Allah mengangkat tubuh dan roh Nabi Isa sekaligus ke sisi-Nya.
Dalam Islam, Nabi Isa dianggap sebagai salah satu nabi dan rasul yang penting. Keyakinan umat Islam tentang Nabi Isa telah tertuang dalam Alquran, kitab suci umat Islam. Di antaranya, terdapat dalam Surat An-Nisa’ ayat 157 dan ayat 158.
Berikut keyakinan Islam tentang Nabi Isa menurut Alquran.
1. Nabi Isa tidak Disalib
Allah SWT berfirman:
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ
Artinya: “(Kami menghukum pula mereka) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka menyerupai (Isa). Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya (pembunuhan Isa), selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar tidak mengetahui (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti persangkaan belaka. (Jadi,) mereka tidak yakin telah membunuhnya.” (QS Surat An-Nisa’ [4]: 157).
Dalam Tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan bahwa ayat tersebut menerangkan bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan dan kemurkaan Allah ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Almasih putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa Almasih bernama Yudas Iskariot, salah seorang dari 12 orang muridnya.
Sedangkan dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah dijelaskan bahwa orang-orang yang berencana membunuh Isa itu kemudian menyalib seorang laki-laki yang menyerupainya dan menyangka dia adalah Isa Al-masih, sehingga orang-orang Yahudi menyangka telah membunuhnya, padahal mereka telah terkecoh dan tertipu oleh tipu daya dan bualan para pembesar mereka.
Terjadi perselisihan sengit antara orang-orang Yahudi dan Nasrani mengenai perkara Isa dan kehidupannya. Mereka saling berselisih tentang hakikat dan risalahnya sebagaimana perselisihan mereka mengenai kematiannya.
Hal ini mengakibatkan mereka terpecah menjadi banyak golongan yang semuanya tersesat dan kebingungan dalam memahami hakikat isa sehingga mereka saling mengkafirkan dan saling menuduh. Mereka membangun akidah mereka di atas prasangka-prasangka dan dugaan-dugaan dan menyulamnya dengan dongeng-dongeng dan khurafat.
Namun kenyataannya tidak seperti yang mereka sangka, mereka sama sekali tidak membunuhnya, bahkan mereka sendiri tidak yakin telah membunuhnya. Namun, dengan kuasa Allah Yang Maha Besar, Dia mengangkatnya ke langit dalam keadaan hidup dengan ruh dan jasadnya. Allah Maha Perkasa dalam kuasa-Nya dan Maha Bijaksana dalam pengaturan-Nya.
2. Nabi Isa akan Diturunkan di Akhir Zaman
Alquran surat An-Nisa’ ayat 158, Allah SWT berfirman:
بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya.185) Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Berdasarkan Tafsir Tahlili Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa Isa itu diangkat atas perintah Allah dengan badan dan rohnya dan akan diturunkan kembali di akhir zaman sebagai pembela umat Islam dan penerus syariat Nabi Muhammad SAW pada saat umat Islam berada dalam keadaan lemah setelah datangnya Dajjal.
Kejadian ini menunjukkan kekuasaan Allah untuk menyelamatkan Nabi-Nya, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya yang tercantum dalam firman Allah:
اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
(Ingatlah), ketika Allah berfirman, ”Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir…” (Ali Imran/3:55).
Tentang diangkatnya Nabi Isa ke atas langit ada perbedaan pendapat. Menurut jumhur ahli tafsir, diangkat dengan jasmani dan rohaninya, dalam keadaan hidup sebagai suatu mukjizat. Maka Isa As yang diangkat ke langit dengan jasmani dan rohani, sejak diangkat sampai turun kembali ke bumi, sepenuhnya di tangan Allah.
Jika manusia biasa saja, seperti Ashabul Kahfi, bisa tinggal dalam sebuah gua tanpa makan dan minum selama 309 tahun, kiranya tidak perlu dianggap aneh bagi seorang nabi seperti Nabi Isa, untuk tinggal di langit sekian lamanya, karena beliau diberi mukjizat oleh Allah. Pendapat lain mengatakan Nabi Isa diangkat ke langit sesudah wafat lebih dahulu.
Dalam Tafsir Al-Wajiz, pakar fikih dan tafsir negeri Suriah, Syekh Prof Wahbah az-Zuhaili menjelaskan Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya ke langit sebagaimana Yang Allah lakukan kepada Idris. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dalam kerajaan-Nya lagi Maha Bijaksana dalam segala perbuatan-Nya.
Sementara itu, dalam Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Imam Masjidil Haram, Syekh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid dijelaskan, sebenarnya Allah yang telah menyelamatkan Isa dari makar mereka. Allah mengangkat tubuh dan rohnya sekaligus ke sisi-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dalam kerajaan-Nya, tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya, memutuskan keputusan-Nya, dan menetapkan syariat-Nya.