Di Indonesia, buah kurma lebih banyak ditemukan saat bulan suci Ramadhan. Berbagai jenis kurma dijajakan, mulai dari kurma curah, kurma berkemasan, sampai sirup sari kurma.
Buah khas Timur Tengah ini memang identik dengan Ramadhan. Betapa tidak, kurma adalah sumber energi bagi orang yang berpuasa karena memiliki kandungan gula alami, yaitu glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Kurma juga mengandung serat tinggi yang dapat memperlancar proses pencernaan.
Ahmed bin Muhaemin, ahli gizi dari Qassim University di Arab Saudi, mengatakan, selain kaya akan gula alami, kurma juga memiliki banyak kandungan gizi lain, di antaranya garam mineral, antioksidan, protein, vitamin, dan lemak.
“Bahkan, kandungan fosfornya ratusan persen kali lipat lebih banyak dari buah-buahan, seperti semangka, jeruk, persik, dan apel,” ujar dia, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.
Dengan begitu, menurut dia, mengonsumsi kurma dapat memberikan banyak manfaat, khususnya antioksidan yang bisa melindungi dari radikal bebas serta beragam vitamin untuk kesehatan tubuh. Kurma juga bisa menyembuhkan banyak penyakit karena di dalamnya terkandung fungsi obat.
Tentu, kurma memiliki jenis yang sangat banyak mengingat saat ini telah ada 10 negara yang membudidayakan tanaman yang memiliki nama latin Phoenix dactylifera ini. Meski demikian, Ahmed menuturkan, ada 70 jenis kurma terbaik yang disarankan untuk dikonsumsi Rasulullah SAW.
“Kurma yang paling disenangi Rasul adalah kurma jenis ajwa. Tapi, 70 jenis itu juga yang terbaik dilihat dari manfaatnya,” kata dia menjelaskan.
Ahmed lalu menunjukkan tiga jenis kurma yang disediakan di Pekan Budaya Saudi Arabia, yaitu kurma ajwa, kurma barhi, dan kurma sukkari. Meski ia membawa 30 jenis kurma, yang bisa dibawa pulang oleh pengunjung hanya tiga jenis ini. Sedangkan, yang lain hanya dijadikan sampel dan tidak boleh dicicipi.
Kurma ajwa atau kurma Nabi memiliki tekstur lembut dan berwarna cokelat kemerahan. Rasanya lebih manis dibandingkan dengan jenis lainnya.
Kurma barhi lebih kering dan warna cokelatnya terlihat lebih muda. Dagingnya lebih tebal dan manisnya cukup. Sedangkan, kurma sukkari berbentuk agak lebih bulat, padat, dan berwarna cokelat terang.
“Menurut Rasul, semua kurma itu bagus dan memberi manfaat, yang membedakan hanya jenis, warna, bentuk,” ungkapnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, kurma tidak lagi hanya disantap dalam bentuk buah. Ahmed mengatakan, melimpahnya buah kurma di Arab Saudi membuat penduduknya banyak menciptakan penganan dari kurma.
Selain kue, kurma juga banyak dijadikan minuman dengan memanfaatkan sarinya. Misalnya, sirup sari kurma yang biasa disajikan untuk tamu serta selai kurma sebagai teman memakan roti.
Sari kurma untuk sirup dan selai didapat dari daging kurma yang telah dipisahkan dari bijinya. Biasanya yang dipilih adalah jenis kurma yang memiliki tekstur lembut dan rasa yang manis.
Ia menjelaskan, manfaat sari kurma sama baiknya dengan buah kurma jika olahan dari sari kurma tidak dicampur dengan bahan-bahan lain, misalnya, pemanis buatan dan pengawet. Di Arab Saudi sendiri, pengambilan sari kurma cukup dengan menambahkan kurma dengan air.
Tak hanya di Arab Saudi, kurma yang telah banyak diekspor ke negara-negara di seluruh dunia, juga banyak melahirkan inspirasi kuliner baru.
Menurut dia, saat ini hampir setiap negara memiliki beragam penganan dari kurma, mulai dari puding hingga kue tart.
Hal tersebut menunjukkan, kurma telah menjadi buah kegemaran semua orang, tidak hanya bagi bangsa Timur Tengah. Manfaat kurma juga telah diakui oleh semua kalangan.