Penggunaan Hotel di Mahbas Jin Bakal Dievaluasi

Salah satu kesulitan jamaah haji adalah soal transportasi.

Penggunaan hotel di kawasan Mahbas Jin dinilai menyulitkan jamaah haji Indonesia. Dari evaluasi diketahui salah satu kesulitan tersebut adalah soal transportasi.

“Ini ada beberapa pemikiran, salah satunya mungkin disampaikan ada daerah-daerah tertentu seperti Mahbas Jin, itu kita kesulitan transportasi. Kita akan pertimbangkan apakah memang akan pakai lagi atau cari lokasi lain yang memungkinkan jemaah itu mendapat layanan secara maksimal,” kata Irjen Kementerian Agama Faisal Ali Hasyim terkait evaluasi pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023 M, Rabu (5/7/2023).

Seperti diketahui, kawasan Mahbas Jin ada 2 sektor jamaah haji Indonesia. Lokasi ini memang sangat dekat dengan Masjidil Haram. Namun demikian, kawasan ini tidak memiliki bus khusus untuk jamaah haji Indonesia.

“Di Mahbas Jin kan kita gabung dengan jalur internasional sehingga jamaah kita campur baur dengan jamaah internasional kan. Nanti kemungkinan hotel-hotel yang di Mahbas Jin walaupun ini belum keputusan ya kemungkinan akan dipertimbangkan direlokasi ke tempat lain gitu,” ucapnya.

Di sisi lain, bagi hotel yang pelayanannya baik, akan direkomendasikan kembali untuk dipakai tahun depan. “Berdasarkan pengalaman tahun ini penilaian teman-teman di lapangan kita sudah menetapkan mungkin beberapa hotel bagus, layak untuk dilanjutkan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan merekomendasikan kepada Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) untuk melakukan kontrak ulang.

“Kita akan rekomendasikan kepada Dirjen PHU untuk kontrak ulang lagi lah seperti itu. Ya paling tidak harganya tidak melebihi harga sekarang,” katanya.

IHRAM

Jamaah Lansia dan Disabilitas Diupayakan Pulang Lebih Awal

Jamaah haji lansia dan disabilitas sudah semuanya kembali ke hotel.

ementerian Agama mengupayakan pemulangan lebih awal jamaah lansia dan disabilitas. Upaya ini bagian dari bentuk kepedulian terhadap jamaah haji.

 “Kami sedang mengupayakan agar jamaah lansia dan disabilitas bisa dipulangkan lebih awal (tanazul) ke Tanah Air dengan mengisi kursi pesawat yang kosong saat pemulangan,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Ahad (2/7/2023).

Menurut Hilman, setelah menjalani Wukuf di Padang Arafah, Mabit di Muzdalifah, dan Mina serta melempar jumrah Ula, Wustha, Aqobah jamaah haji kini berada di Makkah.”Seluruh jamaah haji lansia dan disabilitas kini sudah kembali ke hotel asalnya masing-masing dan berkumpul bersama jemaah yang satu kloter (kelompok terbang),” ujarnya.

Hilman mengatakan, proses kepulangan jemaah haji gelombang pertama akan berlangsung mulai 4 Juli 2023 melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Penimbangan barang bagasi mulai dilakukan pada 2 Juli 2023. Untuk jamaah haji gelombang kedua, akan mulai diberangkatkan ke Madinah pada 10 Juli 2023. 

“Alhamdulillah, bersama ini kami tegaskan kembali bahwa fase puncak haji di Armina hari ini sudah berakhir,” tandas Hilman. 

IHRAM

Sebelumnya, Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Haryanto mengatakan rencana kepulangan jemah haji Indonesia akan dimulai 4 Juli, sebanyak 18 kloter.

Kloter pertama yang akan kembali ke Tanah Air yakni dari embarkasi Batam (BTH). Mereka akan terbang dari Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah pada pukul 00.05 waktu Arab Saudi (WAS).

 “Setelah itu, menyusul jemaah haji dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) kloter 1, yang terbang pada pukul 00.10 WAS,” ujarnya. 

Alhamdulillah, Rangkaian Puncak Haji di Armuzna Telah Selesai

Alhamdulillah, Rangkaian Puncak Haji di Armuzna Telah Selesai

Jamaah haji Indonesia telah melalui rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) berakhir pada 13 Dzulhijjah atau Sabtu 1 Juli 2023. Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Mina Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Zaenal Muttaqien menyebut secara umum seluruh tahapan Armina berjalan baik.

