Majelis Ilmu, Taman Surga di Dunia

Sunnah bagi Muslim bergabung jika dalam perjalanan menemukan majelis ilmu.

Surga menjadi tempat hamba-hamba Allah ta’ala yang beriman dan taat kepadaNya. Di dalamnya para penghuni surga memperoleh berbagai kenikmatan yang belum pernah dirasakan di dunia.

Namun, sejatinya di dunia pun ada tempat-tempat yang disebut sebagai taman-taman surga. Tempat itu adalah majelis-majelis ilmu.

Oleh karena itu, sunnah bagi seorang Muslim ketika mendapati dalam perjalanan menemukan ada majelis-majelis ilmu untuk sejenak ikut bergabung.

Keterangan ini sebagaimana dalam kitab at Targib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Imam Thabrani:

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَامَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْاقَالُوْ ايَارَسُوْلَ اللَّهِ ,وَمَارِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ مَجَالِسُ الْعِلْمِ.

Artinya: Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Ketika lewat kalian di taman-taman surga, maka singgahlah. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, apa taman-taman surga itu? Rasulullah menjawab: taman-taman surga itu adalah majelis-majelis ilmu.

Dari keterangan tersebut dapat dipahami bahwa majelis-majelis ilmu itu adalah tempat yang sangat baik yang ada di muka bumi. Karena Rasulullah pun mengibaratkan sebagai taman surga.

Sebab memang majelis-majelis ilmu adalah tempat bagi orang-orang yang mau menempuh jalan yang di ridhoi Allah mencapai surga. Orang yang mau duduk di majelis ilmu dan mendengarkan dengan seksama para ulama yang mengajarkan ilmu, niscaya akan memperoleh kunci meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

IQRA

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu Di Masjid

1.Dimudahkan jalannya menuju surga

Orang yang keluar dari rumahnya menuju masjid untuk menuntut ilmu syar’i, maka ia sedang menempuh jalan menuntut ilmu. Padahal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

 

2. Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat

Orang yang mempelajari Al Qur’an di masjid disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari Malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).

Makna dari وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ “mereka akan dilingkupi para malaikat“, dijelaskan oleh Al Mula Ali Al Qari:

مَعْنَاهُ الْمَعُونَةُ وَتَيْسِيرُ الْمُؤْنَةِ بِالسَّعْيِ فِي طَلَبِهِ

“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” (Mirqatul Mafatih, 1/296).

 

3. Merupakan jihad fi sabilillah

Orang yang berangkat ke masjid untuk menuntut ilmu syar’i dianggap sebagai jihad fi sabilillah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن دخَل مسجِدَنا هذا لِيتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان كالمُجاهِدِ في سبيلِ اللهِ ومَن دخَله لغيرِ ذلكَ كان كالنَّاظرِ إلى ما ليس له

Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya” (HR. Ibnu Hibban no. 87, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid, 69).

 

4. Dicatat sebagai orang yang shalat hingga kembali ke rumah

Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis ilmu dan selama ada di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا تَوضَّأَ أحدُكُم في بيتِهِ ، ثمَّ أتَى المسجدَ ، كان في صلاةٍ حتَّى يرجعَ ، فلا يفعلْ هكَذا : و شبَّكَ بينَ أصابعِهِ

Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini.. (kemudian beliau mencontohkan tasybik dengan jari-jarinya)” (HR. Al Hakim no. 744, Ibnu Khuzaimah, no. 437, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/101).

Tasybik adalah menjalin jari-jemari.

 

5. Dicatat amalannya di ‘illiyyin

Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktu shalat selanjutnya (semisal pengajian antara maghrib dan isya), maka ia terus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

صلاةٌ في إثرِ صلاةٍ لا لغوَ بينَهما كتابٌ في علِّيِّينَ

Seorang yang setelah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap di sana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) di antara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin” (HR. Abu Daud no. 1288, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Dijelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili hafizhahullah:

والكتاب في العلِّيِّينَ كتاب لا يكسر و يفتح إلى يوم القيامة محفوظ لا ينقص منه شيئ

“Catatan amal di ‘illiyyin adalah catatan amal yang tidak akan rusak dan tidak akan dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak akan terkurangi sedikit pun”

Dan tentu saja orang yang menuntut ilmu di masjid akan mendapat semua keutamaan menuntut ilmu secara umum yang ini jumlahnya banyak sekali.

Semoga Allah Ta’ala menambahkan semangat kepada untuk terus menuntut ilmu syar’i, terutama di zaman penuh syubuhat dan fitnah ini.

 

Semoga Allah memberi taufik.

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/39642-keutamaan-menghadiri-majelis-ilmu-di-masjid.html

Majelis Zikir yang Dicintai Allah

MAJELIS dzikir yang dicintai oleh Allah adalah majelis ilmu, belajar Al-Quran, belajar sunnah Nabi, dan mendalami agama. Yang dimaksud adalah bukan majelis dzikir dengan dansa, tepuk tangan, dan menari ala Sufi.

