Barbar dan Primitifnya Pasukan Salib: Buas, Jorok, dan Seks Bebas

DARI beberapa literatur yang ada, kaum Muslim menggambarkan sifat dan tabiat orang-orang Frank, termasuk para ksatrianya, adalah jorok (tidak mengerti kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan), buas, dan sangat permisif terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Walau tentara Salib ini menyatakan diri berperang atas dasar agama dan dilepas oleh Paus Urbanus yang menjadi wakil tuhan mereka di bumi, namun apa yang terjadi di lapangan ternyata mengkhianati dasar-dasar keyakinan mereka sendiri. Untuk memenuhi hasrat seksualnya, mereka mendatangkan sejumlah wanita muda Eropa yang bertindak bagaikan pelacur. Selain itu, ada banyak kaum Muslimah yang juga menjadi korban pemerkosaan.

Bahkan mereka ini tak segan-segan memakan bangkai kaum Muslim yang menjadi tawanannya seperti yang terjadi saat tentara Salib mengepung Marrat al-Numan sebelum masuk ke Yerusalem di awal perang Salib.

Walau demikian, perang Salib yang berjalan lama ini, agaknya juga menyadarkan orang-orang Eropa jika kaum Muslimin dan peradabannya ternyata tidak rendah seperti yang awalnya mereka sangka. Pada awalnya, orang Eropa menyebut orang Muslim sebagai Barbarian. Namun akibat kontak yang intensif dari perang Salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah kaum mereka, bukan Muslim.

Banyak dari para sarjana mereka mengakui jika kaum Muslimin tinggi peradabannya dan mereka harus banyak belajar dari kaum yang mengesakan tuhan ini. Mulailah terjadi transfer berbagai bidang ilmu, dari Jazirah Arabia ke daratan Eropa. Sayangnya, kondisi sekarang telah berbalik seratus delapan puluh derajat.

[Sumber: Buku Perang Salib: Sudut Pandang Islam/Carole Hillenbrand]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2329188/buas-jorok-dan-seks-bebas#sthash.d5We69mp.dpuf