“Secara keseluruhan alhamdulillah berjalan dengan baik mulai proses pelaksanaan ibadah wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, kemudian mabit selama 3 hari di Mina, secara keseluruhan berjalan dengan baik kalaupun ada hal-hal yang perlu menjadi catatan dan koreksi sebagai evaluasi bagi kita agar ibadah haji lebih baik lagi tahun-tahun berikutnya,” kata Zaenal.

Zaenal mengatakan hal pertama sebagai bahan evakuasi adalah  kapasitas tenda. Adanya penambahan kuota jamaah haji Indonesia mempunyai konsekuensi  dengan kapasitas tenda di Mina. “Kita mungkin sudah mempersiapkannya tenda, tetapi kemudian ada kuota tambahan, ini kita perlu perhatikan secara bersama-sama” kata dia.

Terkait konsumsi kata Zaenal, harus terus berkomunikasi dengan Masyariq atau pengelola Armina agar mempersiapkan lebih awal. “Termasuk juga fasilitas MCK (mandi cuci kakus), terkait dengan air di awal-awal masih ada kendala kemudian kita terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Masyariq alhamdulillah secara berangsur-angsur sudah semakin membaik hingga pada tanggal 12 Dzulhijah,” kata dia.

Zaenal mengatakan persoalan transportasi di Armina sudah diperhitungkan dengan matang oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Jika terlalu banyak transportasi akan membuat jalan macet sehingga perlu dipertimbangkan. “Artinya transportasi kurang bisa jadi menghambat, tetapi transportasi yang berlebihan menyebabkan macet , ini harus kita pertimbangkan juga dengan matang,” kata dia.

Dia menjelaskan jamaah haji Indonesia yang sudah meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah atau dikenal nafar awal sekitar 142.00 dari total 212.000 jamaah haji reguler yang melaksanakan wukuf di Arafah. “Dari keseluruhan, maka hanya sekitar 30% lagi yang akan meninggalkan Mina untuk masuk ke Makkah, mereka mengambil nafar tsani pada 13 Dzulhijjah,” kata Zaenal.

Dia mengatakan sebagian jamaah bahkan sudah ada yang melaksanakan tawaf Ifadah di Masjidil Haram dan tahalul qubra. “Sebagian jamaah sudah tawaf ifadah dan kemudian tahalul qubro, jadi sudah selesai seluruh rangkaian ibadah haji yang dilaksanakan oleh jamaah haji Indonesia, ” kata Zaenal.

Dia mengatakan seluruh petugas Satgas Mina memastikan seluruh tenda-tenda atau maktab kosong tidak ada satu pun jamaah yang tertinggal di Mina. Hal yang sama dilakukan pada 12 Dzulhijjah saat nafar tsani.

“Kita akan melakukan sweeping dan pemeriksaan secara ketat baik di tenda, kamar mandi atau di tempat-tempat yang mungkin bisa jadi ada jemaah Indonesia yang harusnya meninggalkan Mina, tetapi masih berada di Mina,” kata dia. 

IHRAM

Potensi Jamaah Tersesat Masih Tinggi

Jamaah harus menempuh jarak sejauh empat kilometer pergi pulang ke Jamarat

Oleh AGUNG SASONGKO dan FUJI EP dari MAKKAH, ARAB SAUDI

MAKKAH — Jamaah haji sudah memasuki prosesi lontar jumrah kedua di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada 11 Dzulhijjah atau Kamis (29/6/2023) WAS. Meski tingkat kepadatan sedikit mereda ketimbang hari pertama saat jamaah melakukan prosesi lontar jumrah Aqabah, masih banyak jamaah yang tidak mengetahui dimana arah tenda.

Berkurangnya kepadatan jamaah ini dikonfirmasi oleh Kepala Seksi Layanan Lansia Daker Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arief Nurawi. Menurut dia, prosesi lempar jumrah pada hari tasrik sudah longgar.

Kepadatan seperti saat jamaah melakukan jumrah aqabah sehari sebelumnya sudah berkurang. “Iya sudah longgar, puncaknya memang pas jumrah aqabah,” ucap dia di Mina, Kamis (29/6/2023).

Menurut Arief, hal itu terjadi karena banyak jamaah yang langsung melakukan tawaf ifadah di Masjidil Haram setelah melaksanakan jumrah aqabah. Mereka melakukan prosesi sai kemudian tahalul dan kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat.

