Jamaah haji harus mengukur kemampuan dan memperbanyak istirahat untuk puncak haji.
Ibadah bagi para lansia tidak bisa dipaksakan, karena kondisi fisiknya berbeda-beda. Apalagi, saat jamaah haji Indonesia di Madinah ada sejumlah kegiatan yang dilakukan.
Misalnya, kegiatan ziarah maqbarah Rasulullah SAW, ziarah ke makam Baqi, ibadah arbain yakni shalat 40 waktu berjamaah di masjid Nabawi, ziarah ke masjid Quba, masjid Qiblatain dan masjid Khandaq. Lalu, ada ziarah ke jabal Uhud. Rangkaian di Madinah diakhiri dengan melakukan niat dan ihram di Bir Ali.
“Semua itu harus menyesuaikan kemampuan masing-masing. Karena lansia ada yang mandiri ada yang tidak, maka sesuaikan kondisi, jangan memaksakan,” tambah KH. Aminuddin Sanwar, petugas Bimbingan Ibadah Sektor 1, Senin (29/5/2023).
Dia mengingatkan jamaah wajib menjaga kesehatan. Juga, selalu memakai atau membawa sandal, jika akan lama di masjid disarankan membawa makanan dan minuman.
“Jalankan sesuai kemanpuan, kalau memang nggak mampu jangan dipaksakan. Karena dalam setiap menjalankan ibadah, jamaah memiliki kapasitas kemampuan individu masing-masing dan beebeda,” tuturnya.
“Allah selalu memberikan jalan keluar. Ini baru awal, dan sunah. Masih ada yang wajib di Makkah maka jaga kesehatan. Jangan sampai memburu sunah, tapi mengabaikan atau mengorbankan yang wajib. Serahkan kepada Allah yang memiliki sifat rahman dan rahim,” ukar KH Aminuddin Sanwar.
Menurut dia, sosialisasi akan terus dilaksanakan ke semua kloter di Sektor 1. Petugas Layanan Jamaah Lansia Sektor 1 Madinah, Nasrullah Jamaludin mengatakan, pihaknya tak henti-henti melakukan sosialisasi tentang pelayanan lansia di bidang kesehatan hingga ibadah. “Menjaga kesehatan itu penting, jangan sampai diabaikan. Karena rangkaian ibadahnya masih panjang dan menuntut kondisi fisik yang prima,” katanya.