaga dan tidurlah, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu.” (HR Bukhari).

Larangan Rasulullah SAW ini sangat beralasan. Berlebihan dalam beribadah hingga mengabaikan kondisi fisik dapat berdampak negatif pada kesehatan, yang akhirnya memengaruhi kualitas hidup dan ibadah seseorang. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga kesehatan, bahkan Allah akan meminta pertanggungjawaban atas pemanfaatan nikmat tersebut.

Kesehatan: Nikmat yang Perlu Dijaga

Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Tirmidzi, “Pertanyaan pertama yang diajukan kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti mengenai kenikmatan dunia adalah, ‘Bukankah Aku telah memberimu badan yang sehat?’” (HR Tirmidzi).

Namun, menurut Rasulullah SAW (dalam HR Bukhari), kesehatan adalah salah satu dari dua kenikmatan yang sering kali menipu manusia. Kenikmatan lainnya adalah waktu luang. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sering memberikan contoh dan nasihat agar umatnya menjaga kesehatan, salah satunya dengan berolahraga.

Olahraga yang Dianjurkan oleh Rasulullah SAW

Di antara berbagai olahraga yang ada, Rasulullah SAW menganjurkan renang dan memanah. Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ajari anak laki-laki berenang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal untuk wanita.” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’b al-Iman lil Baihaqi).

Dalam hadis lainnya dijelaskan, bahwa permainan bukanlah sesuatu yang termasuk zikir, namun Rasulullah SAW mengecualikan permainan berkuda, lari, dan berenang. Dari ‘Atho’ bin Abi Rabbah, beliau berkata, “Saya melihat Jabir bin ‘Abdurrahman dan Jabir bin ‘Amir al-Anshari sedang bermain panah. Maka salah satu di antara mereka merasa bosan kemudian duduk. Temannya bertanya, ‘Apakah kamu merasa malas?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Lalu, salah satu dari mereka berkata kepada temannya, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Setiap sesuatu yang bukan termasuk zikir kepada Allah adalah lahw dan la’b kecuali empat hal, yaitu bermainnya suami dengan istrinya, pengajaran seseorang terhadap kudanya, larinya seseorang di antara dua garis (start dan finis), dan seseorang yang mempelajari renang.” (HR Abu Nu’aim al-Ashbahani).

Kisah Aisyah ra dan Lomba Lari

Istri Rasulullah, Aisyah ra, mempunyai cerita tersendiri mengenai permainan lari. Suatu hari, ia sedang bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan saat Rasul berkata kepada para sahabatnya, “Silakan kalian berjalan duluan.” Setelah para sahabat cukup jauh meninggalkan keduanya, Rasulullah berkata, “Mari kita berlomba.” Aisyah menyambut ajakan itu dan berhasil mendahului Rasulullah dalam berlari.

Lama setelah itu, ketika tubuh Aisyah semakin gemuk, Rasulullah kembali mengajak Aisyah berlomba setelah meminta sahabat-sahabatnya berjalan lebih dulu. Aisyah berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini (gemuk)?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Aku pun melayani ajakan itu dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, “Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Kesimpulan

Olahraga adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis lainnya (riwayat Muslim), beliau menegaskan pentingnya menjadi pribadi yang kuat: “Seorang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang Mukmin yang lemah dalam segala kebaikan.”

KHAZANAH