Selain itu, ada jamaah yang memang masih kelelahan setelah mengikuti rangkaian puncak ibadah haji.

Kepala Satuan Operasi (Kasatops) Arafah Muzdalifah Mina (Armina) Kolonel (Laut) Harun Ar Rasyid mengatakan, banyak jamaah yang berangkat maupun kembali dari arah jamarat tidak tahu arah tenda. Dia mengatakan PPIH Arab Saudi berupaya membantu segala permasalahan yang dialami jamaah untuk memberikan solusi.

“Apalagi saat ini begitu datang jamaah dari Arafah kemudian Muzdalifah lalu datang ke Mina. Ketika kembali dari Jamarat para petugas akan membantu mencarikan jalan ke arah tenda,” kata dia.

Ketika kembali dari Jamarat para petugas akan membantu mencarikan jalan ke arah tenda

HARUN ARRASYID Kasatops Armina 

Harun mengatakan, jamaah haji di Mina harus menempuh perjalanan panjang saat lempar jumrah ke jamarat. Dari tenda pemondokan ke mulut terowongan jaraknya bervariasi yakni dari 500 meter hingga 1,5 kilometer. Sementara, panjang terowongan sekitar dua kilometer. Untuk pergi pulang, jamaah harus menempuh jarak sejauh empat kilometer.

Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Al Rasyid mengatakan, untuk memberikan rasa aman dan memitigasi risiko yang menimpa jamaah, pihaknya membentuk 5 Pos MCR. “Di terowongan di jamarat, Ula, Wustha, Aqabah, kita siapkan pos MCR,” kata dia, Kamis (29/6/2023).

photo

Menurut Arief, hal itu terjadi karena banyak jamaah yang langsung melakukan tawaf ifadah di Masjidil Haram setelah melaksanakan jumrah aqabah. Mereka melakukan prosesi sai kemudian tahalul dan kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat. Selain itu, ada jamaah yang memang masih kelelahan setelah mengikuti rangkaian puncak ibadah haji. Kepala Satuan Operasi (Kasatops) Arafah Muzdalifah Mina (Armina) Kolonel (Laut) Harun Ar Rasyid mengatakan, banyak jamaah yang berangkat maupun kembali dari arah jamarat tidak tahu arah tenda. Dia mengatakan PPIH Arab Saudi berupaya membantu segala permasalahan yang dialami jamaah untuk memberikan solusi. “Apalagi saat ini begitu datang jamaah dari Arafah kemudian Muzdalifah lalu datang ke Mina. Ketika kembali dari Jamarat para petugas akan membantu mencarikan jalan ke arah tenda,” kata dia.

 
Ketika kembali dari Jamarat para petugas akan membantu mencarikan jalan ke arah tenda
HARUN ARRASYID Kasatops Armina 
 

Harun mengatakan, jamaah haji di Mina harus menempuh perjalanan panjang saat lempar jumrah ke jamarat. Dari tenda pemondokan ke mulut terowongan jaraknya bervariasi yakni dari 500 meter hingga 1,5 kilometer. Sementara, panjang terowongan sekitar dua kilometer. Untuk pergi pulang, jamaah harus menempuh jarak sejauh empat kilometer. Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Al Rasyid mengatakan, untuk memberikan rasa aman dan memitigasi risiko yang menimpa jamaah, pihaknya membentuk 5 Pos MCR. “Di terowongan di jamarat, Ula, Wustha, Aqabah, kita siapkan pos MCR,” kata dia, Kamis (29/6/2023).

photo

Di setiap pos, ada petugas gabungan dari berbagai unsur seperti kesehatan, Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), Emergency Medical Team (EMT), Linjam, dan pelayanan lansia yang sama-sama memperhatikan jamaah saat melakukan lontar jumrah. “Dengan adanya petugas jamaah akan merasa aman karena ada hubungan emosional dan motivasi,” katanya. Dia menyebut pos MCR tersebut berada di Jamarat lantai atas dan di lantai dasar atau bawah. Pos MCR ini bersinggungan dengan petugas yang berjaga di rute pos Jamarat. “Jadi 5 pos MCR ada di lantai atas dan 5 pos di lantai dasar. Jadi selain kita buat rute pos Jamarat 1 sampai 8 di situ juga ada MCR 1-5. Itulah pos yang berasiran yang bisa memberikan pelayanan juga bisa memantau jamaah terutama yang lansia,” kata dia. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mina Zaenal Muttaqin mengatakan, 5 Pos MCR dibentuk untuk memantau pergerakan jamaah saat di Jamarat. Pos-pos tersebut bertujuan untuk melayani jamaah haji yang menjalankan lempar jumrah pada tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah untuk nafar awal dan tambahan 13 Dzulhijjah untuk nafar tsani. “Termasuk saat pendorongan jamaah ke Makkah,” ujar dia. Dari pantauan Republika, situasi di terowongan jamarat tidak padat seperti sebelumnya saat lempar jumrah aqobah. “Alhamdulillah, jamarat sekarang sudah lebih sepi, enggak kaya kemarin yang padat,” ujar Mahyudin (83) pada Kamis (29/6/2023).

