Ki Joko Bodo dan Nilai Akhir Hidup Kita

NILAI hidup kita itu bukan saat kita jalani, tapi saat kita akhiri. Seperti Ki Joko Bodo, mungkin.

Bisa jadi nilai dan pahala ibadah bahkan iman yang kita jalani selama ini ternyata gugur habis ketika di nafas terakhir. Naudzubillah… semoga Allah jauhkan.

Bisa jadi juga bergunung-gunang dosa, keburukan dan kemaksiatan yang kita lakukan justru berguguran berganti dengan Rahmat Allah mendapatkan kematian yang husnul khatimah bahkan mendapat pahala syahid.

Jadi apa yang bisa dibanggain dari amal? Ngerasa lebih rajin ibadah, lebih bersih dari dosa dan kemaksiatan, ngerasa pantas nilai amalan orang, menghakimi orang, tapi ketika nafas tinggal di kerongkongan, kita juga gak tau segimana sebenernya keimanan kita dimata Allah, karena kesombongan sebiji sawi pun menyebabkan kita terjerat syirik dan terjerumus api neraka.

Pernah dengar dari penceramah, kita itu sebenernya udah ada listingnya bakal masuk surga atau neraka sebelum ruh dihembus di perut ibunda. Hanya rahmat Allah yang akan menolong kita jika kita mau berusaha memperjuangan surga. Kita gak pernah tau, ibadah apa, amalan yang mana yang bisa menyebabkan rahmat Allah itu datang pada kita.

Terus gimana kita yang gak melakukan apa apa buat dapet rahmat Allah? Kita? Aku……

Ki Joko Bodo berpulang setelah hijrah. Mewakafkan tanah untuk masjid, menjadikan rumahnya sebagai markas kajian islam, seorang yang dulu disebut ahli syirik… dukun… paranormal. Allah maha membulak balik hati.

Startnya dari minus.. Finish nya menang banyak… paling enggak secara kasat mata. Kita start mungkin gak diawali kesyirikan, tapi dalam perjalanan ini masih kalah upaya mencapai finish nya, masih banyak nanti… masih banyak ngitung… masih takut kurang…padahal gak tau garis Finish itu dimana, jangan jangan tinggal selangkah lagi.

Kita berakhir gimana saat ujung nafas sudah sampai dikerongkongan…. semoga dimatikan salam keadaan Husnul Khatimah dan mendapatkan pahala syahid… []

ISLAMPOS