Nikmat berupa hidayah Islam juga wajib disyukuri
Manusia harus bersyukur atas nikmat hidayah kepada islam. Ini juga merupakan syarat masuk ke dalam surga.
“Ketika kita dijadikan muslim, syukuri nikmat ini, pertahankan sampai meninggal dunia,” kata pendakwah lulusan Universitas Islam Madinah, Ustadz Abu Yahya Badrusalam dalam kajian pembahasan Kitab Syarhus Sunnah di Masjid Al Muttaqin, Bekasi pada Selasa (4/1).
Allah SWT berfirman, اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ… “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam” (QS Ali Imran ayat 19).
Ustadz mengungkapkan, agama semua nabi sama yakni islam. Allah berfirman:
مَا كَانَ إِبْرَٰهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS Ali Imran ayat 67). Begitu pula dengan agama Nabi Musa, Isa dan lainnya yakni Islam.
“Rasulullah ﷺ menyifati surga, surga tidak akan dimasuki kecuali jiwa Muslim saja. Sadari nikmat terbesar adalah Islam. Pencinta dunia tidak menyadari itu, pecinta dunia mengganggap harta, kedudukan,” kata Ustadz.
Ustadz Abu Yahya mengatakan, lewat islam, seseorang akan mengenal Tuhannya, juga tujuan hidupnya. Dunia yang ditinggali tidak akan selamanya, dan manusia diciptakan hanya untuk beribadah. Islam agama yang sesuai dengan fitrah, membimbing manusia kepada jalan yang lurus.
“Orang yang merasakan nikmatnya islam dia tidak mau menggadaikan keislamannya untuk mendapatkan dunia. Islam ini luar baisa, untuk mendapatkan kesenangan abadi dengan islam, kenikmatan dunia dibandingkan dengan kenikmatan surga tidak ada apa-apanya,” kata Ustadz.