 
Alhamdulillah, jamarat sekarang sudah lebih sepi, enggak kaya kemarin yang padat
MAHYUDIN Jamaah asal Aceh 
 

Jamaah haji asal Aceh yang mendatangi Jamarat bersama rekannya ini mengaku, bersyukur bisa melaksanakan lempar jumrah yang merupakan wajib haji dengan lancar tanpa ada halangan. “Saya semangat terus, semoga dikasih kesehatan sama Allah jadi bisa laksanain ibadah haji sampai selesai,” ucapnya. Seperti diketahui, lempar jamarat adalah bagian dari rangkaian prosesi ibadah haji sebagai perlawanan terhadap setan. Hal ini merupakan tindakan yang mencontoh Nabi Ibrahim ketika dia dan putranya, Nabi Ismail, mendapatkan godaan setan. Lontar jumrah dilakukan dengan melempari batu ke tiang-tiang jamarat. Penjagaan dan pengawasan terus dilakukan oleh tim petugas haji di berbagai pos Mina.

Arab Saudi Obati 500 Jamaah Haji Menderita Kelelahan Akibat Panas

Jamaah haji telah menyelesaikan ibadah di Arafah pada Selasa malam.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengonfirmasi pada Selasa (27/6/2023), jumlah jamaah yang mengalami kelelahan akibat panas mencapai 500 orang. Sebanyak 166 ribu jamaah di antaranya telah diberikan layanan kesehatan.

Juru bicara resmi kementerian Mohammed Al-Abdali, mengatakan jamaah telah menyelesaikan ibadah di Arafah pada Selasa malam dan melanjutkan untuk melakukan ritual tersisa, termasuk bermalam di Muzdalifah. Dia menyoroti keberhasilan persiapan Kementerian Kesehatan dan rencana operasinya untuk Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji tahunan.

Ia mencontohkan, persiapan kementerian memiliki beberapa aspek, antara lain partisipasi semua sektor dengan menerjunkan sekitar 36 ribu kader, 32 ribu di antaranya dari Kementerian Kesehatan saja. Jumlah relawan yang berpartisipasi dalam memberikan layanan kesehatan melebihi 7.600 tahun ini.

Al-Abdali mengatakan Kementerian Kesehatan telah melengkapi beberapa rumah sakit lapangan di Arafah. Dia juga mengapresiasi upaya kesehatan Kementerian Pertahanan yang menghasilkan tiga rumah sakit lapangan. 

Sedangkan Kementerian Garda Nasional berfokus pada melengkapi pusat penanganan kasus kelelahan akibat panas. Dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (28/6/2023) juru bicara Kementerian Kesehatan menunjukkan 400 jamaah dengan kondisi kesehatan yang lebih buruk diberikan dukungan untuk bergabung dengan konvoi kesehatan yang membawa mereka untuk tinggal di Arafah.

Sementara itu, Juru Bicara Keamanan Kementerian Dalam Negeri Kolonel Talal Al-Shalhoub mengumumkan bahwa tahap pertama rencana keamanan haji telah berhasil dilaksanakan setelah pengangkutan jamaah haji dari Makkah ke tempat-tempat suci selama 24 jam terakhir.

Dia mengatakan kenaikan jamaah ke Arafah dan sholat mereka di sana dilakukan dengan tenang dan damai setelah mereka menghabiskan Hari Tarwiyah di Mina.

Juru bicara menambahkan fase kedua dari rencana sedang dilaksanakan untuk mengangkut jamaah dari Arafah ke Muzdalifah untuk bermalam di sana. Setelahnya, mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali ke Mina untuk melakukan lempar jumroh secara simbolis di Jamarat.

