Ikhlas adalah landasan utama agar ibadah haji diterima oleh Allah SWT.
Ibadah haji tahun ini akan digelar dalam beberapa bulan mendatang. Bagi calon jamaah haji, hendaknya kembali memperhatikan niatnya dalam ibadah yang mulia ini.
Dikutip dari buku Panduan Ibadah Haji Sesuai Sunnah Nabi karya Ustadz Abu Ubaidah, terdapat beberapa nasihat dan pesan penting sebagai bekal untuk jamaah haji dan umroh sebelum mereka berangkat menuju tanah suci, di antaranya meluruskan niatnya.
Sebelum jamaah haji berangkat hendaknya menata niat bahwa ibadah haji yang ia lakukan hanya mengharap pahala Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan untuk pamer, kebanggan, atau agar dipanggil oleh masyarakat “pak haji” atau “bu haji”.
Ikhlas adalah landasan utama agar ibadah haji diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
“Mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan.” (QS. Al-Bayyinah ayat 5).
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata: “Sewaktu Nabi SAW berangkat haji beliau memakai kendaraan yang sudah tua dan baju yang nilainya tidak sampai empat dirham, beliau berkata:
اللهم حجةً لا رياءَ فيها ولا سمعةَ
“Ya Allah, semoga ini adalah ibadah haji yang tidak ada riya dan sum’ah di dalamnya.” (HR. Ibnu Majah)