Hafiz Alquran adalah mereka yang menghafal Alquran dalam ingatan sehingga dapat melafalkan ayat-ayat-Nya tanpa melihat mushaf Alquran. Dengan melihat kedudukan Alquran, maka hafiz Alquran memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dengan memahami dari kedudukan Alquran, keutamaan membaca Alquran, dan yang terpenting adalah berkhidmat kepada agama Allah dalam rangka memelihara kelestarian dan kemurnian sumber utama ajaran Islam.
Para ulama sepakat bahwa hukum menghafal Alquran adalah fardu kifayah. Artinya jika menghafal Alquran telah dilakukan oleh satu orang atau lebih, maka kewajiban itu menggugurkan beban masyarakat lain yang terdapat di suatu kaum, seperti pelaksanaan salat jenazah. Namun jika tidak, maka berdosalah semuanya.
Jaminan tentang pemeliharaan Alquran merupakan janji Allah. Begitupula dengan penjagaannya, Allah menjadikan orang-orang pilihan untuk menghafal dalam hatinya yang mulia dan bersih. Begitulah Allah menjelaskannya dalam QS Al-Hijr ayat 9. Lantas dimanakah urgensi hafiz Alquran di zaman serba modern seperti ini?
Para hafiz Alquran itu menghafal ayat-ayat-Nya dalam rangka menjaga kemutawattiran, yang dimaksudkan untuk memelihara jumlah para penghafal Alquran di setiap masa. Sehingga tidak tercatat dalam sejarah suatu masa dimana manusia tidak menghafal Alquran, mereka menukil dari tangan ketangan, dari hafalan ke hafalan dalam jumlah banyak, sehingga setiap huruf Alquran, kalimat, bahkan dalam harakat dan sukun-sukunnya terpelihara dalam jumlah yang banyak.
Dengan begitu, Allah juga menjaga Alquran dari beberapa usaha adanya tahrif, yaitu perubahan pada teks asli Alquran sehingga tidak sesuai dengan aslinya. Dalam hal ini, Alquran sangat jauh sekali dari adanya tahrif, karena adanya para penghafal Alquran di setiap masanya. Sehingga jika dibandingkan dengan kitab-kitab samawi terdahulu, Alquran jauh lebih sulit untuk dicari kelemahannya. Jiakalau ada kekeliruan, kesalahan ataupun kurang tepat sedikitpun, para penghafal Alquran mampu melihatnya dengan jelas.
Selanjutnya adalah mereka yang berhasil menghafalkan Alquran dengan baik dan sempurna dapat meningkatkan kualitas pribadi dan masyarakat Islam. Karena sejatinya sumber ilmu dan petunjuk terbaik menuju kesuksesan dunia dan akhirat adalah Alquran. Alquran akan menjadi sumber kekuatan untuk meraih cita-cita dan cinta jika dimaksimalkan dalam diri seseorang.
Yang begitu dikarenakan dalam diri seseorang terdapat sebuah kemulian yang difirmankan lansung oleh Allah dalam QS Al-Anbiya’ ayat 10:
لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada diri manusia terdapat suatu kemuliann yang masih minim diketahui oleh manusia sendiri, sehingga pada akhir ayat tersebut Allah mengisyaratkan “mengapa kalian tidak berfikir”.
Artinya dalam Alquran banyak sekali penyebutan manusia sebagai makhluk hidup, penciptaan manusia, peraturan hidup, dan beberapa undang-undang kepada Allah dan kepada alam. Dengan demikian, Alquran terkandung nilai-nilai yang mencerdaskan kualitas umat Islam dari berbagai aspek keilmuan.
Menghafal Alquran juga dapat meningkatkan kualitas hidup umat Islam dari kebodohan, kemiskinan dan tipu daya orang-orang yang tidak suka Islam untuk menghancurkan agama ini dengan cara-cara halus. Hai ini dapat kita mengerti bahwa setelah kualitas pribadi penghafal berkembang dan maju, maka mereka diberi keyakinan yang mantap dan kepedulian yang tinggi terhadap agama mereka. Secara langsung Allah menegaskan dalam Q.S Al-Isra ayat 9:
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Alquran memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang mengerjakan amal sholeh. Dengan begitu, kualitas pribadi secara kolektif, masyarakat akan terbangun, kepedulian terhadap ajaran-ajaran agama akan semakin meningkat dan terpenting adalah nilai-nilai akidah secara benar-benar tertanam untuk mewujudkan masyarakat madani yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk Alquran dan sunah-sunah Rasulullah Saw.