Kemudian, jamaah akan kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Al-Ifadah, mengelilingi Ka’bah. Al-Shalhoub memuji peran personel keamanan dalam melaksanakan tahap kedua dari rencana haji, yang memerlukan pengaturan lalu lintas dan pergerakan pejalan kaki antara Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Juru bicara itu meminta para peziarah untuk mematuhi peraturan selama pergerakan mereka di tempat-tempat suci.

IHRAM

Menteri Arab Saudi: 1,8 Juta Jamaah dari 150 Negara Tunaikan Ibadah Haji

Saudi mengembangkan dan memperluas layanan kartu pintar untuk jamaah.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah mengatakan jumlah jamaah yang datang untuk menunaikan ibadah haji tahun ini mencapai 1.845.045 orang dari lebih dari 150 negara. Hal ini disampaikan Al-Rabiah dalam konferensi pers yang digelar di Makkah, Selasa (27/6/2023).

Al-Rabiah juga mengumumkan keberhasilan rencana membantu jamaah menuju Arafah. Menurut dia, seluruh jamaah haji datang ke Arafah tepat pukul 10.00 waktu setempat karena tingkat kepatuhan dalam pergerakan jamaah mencapai 98 persen.

Dia pun menekankan persiapan awal telah dilakukan untuk haji tahun ini, melalui pembentukan pusat untuk mengelola semua tugas dan proyek yang berkoordinasi dengan semua sektor pemerintah.

“Tahun ini kita melihat rencana pengelompokan dan penaikan jamaah dilakukan dengan mudah, dan hasilnya sudah terlihat lebih awal,” ujar Al-Rabiah dikutip dari laman Saudi Gazette, Rabu (28/6/2023)

Sedangkan, terkait dengan penggunaan teknologi pintar atau smart technology, menurut Al-Rabiah, ia telah mengembangkan dan memperluas layanan kartu pintar untuk jamaah. Jamaah dapat mengakses lokasi mereka di dalam tempat suci.

“Kami juga telah bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang peta untuk memastikan bahwa lokasi kampanye tercermin dalam sistem elektronik,” ucap Al-Rabiah.

Untuk diketahui, Otoritas Umum Statistik mengumumkan jumlah jamaah haji asing yang berasal dari negara-negara Arab tahun ini berjumlah 346.214 yang mewakili 21 persen. Sementara, jamaah dari negara-negara Afrika (tidak termasuk negara-negara Arab), mencapai 221.863 (13,4 persen).

Sedangkan jumlah jamaah dari Eropa, Amerika, Australia, dan negara-negara lain yang tidak terklasifikasi mencapai 36.521 atau 2,1 persen. Di antara jamaah haji, sebanyak 1.593.271 jamaah tiba melalui bandara, dan 60.813 jamaah tiba melalui jalur darat. Sedangkan jamaah yang tiba melalui pelabuhan laut berjumlah 6.831 jamaah.

IHRAM

Kisah Uwais al Qarni Menggendong Ibunya Naik Haji

Berikut adalah kisah Uwais al Qarni menggendong ibunya naik haji. Ia menggendong ibunya untuk menunaikan ibadah haji dari Yaman hingga Makkah. Alkisah Uwais mendapat ujian berupa penyakit kulit yang dideritanya. Namun dengan kesulitan fisik tersebut tak menyurutkan baktinya untuk merawat ibunya yang sudah lanjut usia dan mengalami lumpuh.

Uwais selalu bisa memenuhi keinginan sang ibu, hingga suatu ketika sang ibu berkata “Wahai Uwais anakku. Mungkin aku tak akan lama lagi bisa bersamamu. Tolong usahakanlah agar aku dapat menunaikan ibadah haji,” kata ibunya. 

Setelah mendengar permintaan ibunya, Uwais terdiam sembari berpikir bagaimana cara agar bisa memenuhi keinginan ibunya. sementara untuk membeli unta sebagai kendaraan tentu tidak mungkin karena tidak ada biaya. Akhirnya ia memutuskan, kelak di musim haji ia akan membawa ibunya menunaikan ibadah haji dengan cara menggendongnya. 

Di tengah waktu menunggu musim haji Uwais membeli anak lembu yang masih kecil untuk dirawatnya.  Akhirnya Uwais membuatkan kandang untuk anak lembu tersebut di atas bukit. Setiap hari di waktu pagi hari Uwais menggendong anak lembunya itu untuk digembala di kaki bukit, hingga menjelang petang ia kembali menggendong anak lembu itu untuk dikembalikan ke kandangnya yang ada di atas bukit. Rutinitas itu ia lakukan setiap hari hingga masyarakat disana menyangka bahwa Uwais telah gila. 

