Jimly: KH Ali Yafie Guru Semua Tokoh Intelektual Saat Ini

Figur KH Ali Yafie merupakan sosok guru bagi hampir semua tokoh intelektual saat ini, bukan cuma dari satu generasi. Bahkan, KH Ali Yafie adalah guru dari tokoh-tokoh mulai dari generasi Quraish Shihab, Nurcholish Madjid (Cak Nur), dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Jimly Asshidiqie merupakan satu dari sekian banyak tokoh yang pernah berguru kepada KH Ali Yafie. Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, mengatakan “Ini guru kita semua, semua tokoh intelektual sekarang pernah merasa berguru kepada beliau,” katanya, kepada Republika, Selasa (22/11).

Jimly mengungkapkan, dulu pernah ada semacam pengajian atau majelis diskusi, yang diadakan setiap bulan Ramadhan di akhir pekan, dan dihadiri banyak tokoh seperti Cak Nur, Gus Dur, dan Quraish Shihab. Saat itu, ujar dia, KH Ali Yafia merupakan mentor dan biasa diam saat diskusi atau perdebatan berlangsung yang biasanya baru berakhir menjelang azan Subuh.

Kata Jimly, KH Ali Yafie baru berbicara menjelang Subuh untuk memberikan kesimpulan dan rangkuman semua yang diskusi, dan kerap membuat terkesima semua tokoh intelektual yang ada. Selain itu, dia mengingat, sosok KH Ali Yafie merupakan tokoh yang bukan cuma memiliki intelektual dan pengetahuan agama mendalam, tapi juga memiliki sikap yang teguh.

“Sempat, KH Ali Yafie yang menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk mengundurkan diri, dan benar-benar berprinsip tidak ingin lagi menjabat,” katanya. Bahkan, saat itu, Jimly bersama Amidhan Saberah yang berulang kali berusaha membujuknya untuk kembali menjabat, tidak pernah berhasil menemui KH Ali Yafie sekalipun mendatangi rumahnya.

“Ini orang hebat. Semua tokoh intlektual sangat menghormati beliau, bukan cuma generasi usia 60 yang out going generation seperti saya,” ujar Jimly.

Untuk itu, dia berharap, di usia yang ke 93 tahun KH Ali Yafie dapat terus diberikan kesehatan, sehingga dapat terus menjadi guru dan membimbing bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Menurut Jimly, kaum muda pun harus bisa memberi perhatian kepada tokoh-tokoh senior, yang tujuannya regenerasi tokoh di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

 

sumber: Republika Online

Jajaki 93 Tahun, KH Ali Yafie Masih Pikirkan Keselamatan Indonesia

KH Ali Yafie menghadiri tasyakuran ke 93 tahun yang dibuat murid-muridnya. Bahkan, senyum dan kaca mata hitam khas KH Ali Yafie, tampak tidak hilang dari Guru Besar begitu banyak kampus terkemuka di Indonesia tersebut.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ali Yafie, tampaknya belum mau berhenti memikirkan masa depan bangsa Indonesia. Hal itu terbukti dari doa dan harapannya, yang ingin bangsa Indonesia benar-benar menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya mendoakan keselamatan bagi kita semua di Indonesia, baik umat Islam maupun umat-umat lain,” kata KH Ali Yafie kepada Republika, Selasa (22/11).

Walau tidak kuasa lagi berjalan jauh dan harus duduk di kursi roda, dengan suara lirihnya KH Ali Yafie masih menghaturkan doa bagi Indonesia. Ia mengaku, tidak bisa lagi berbuat banyak selain berdoa kepada Allah SWT, sehingga itu yang akan terus dilakukan bagi Indonesia.

KH Ali Yafie menekankan, siapapun orang-orang yang ada di Indonesia dengan berbagai latar belakangnya, merupakan satu-kesatuan bangsa Indonesia. Karenanya, dia berharap, Indonesia senantiasa diberikan keselamatan, mulai dari kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan.

“Semoga Allah SWT tetap memlihara rahmat-NYA kepada kita semua,” ujar mantan Ketua Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) tersebut.

Terakhir, dia mengungkapkan pentingnya semua elemen manusia di Indonesia menjaga betul-betul kesatuan dan persatuan. Menurut KH Ali Yafie, kesadaran itu harus benar-benar dimiliki setiap orang agar bangsa Indonesia mampu berkembang, terutama di era globalisasi seperti sekarang.

 

 

sumber:Repblika Online