Tepuk tangan adalah kebiasaan wanita. Dalam hadits disebutkan,

“Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan khusus untuk wanita.” (HR. Bukhari, no. 7190 dan Muslim, no. 421)

Dalam Al-Mawsuaah Al-Fiqhiyyah(12:82-83) disebutkan bahwa para ulama juga beralasan terlarangnya perbuatan tersebut karena itu termasuk tasyabbuh(meniru-niru kelakuan) wanita. Karena dalam hadits disebutkan bahwa hal semacam itu hanya khusus bagi wanita ketika wanita mengingatkan imam saat shalat. Sedangkan laki-laki mengingatkan imam dengan ucapan tasbih.

Ibadahnya orang Jahiliyyah juga adalah dengan siulan dan tepuk tangan sebagaimana disebutkan dalam ayat,

“Ibadah yang mereka lakukan di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan.” (QS. Al-Anfal: 35). Sebab turun ayat ini kata Imam Ibnul Jauzi rahimahullahadalah dahulu orang jahiliyyah thawaf keliling Kabah sambil tepuk tangan, berseruling, dan meletakkan pipi mereka ke tanah. Demikian disebutkan dalam Zaad Al-Masiir, kitab tafsir karya Ibnul Jauzi.

[Artikel Kajian MPD/ Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Hamba Penuh Dosa, Hadirilah Mejelis Ini…

ADA yang penuh dosa, apakah ada manfaat ia berada dalam majelis orang shalih, majelis ilmu, dan majelis dzikir?

Dalam riwayat Muslim disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang memiliki keutamaan, mereka selalu berjalan mencari majelis-majelis dzikir. Maka apabila mereka menemukan suatu majelis yang berisi dzikir di dalamnya, mereka lalu duduk bersama mereka, dan mereka saling membentangkan sayap-sayap mereka sehingga memenuhi langit dunia. Apabila majelis itu bubar, mereka naik ke langit, lalu Allah bertanya kepada merekasedangkan Allah Maha Mengetahui, Dari mana kalian? Mereka menjawab, Kami datang dari hamba-hamba-Mu di bumi. Mereka bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid, dan meminta kepada-Mu. Allah berkata, Apa yang mereka minta dari-Ku? Mereka menjawab, Mereka meminta surga-Mu. Allah berkata, Apakah mereka melihat surga-Ku? Mereka menjawab, Tidak, wahai Rabbku. Allah berkata, Maka bagaimana seandainya mereka melihat surga-Ku?

Mereka berkata, Mereka juga meminta perlindungan kepada-Mu. Allah berkata, Dari apa mereka meminta perlindungan kepada-Ku? Mereka menjawab, Dari neraka-Mu, wahai Rabbku. Allah berkata, Apakah mereka melihat neraka-Ku? Mereka menjawab, Tidak, wahai Rabbku. Allah berkata, Maka bagaimana seandainya mereka melihat neraka-Ku?

Mereka berkata, Mereka juga meminta ampunan kepada-Mu. Allah berkata, Aku telah mengampuni mereka. Aku beri kepada mereka apa yang mereka minta dan Aku beri mereka perlindungan dari apa yang mereka mintai perlindungan kepada-Ku.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Kemudian para malaikat itu berkata, Wahai Rabbku, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya. Ia hanya melewati saja lalu ikut duduk bersama mereka. Lalu Allah pun berkata, Aku pun mengampuninya, mereka adalah satu kaum yang tidak akan sengsara orang yang duduk bersama mereka.

Faedah Hadits:

  • Hadits ini menunjukkan keutamaan majelis dzikir, keutamaan orang yang berdzikir, dan keutamaan orang yang berkumpul dalam majelis dzikir.
  • Teman-teman duduk dengan orang shalih yang rajin berdzikir akan termasuk dalam seluruh keutamaan yang Allah berikan karena duduk dengan orang shalih tadi sebagai bentuk pemuliaan kepadanya walaupun tidak sama dalam kualitas mengingat Allahnya.
  • Pertanyaan bisa saja disodorkan dari si penanya padahal ia sudah mengetahui tentang soal tadi dari yang ditanya untuk menunjukkan pentingnya dan mulianya soal tersebut.
  • Hadits ini menunjukkan dustanya kaum zindiq (kaum munafik) yang menyatakan bahwa mereka dapat melihat Allah secara nyata di dunia.
  • Boleh bersumpah dalam perkara yang pasti untuk menunjukkan penguatan makna dan pemuliaan.
  • Surga diliputi dengan hal-hal baik dan neraka diliputi dengan hal-hal yang jelek (tidak disukai).
  • Memberikan harapan dan terus meminta kepada Allah adalah jadi sebab kita mudah mendapatkan yang diharap.

 

INILAH MOZIK