Tak terasa musim haji akan segera tiba, dan anak lembu itu sudah besar, bukan untuk dijual, ternyata pekerjaan Uwais menggendong anak lembu naik dan turun bukit itu adalah untuk melatih tenaganya agar kuat menggendong ibunya untuk pergi menunaikan ibadah haji dari Yaman ke Makkah yang itu membutuhkan tenaga yang kuat karena jauhnya jarak yang akan ditempuh. 

Akhirnya Uwais pergi bersama ibunya untuk menunaikan ibadah haji, sepanjang perjalanan panas matahari dan dinginnya udara malam tak bisa dihindari oleh Uwais, namun itu tak menyurutkan semangatnya untuk membahagiakan ibu yang disayanginya. Sesampainya di Makkah ia thawaf  tetap dengan menggendong ibunya, selepas tawaf ia lalu berdoa di depan kakbah agar Allah Swt mengampuni dosa dosa ibunya, 

Lalu ditanyalah Uwais bagaimana dengan dosamu? Dan Uwais menjawab “dengan dosa ibuku diampuni maka ibuku akan masuk surga maka cukuplah ridla ibuku yang membawaku ke surga,” katanya.  

Seketika itu penyakit kulit yang dideritanya sembuh, dan hanya menyisakan satu bercak putih sebagai tanda agar Umar bin Khattab bisa mengenalinya. Karena Rasulullah berpesan kepada Umar agar mencari orang shaleh yang bernama Uwais Al-Qarni yang di salah satu bagian tubuhnya ada bercak putih.

Baktinya kepada ibunya membuat Uwais memiliki derajat kemulian yang tinggi. Hal itu ditandai dari sabda Rasulullah Saw kepada sahabat bahwa jika para sahabat menjumpai Uwais agar meminta doa ampunan melalui Uwais. 

Dalam hadits riwayat Muslim, Sayidina Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in itu adalah orang yang bernama Uwais, ia memiliki orang tua, dan kepadanya terdapat kusta. Suruhlah dia untuk memohonkan ampun untuk kalian’.”

Demikian kisah Uwais al Qarni menggendong ibunya naik haji. Semoga bermanfaat, Wallahu a`lam.

BINCANG SYARIAH

Doa di Hari Arafah Mustajab

Berikut ini doa di hari Arafah mustajab. Doa yang dibaca pada hari Arafah memiliki keutamaan khusus dan diyakini sebagai waktu yang sangat diterima oleh Allah SWT. Namun, tidak ada doa tertentu yang secara khusus dijamin akan dikabulkan ketika dibaca di Arafah.

Banyak umat Muslim yang menjalankan ibadah haji akan menghabiskan waktu di Arafah dengan berdoa, berzikir, membaca Al-Qur’an, dan beribadah kepada Allah. Mereka memohon ampunan, rahmat, dan berbagai kebutuhan mereka kepada Allah dalam doa-doa mereka.

Saat berdoa dengan hati yang penuh keikhlasan niscaya Allah mendengar dan mengabulkan doa-doanya. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segala yang diucapkan oleh hamba-Nya.

Oleh karena itu, ketika berada di Arafah atau di tempat lain, jadikanlah setiap doa sebagai ungkapan hati yang tulus kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Dia Maha Penerima doa dan Maha Mengabulkan sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

Doa di Hari Arafah Mustajab

Pertama, diantara doa mustajab di hari Arafah adalah berikut;

اللَّهُمَّ انْقُلْنِي مِنْ ذُلِّ الْمَعْصِيَةِ إلَى عِزِّ الطَّاعَةِ وَاكْفِنِي بِحَلَالِك عَنْ حَرَامِك وَأَغْنِنِي بِفَضْلِك عَمَّنْ سِوَاكَ وَنَوِّرْ قَلْبِي وَقَبْرِي وَأَعِذْنِي مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ، وَاجْمَعْ لِي الْخَيْرَ إنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Allāhummanqulnī min dzullil ma‘shiyati ilā ‘izzit thā‘ah, wakfinī bi halālika ‘an harāmik, wa aghninī bi fadhlika ‘an man siwāk. Wa nawwir qalbī wa qabrī. Wa a‘idznī minas syarri kullih. Wajma‘ liyal khayr. Innī as’alukal hudā wat tuqā, wal ‘afāfa, wal ghinā.

