Mencintai adalah perkara mudah, tapi bertahan dari terpaan rintangan dalam menjaganya yang sulit. Jika diberi kesempatan untuk jatuh cinta, berapa kali pun itu, aku ingin menggunakannya untuk jatuh cinta padamu tiap hari. Mencintai adalah perkara mudah, membuktikannya kadang-kadang sulit. Terlebih, jika turut campur orang lain pada kehidupan kita.
Mencintai adalah perkara mudah, bertahan dari terpaan rintangan dalam menjaganya yang sulit.
Mengarungi bahtera bernama rumah tangga menjadi satu keputusan besar dalam hidupku. Siapa pun berharap ini adalah keputusan sehari seumur hidup, tidak ada orang yang ingin pernikahannya tidak baik-baik saja. Alhamdulillah, itulah yang kita rasakan hingga saat ini. Perjalanannya memang tidak mudah, tapi, toh, kita bisa bertahan dengan indah. Bukankah sesuatu akan terasa garing jika lurus-lurus saja? Mungkin begitulah yang harus kita lihat dari cobaan yang kini tengah kita rasakan ketika orang lain masih begitu peduli pada kita hingga meragukan pernikahan kita akan bertahan. Alasannya karena kamu, istriku, berasal dari keluarga yang bermasalah.
Siapa pun Tidak Ada yang Keluarganya Sempurna, meski Setitik, Ketidaksempurnaan Pasti Ada
Mungkin Mereka Hanya Meragukan Kita karena Pernah Merasakan Kasus Serupa
Bukti bahwa Aku Memilihmu dan Kamu Memilihku adalah Cukup Bukti bahwa Rasa Saling Percaya Itu Ada
Istriku, jangan bersedih lagi di kala kamu merasa tidak butuh bersedih. Jangan biarkan siapa pun menghapus senyummu. Pandanglah dunia ini lewat mata kita. Masih ada banyak orang yang mencintaimu, walau mungkin tidak bisa menggantikan peran ayah ibumu. Tunjukkan pada sekitar bahwa kita bisa berjalan, walau pelan. Setiap saat kamu ingin melakukan lompatan dan belari, tanganku kala itu siap menjagamu agar tidak terjatuh. Ingat, tidak ada keluarga yang bebas dari ketidaksempurnaan.