Beberapa hari sebelum Rasulullah meninggal, beliau sudah mempersiapkan diri termasuk membicarakan soal makam beliau. Dalam tradisi Habasyah atau Etopia, masyarakat membangun rumah ibadah di makam tokoh masyarakat atau orang terpandang.
Tradisi ini disampaikan Ummu Habibah kepada anak Rasulullah, Fatimah Az-Zahra, kalau-kalau Rasulullah ingin juga didirikan tempat ibadah di makam beliau.
“Ketika orang terkasih meninggal dunia, orang-orang di Habasyah akan mendirikan bangunan di atas makamnya dan kemudian membangun masjid,”kata Ummu Habibah dikutip dari buku Sibel Eraslan, Rabu (26/6).
Rasulullah yang tengah terbaring lemah, langsung membuka matanya dan berkata,”Iya benar apa yang dikatakannya itu. Ketika orang terkasih meninggal, mereka akan membangun tempat ibadah di atas makamnya. Sebagian orang sebelum kalian juga telah membangun tempat ibadah di atas makam hamba yang saleh. Namun, aku melarang kalian semua melakukan hal seperti itu,” seru Nabi.
Menurut sejarah dahulu makam Rasulullah hanya berupa gudukan tanah yang berada di dekat kediaman Aisyah. Namun karena hendak dipelihara, Khalifah Abdul Malik ibnu Marwan memasukkan makam Rasulullah ke dalam kompleks masjid Nabawi saat itu juga masjid Nabawi mengalami perluasan.
Di areal makam Rasulullah yang sekarang dikenal sebagai Raudah, terdapat juga makam Abu Bakar dan makam Umar. Areal makam tersebut dipagari guna menghindari penyembahan terhadap Nabi.
sumber: Merdeka.com