Artinya, “Ya Allah, pindahkan aku dari rendahnya kemaksiatan ke kemuliaan taat. Cukupilah aku dengan halal-Mu dari barang haram-Mu. Genapilah diriku dengan kemurahan-Mu dari zat selain diri-Mu. Terangilah hati dan kuburku. Lindungilah aku dari segala bentuk kejahatan. Kumpulkanlah segala kebaikan pada diriku. Aku memohon kepada-Mu petunjuk, takwa, kecukupan, dan kekayaan.”

Kedua, doa yang sering dibaca oleh jamaah haji saat berada di Arafah:

“لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير”

La ilaha illlallah wahdah ula syarikalahu, lahul hamdu wahuwa ala kulli syain qadir

“Pada hakikatnya, tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

Ketiga, membaca doa ini;

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِي نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ ، اللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَإِلَيْكَ مَآبِي وَلَكَ رَبِّ تُرَاثِي ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الْأَمْرِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَجِيءُ بِهِ الرِّيحُ “

‘Allahumma lakal hamdu kalladzi naqulu wa khairom mimma naqulu, allahumma sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati wa ilaika ma-abi wa laka rabbi turatsi, allahumma inni a’uzu bika min ‘azabil qobri wa waswasatis shodri wa syatatil amri, allahumma inni a’uzu bika min syarrima taji-u bihir rihu.

Ya Allah, bag-iMu pujian seperti yang kami ucapkan, dan lebih baik dari apa yang kami ucapkan. Ya Allah, untuk-Mu salatku, ibadah hajiku, untuk-Mu kehidupanku dan kematianku dan kepada-Mu kami akan kembali, untuk-Mu kami tunjukkan ibadahku.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, dari hati yang ragu dan dari tercerai berainya urusan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari yang terburuk yang didatangkan oleh angin.’”

Demikian doa di hari Arafah mustajab. Semoga bermnafaat.

BINCANG SYARIAH

Keutamaan Puasa Arafah

Berikut ini adalah keutamaan puasa Arafah. Dalam Islam, puasa Arafah adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum perayaan Idul Adha. Puasa ini memiliki keutamaan khusus karena dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri menyambut hari raya besar umat Islam tersebut.

Keutamaan Puasa Arafah

Pertama, menghapus dosa. Salah satu keutamaan besar dari puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan sejak tahun sebelumnya. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa puasa Arafah mampu menghapus dosa-dosa selama setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dengan melaksanakan puasa ini dengan niat ikhlas dan penuh harapan kepada Allah, kita dapat memperoleh ampunan-Nya. Sebagaimana dalam riwayatkan Abu Qatadah  Rasulullah bersabda:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya, “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas” (HR Muslim).

رَجَعْنَا مِنَ اْلجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَي اْلجِهَادِ اْلأَكْبَرِ. قَالُوا: وَمَا جِهَادُ اْلأَكْبَرِ؟ قَالَ: جِهَادُ اْلقَلْبِ أَوْ جِهَادُ النَّفْسِ.

Artinya: “Kami telah kembali dari jihad kecil menuju jihad besar. Mereka berkata: Apakah jihad besar itu? Nabi saw menjawab: Jihad hati atau jihad nafsu.”

Kedua, meningkatkan taqwa. Puasa Arafah juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk meningkatkan taqwa mereka. Puasa ini mengajarkan kita tentang pengendalian diri dan kesabaran. Dengan menahan lapar dan haus sepanjang hari, kita belajar untuk menaklukkan nafsu dan mengontrol diri. Dalam keadaan seperti itu, kita lebih cenderung menghindari perbuatan dosa dan berupaya lebih dekat dengan Allah.

Ketiga, Puasa Arafah merupakan ibadah yang dapat memperkuat ikatan spiritual dengan Allah. Dengan melakukan puasa ini, kita menunjukkan ketaatan dan rasa cinta kita kepada Allah. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih erat dengan-Nya dan membantu kita merenungkan kebesaran-Nya.

