Seperti dilansir dari Time-Out Bahrain, bangunan Bait Alquran dirancang, seperti sebuah buku besar. Pada permukaan dindingnya terdapat guratan kaligrafi Alquran. Demikian pula pada menaranya. Desain bangunan utama Bait Alquran meng ambil inspirasi dari masjid tertua di Bahrain, Masjid al-Khamis.
Cagar budaya itu di duga telah berdiri sejak abad ke-12 Masehi. Bait Alquran terdiri atas lima lantai. Lantai pertama disebut juga dengan majlis atau aula. Selanjutnya, ada sebuah kawasan khusus tempat berdirinya Masjid Abdul Latif Jassim Kanoo.
Luasnya masjid tersebut dapat menampung hingga 150 orang jamaah. Kubahnya berbahan dasar kaca, sehingga memantulkan kesan elegan pada bagian aula Bait Alquran. Mihrabnya dilapisi keramik berwarna biru dengan hiasan bercorak geometris yang berpadu dengan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran dengan gaya Kufi.
Lantai kedua ber ungsi sebagai perpustakaan. Di dalamnya terdapat lebih dari 20 ribu buku serta manuskrip-manuskrip dalam berbagai bahasa. Ke ba nyak an membahas se putar agama Islam, se dangkan lainnya ber tema pengetahuan umum atau seni bu daya. Adapun lantai ketiga merupakan Auditorium Mohammed bin Khalifa bin Salman. Sebagaimana Masjid Kanoo, daya tampungnya mencapai 150 orang.
Lantai keempat adalah semacam madrasah tempat studi Alquran, yakni Yusuf bin Ahmad Kanoo School. Kelaskelasnya mencakup khusus untuk anakanak hingga peneliti aka de mis. Murid atau ma hasiswa laki-laki dan pe rem puan ditem patkan seca ra terpisah. Akhirnya, pusat Bait Al quran terletak di lantai lima, yakni Museum al- Hayat. Lan taran fungsi utamanya, Mu seum al-Hayat terbagi menjadi dua lantai.
Di sini lah di pamerkan ma nus kripmanuskrip langka yang me muat ayat-ayat suci Al quran. Ko leksinya ber asal mu lai dari abad per tama Hijriyah, yakni manuskrip Makkah, Madinah, Damaskus, dan Baghdad.