Penggunaan Hotel di Mahbas Jin Bakal Dievaluasi

Salah satu kesulitan jamaah haji adalah soal transportasi.

Penggunaan hotel di kawasan Mahbas Jin dinilai menyulitkan jamaah haji Indonesia. Dari evaluasi diketahui salah satu kesulitan tersebut adalah soal transportasi.

“Ini ada beberapa pemikiran, salah satunya mungkin disampaikan ada daerah-daerah tertentu seperti Mahbas Jin, itu kita kesulitan transportasi. Kita akan pertimbangkan apakah memang akan pakai lagi atau cari lokasi lain yang memungkinkan jemaah itu mendapat layanan secara maksimal,” kata Irjen Kementerian Agama Faisal Ali Hasyim terkait evaluasi pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023 M, Rabu (5/7/2023).

Seperti diketahui, kawasan Mahbas Jin ada 2 sektor jamaah haji Indonesia. Lokasi ini memang sangat dekat dengan Masjidil Haram. Namun demikian, kawasan ini tidak memiliki bus khusus untuk jamaah haji Indonesia.

“Di Mahbas Jin kan kita gabung dengan jalur internasional sehingga jamaah kita campur baur dengan jamaah internasional kan. Nanti kemungkinan hotel-hotel yang di Mahbas Jin walaupun ini belum keputusan ya kemungkinan akan dipertimbangkan direlokasi ke tempat lain gitu,” ucapnya.

Di sisi lain, bagi hotel yang pelayanannya baik, akan direkomendasikan kembali untuk dipakai tahun depan. “Berdasarkan pengalaman tahun ini penilaian teman-teman di lapangan kita sudah menetapkan mungkin beberapa hotel bagus, layak untuk dilanjutkan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan merekomendasikan kepada Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) untuk melakukan kontrak ulang.

“Kita akan rekomendasikan kepada Dirjen PHU untuk kontrak ulang lagi lah seperti itu. Ya paling tidak harganya tidak melebihi harga sekarang,” katanya.

IHRAM

Jamaah Haji Indonesia Harus Miliki BPJS

JAKARTA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dokter Eka Jusuf Singka mengatakan seluruh jamaah haji Indonesia harus memiliki kartu Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).

“Faktanya sampai saat ini masih terdapat jamaah haji yang mendapat perawatan tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), ini akan memberatkan jamaah haji jika mendapat perawatan di rumah sakit,” ujar dia dalam website kemkes.go.id, Ahad (30/7).

Sesuai dengan Permenkes Nomor 62 tahun 2016 semua jamah haji masuk dalam JKN. Ini penting karena jamaah haji sebagian besar tidak bisa dicover melalui penerima bantuan iuran (PBI) yang dibiayai negara. Mereka adalah masyarakat yang tidak tergolong penduduk miskin.

Semua jamaah haji Indonesia wajib memiliki kartu JKN. Sehingga ketika mereka mendapat perawatan di RS Embarkasi atau Debarkasi memperoleh jaminan kesehatan.

Menurut dia, Kemenkes, BPJS dan Kemenag telah berkoordinasi sejak 2016. Namun memang sampai saat ini belum semua jamaah haji memiliki kartu JKN yang dikeluarkan BPJS.

“Mulai tahun ini, jika ada jamaah haji yang masuk perawatan rumah sakit ketika masih berada di Indonesia tidak ditanggung kami, tapi harus menggunakan BPJS,”jelas dia dalam Lokakarya Berhaji sehat di RS Haji Jakarta, Sabtu (29/7).

Eka mengatakan ada satu orang yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit saat berada di asrama haji. Pasien ini menghabiskan biaya dua juta rupiah, tetapi tidak ditanggung oleh PBI dan harus mengunakan BPJS.

 

IHRAM

Hujan Sambut Jamaah Haji Indonesia di Makkah

Matahari perlahan tertutup awan. Langit menjadi gelap. Petir dan gemuruh bersahutan  di langit Makkah, Arab Saudi, Ahad (30/8) petang. Hujan pun membasahi Tanah Haram ketika jamaah haji asal Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) JKS (Jakarta-Bekasi) 01 tiba di Makkah.

Pada siang hari, Makkah sangat panas dengan suhu maksimal 44 derajat celcius. Bahkan, sekitar 30 menit sebelum jamaah tiba, temperatur di Kota Kelahiran Nabi masih mencapai 42 derajat celcius. Bus pertama yang membawa romongan jamaah haji asal Indonesia tiba di pemondokan nomor 704, Sektor 7, Jarwal, Makkah, pukul 15.00 waktu Arab Saudi (WAS).

Ketika masuk ke Hotel Jirand Al-Taseer yang menjadi pemondokan 704, jamaah disambut dengan marawis. Pengurus muasasah dan maktab membagikan bunga kepada jamaah. Pengawas perumahan dan katering Sektor 7 membagikan kunci berbentuk kartu kepada kepala rombongan.

Selanjutnya, kepala rombongan membagikan kepada jamaah. Setelah menerima kunci, jamaah langsung naik ke lantai 1. Setiap kamar berkapasitas tiga hingga empat orang. Laki-laki dan perempuan menempati kamar yang berbeda.

“Alhamdulillah, ternyata Negara kita sangat perhatian dengan jamaah haji. Di setiap titik selalu ada petugas yang memperhatikan,” kata Elis Supena Salha (39 tahun) dengan wajah sumringah ketika masuk ke dalam kamar.

Elis pun bercerita dia dan suaminya berangkat mendampingi ibunya, Ubed Jubaedah Junaedi (60). Ubed yang duduk di samping Elis tampak mengenakan gelang merah. “Di Madinah juga ternyata bisa shalat lebih dari 40 waktu,” kata Elis yang perlahan menitikan air mata.

Perempuan asal Tasikmalaya itu mengaku tidak menyangka ada banyak petugas memberikan perhatian dan memastikan jamaah dalam kondisi baik. Menurut dia, fasilitas yang diberikan juga cukup baik seperti kasur yang empuk. “Terima kasih. Semoga ibadah haji kami lancar dan mabrur,” ujar dia.

Konsul Jenderal RI Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra yang menyambut jamaah dari Kloter JKS 01 menyatakan sebagian besar sudah masuk ke kamarnya. “Mereka sangat senang dan sudah melihat fasiltas yang ada di hotel,” kata dia.

Dharmakirty menyatakan pemondokan nomor 704 ini bakal ditempati enam ribu jamaah asal Indonesia. Selama di Makkah, jamaah juga akan mendapatkan layanan makan siang selama 15 kali. “Di area lebih dari dua ribu meter juga akan ada bus shalawat,” kata dia.

Dharmakirty pun mengingatkan jamaah untuk menjaga kesehatan. Saat ini, cuaca di Makkah memang mulai peralihan ke musim dingin. Kendati demikian, suhu pada siang hari di Kota Nabi Ibrahim ini masih sangat panas.

“Jangan paksakan untuk selalu masuk ke Masjidil Haram setiap waktu shalat. Prosesi di Arafah masih September nanti, jadi jaga fisik, jaga kesehatan. Yang tidak kalah pentingnya, jaga komunikasi sesama jamaah. Kalau pergi keluar harus saling memberitahu,” ujar Dharmakirty.

Pada Ahad ini, sebanyak 4.636 jamaah asal Indonesia yang tergabung dalam 12 kloter dijadwalkan tiba di Makkah. Mereka bakal ditempatkan di Sektor 5, 6, 7, 9, dan 1. Jamaah akan melakukan umrah qudum atau kedatangan setelah semua jamaah di masing-masing kloter berkumpul.