Keempat, puasa Arafah termasuk dalam ibadah yang sangat dianjurkan, dan pahalanya juga sangat besar. Dalam hadis riwayat Ahmad, Rasulullah SAW. Bersabda;

ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام” -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: “ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Artinya, “Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu’. ‘Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.’ Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’” (HR Bukhari)

Kelima, doa mustajab. Selain mendapatkan pahala yang besar, puasa Arafah juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk berdoa kepada Allah. Pada hari Arafah, doa-doa yang dilakukan memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah SAW. bersabda,

Sebagaimana sabda Rasulullah berikut;

ومن صام يوم عرفۃ اعطاه اﷲ ثوابا مثل ثواب عيسی عليه السلام

Barangsiapa yang berpuasa pada hari arafah maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa alaihissalam.

Kesimpulan

Puasa Arafah merupakan kesempatan yang berharga bagi setiap muslim untuk mendapatkan keberkahan dan keutamaan dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan puasa ini dengan niat yang tulus, kita dapat menghapus dosa-dosa kita, meningkatkan keimanan dan taqwa, serta mendekatkan diri kepada Allah.

Manfaat yang luar biasa dari puasa Arafah ini haruslah membuat kita semakin bersemangat dan berupaya melaksanakannya setiap tahunnya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Amin.

Demikian penjelasan keutamaan puasa Arafah. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Seluruh Jamaah Haji Laksanakan Wukuf di Arafah Hari Ini

Waktu dimulai wukuf setelah tergelincirnya matahari.

Jamaah haji dari seluruh dunia termasuk jamaah haji Indonesia sedang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah, Selasa (27/6/2023). Waktu dimulai wukuf setelah tergelincirnya matahari (waktu Zhuhur) pada 9 Dzulhijjah, hari Arafah.

“Selama wukuf, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyelenggarakan khutbah wukuf dan sholat berjamaah di tenda utama dan di setiap tenda jemaah yang dilaksanakan oleh para pembimbing ibadah,” kata Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, sebagaimana rilis yang diterima Republika, Selasa (27/6/2023).

Adapun khutbah wukuf dilaksanakan di tenda utama yang akan disampaikan oleh Habib Ali Hasan al Bahar, Lc, MA. Setelahnya, kata dia, aktivitas dilanjutkan dengan sholat berjamaah jama qashar Zuhur dan Ashar, dilanjutkan zikir dan doa wukuf yang dipimpin oleh KH Aris Nikmatullah

“Prosesi dan khutbah wukuf akan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan Instagram Kementerian Agama pukul 14.45 WIB atau 10.45 WAS,” ujar dia.

Fauzin mengatakan, PPIH Arab Saudi 1444 Hijriyah/2023 Masehi tahun ini memfasilitasi 240 jamaah haji lansia dan disabilitas untuk menjalani safari wukuf. Mereka adalah jamaah lansia atau difabel yang memiliki keterbatasan dalam pergerakan sehingga tidak bisa melakukan apa-apa atau memiliki keterbatasan kemampuan fisik berat.

Fasilitasi ini dinilai sebagai upaya PPIH dalam memberikan pelindungan jamaah sekaligus agar mereka bisa menyelesaikan ibadah haji. Ia menambahkan, jamaah sakit yang disafariwukufkan diberangkatkan pada 9 Dzulhijjah 1444 H/27 Juni 2023 M mulai jam 11.00 waktu Arab Saudi (WAS) ke Arafah dengan enam bus.

Ia menjelaskan, persiapan mobilisasi dilakukan mulai jam 09.00 WAS. Setiap bus akan diisi maksimal 40 jamaah dalam kondisi duduk. Setiap bus akan dikawal sembilan petugas, terdiri atas: penunjuk jalan, dokter, pembimbing ibadah, paramedis, dan pelayanan lansia.

“Ada 54 petugas yang mengawal mereka. KKHI juga siagakan dua ambulance, on call. Untuk setiap jamaah, disiapkan antara lain kain ihram, mukena, peralatan mandi, diapers, sarung tangan, masker. PPIH Arab Saudi juga menyiapkan sejumlah kursi roda, alat pelindung diri (APD), dan alat kebersihan,” ujar dia.

Ia menambahkan, setelah melaksanakan sholat berjamaah jama’ qashar Maghrib dan Isya, secara bertahap jamaah diberangkatkan ke Muzdalifah.

“Kami mohon doa dari keluarga kamaah dan masyarakat Indonesia agar selama menjalani wukuf para jemaah, tamu Allah senantiasa diberikan kekuatan, kesehatan, dan kelancaran dalam beribadahnya,” kata dia.

IHRAM