Allah Swt Berfirman :
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS.Al-A’raf:179)
Dalam ayat lain Allah Swt Berfirman :
وَٱذۡكُر رَّبَّكَ فِي نَفۡسِكَ تَضَرُّعٗا وَخِيفَةٗ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ
“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS.Al-A’raf:205)
Kelalaian dalam arti syar’inya adalah suatu keadaan dimana seorang manusia kehilangan fokus atau perhatiannya kepada Allah dan kepada apa-apa yang diinginkan oleh Allah kepadanya.
Kelalaian juga bisa bermakna lupa akhirat dengan mengikuti syahwat duniawi dan terlena dengannya.
Lalu apa saja sebab-sebab yang membuat seseorang lalai dari Allah Swt ?
1. Tenggelam dalam kecintaan pada dunia.
Pikiran seorang yang menjadikan dunia sebagai ambisi terbesar dalam hidupnya akan selalu dipenuhi dengan hal-hal duniawi dan bagaimana cara ia meraih dunia sebanyak-banyaknya. Ia tidak akan mengingat hal lain selain urusan dunianya. Maka bila ia hidup dalam keadaan lalai seperti ini, maka ia tidak akan pernah mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah Swt.
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَٱطۡمَأَنُّواْ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ – أُوْلَٰٓئِكَ مَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya di neraka, karena apa yang telah mereka lakukan.” (QS.Yunus:7-8)
2. Salah satu sebab terbesar yang menjadikan seseorang lalai dari Allah dan dari akhirat adalah dosa-dosa.
Dosa membawa pengaruh yang sangat dahsyat terhadap jiwa manusia. Dosa menjadikan hati gelap dan berkarat sehingga lalai dari mengingat Allah dan mengingat kehidupan setelah kematian.
Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya seorang hamba apabila melakukan satu dosa, maka akan ada titik hitam didalm hatinya. Apabila ia beristighfar dan bertaubat maka hilanglah titik hitam itu dari hatinya. Namun apabila ia terus mengulang dan kembali maka titik hitam itu terua bertambah hingga hatinya berkarat. Dan itulah yang disebutkan dalam Firman Allah :
كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS.Al-Muthaffifin:14)
3. Dan sebab selanjutnya yang menjadikan manusia lalai adalah berteman dengan ahli maksiat.
Teman yang buruk selalu berusaha menghias keburukannya menjadi sesuatu yang wajar dan bahkan baik. Sehingga ia akan menyeret temannya untuk melakukan hal yang sama dan lalai dari Allah Swt.
Al-Qur’an berulang kali mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan teman yang buruk, seperti dalam Firman-Nya.
وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا
“Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.” (QS.Al-Kahfi:28)
Ketika manusia berteman dengan orang-orang yabg salah maka ia pasti akan menyesal kelak di hari kiamat. Allah Swt menggambarkan hal itu dalam firman-Nya :
يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلٗا
“Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).” (QS.Al-Furqan:28)
Semoga bermanfaat.