Mengenalkan Nabi Muhammad Pada Anak

Berikut ini keterangan tentang tata cara mengenalkan Nabi Muhammad pada anak. Anak-anak kecil seringkali terlihat sebagai makhluk yang penuh keingintahuan, dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah habis. Pasalnya, anak-anak memiliki naluri belajar yang tinggi.

Dunia mereka penuh dengan hal-hal baru dan menarik yang perlu dieksplorasi. Pertanyaan-pertanyaan mereka merupakan usaha untuk memahami konsep-konsep baru dan membangun pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.

Mengenalkan Nabi Muhammad Pada Anak

Di antara pertanyaan yang sering ditanyakan anak-anak siapa sosok Nabi Muhammad itu?Nah, ketika anak bertanya, “Siapa sosok Nabi Muhammad, Bu?”. Pertama orang tua dapat menjawabnya dengan menceritakan sosok Nabi Muhammad yang penuh kemuliaan. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok yang begitu agung dan mulia bagi umat Islam.

Berdasarkan kitab Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Jilid I, halaman 158 oleh Ibnu Hisyam Rasulullah SAW lahir pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, tahun Gajah di Kota Mekah.

Nabi Muhammad terlahir sebagai anak yatim, ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dunia sebelum beliau lahir. Ibunya, Aminah binti Wahab, juga meninggal ketika beliau masih kecil. Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan setelah itu oleh pamannya, Abu Thalib.

Tak heran jika kemudian di masa kecil Rasulullah adalah orang yang rajin dan sudah mandiri. Di masa kanak-kanak, Nabi bekerja sebagai pengembala kambing. Ibnu Hisyam menceritakan kisah Halimah binti Abi Dzuaib, seorang wanita dari Bani Sa’ad yang menjadi ibu susu bagi Nabi.

Oleh Ibu susunya, membawa Muhammad ke rumahnya di Bani Sa’ad. Sesampainya di sana, Nabi menjadi pengembala kambing. Namun alangkah terkejutnya Halimah dan suaminya, saat digembala Nabi, kambing-kambingnya yang tadinya kurus dan kerempeng, tiba-tiba menjadi gemuk dan menghasilkan banyak susu. Hal ini terjadi secara ajaib, dan hanya terjadi pada kambing-kambing Halimah binti Abi Dzuaib.

Kabar tentang kambing-kambing Halimah binti Abi Dzuaib yang menghasilkan banyak susu dengan cepat menyebar ke seluruh Bani Sa’ad. Para penggembala lainnya mulai membawa kambing-kambing mereka ke tempat penggembalaan Halimah binti Abi Dzuaib. Namun, ketika kambing-kambing mereka kembali, mereka tidak menghasilkan susu sama sekali.

Hal ini membuat para penggembala lainnya semakin kagum dengan Halimah binti Abi Dzuaib dan Muhammad. Mereka percaya bahwa Muhammad adalah anak yang istimewa, dan bahwa keberkahan Allah menyertainya. Artinya, tanda-tanda kenabian, Nabi Muhammad sudah ada sejak masih kanak-kanak.

Kedua, orang tua juga bisa menerangkan kepada anak bahwa Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai anak yang jujur dan amanah, bahkan sejak kecil. Ada banyak kisah yang menunjukkan kejujuran dan amanah Nabi Muhammad SAW sejak kecil. Ketika beliau masih berusia 8 tahun, Nabi pernah ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib berdagang ke negeri Syiria.

Dalam perjalanan, beliau pernah bertemu dengan seorang pengembala yang kehilangan kambingnya. Nabi Muhammad SAW dengan amanah menjaga kambing pengembala tersebut sampai akhirnya pengembala itu datang.

Sifat kejujuran Nabi Muhammad telah dikenal luas di kalangan masyarakat Mekkah sejak beliau masih kecil. Rasulullah selalu berkata jujur dalam segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Beliau tidak pernah berbohong, tidak pernah menipu, dan tidak pernah curang.

Sifat jujur Nabi Muhammad ini bahkan telah diakui oleh orang-orang kafir di Mekkah. Mereka menyebutnya sebagai “Al-Amin”, yang berarti “orang yang dapat dipercaya”. Gelar ini diberikan kepada beliau karena beliau selalu dapat dipercaya untuk menjaga dan menyampaikan amanah.

Sifat jujur Nabi Muhammad ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan beliau banyak mendapatkan tawaran pekerjaan dari penduduk Mekkah. Salah satu tawaran pekerjaan yang beliau terima adalah dari seorang pengusaha kaya bernama Khadijah. Khadijah mempercayakan Nabi Muhammad untuk menjual barang dagangannya ke negeri Syam.

Khadijah rela memberikan imbalan yang besar kepada Nabi Muhammad karena beliau yakin bahwa Nabi Muhammad akan dapat menjaga dan menyampaikan barang dagangannya dengan baik. Hal ini terbukti, Nabi Muhammad berhasil menjual barang dagangan Khadijah dengan keuntungan yang besar.

Ketiga, orang tua bisa menerangkan sosok Nabi Muhammad pada anaknya, bahwa beliau adalah seorang yang amanah. Salah satu peristiwa yang menggambarkan Nabi Muhammad adalah sosok amanah adalah peristiwa peletakkan Hajar Aswad. Hal ini karena Nabi Muhammad menyelesaikan perselisihan antara kaum Quraisy tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad dengan cara yang adil dan bijaksana.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 605 M, ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun. Saat itu, Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah rusak akibat banjir dan kebakaran. Kaum Quraisy kemudian berinisiatif untuk merenovasi Ka’bah.

Ketika pembangunan Ka’bah telah selesai, tibalah saatnya untuk meletakkan Hajar Aswad. Namun, kaum Quraisy berselisih pendapat tentang siapa yang berhak meletakkannya. Setiap kabilah merasa berhak karena merekalah yang telah membangun Ka’bah.

Perselisihan ini berlangsung selama empat hari dan hampir saja menimbulkan pertumpahan darah. Akhirnya, Abu Umayyah bin Mughirah, seorang tokoh Quraisy, mengusulkan untuk menyerahkan urusan ini kepada orang yang paling awal masuk ke dalam Ka’bah.

Ketika pintu Ka’bah dibuka, orang yang pertama kali masuk adalah Nabi Muhammad. Kaum Quraisy pun sepakat untuk menyerahkan urusan ini kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad kemudian mengambil sehelai selendang dan meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengahnya. Lalu, beliau meminta perwakilan dari masing-masing kabilah untuk memegang ujung selendang tersebut.

Dengan cara ini, Hajar Aswad dapat diletakkan di tempatnya dengan adil dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kaum Quraisy pun sangat puas dengan penyelesaian yang dilakukan oleh Nabi Muhammad.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok yang amanah dan bijaksana. Beliau dapat menyelesaikan perselisihan dengan cara yang adil dan tidak memihak. Hal ini juga menunjukkan bahwa beliau adalah sosok yang dipercaya oleh kaum Quraisy, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Nabi. Bahkan dalam situasi yang rawan konflik antar kabilah Quraisy, Nabi berhasil menjadi sosok penengah yang dipercaya dan mampu mengatasi masalah dengan kebijaksanaan.

Untuk itu, dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman menceritakan sosok Nabi Muhammad dengan akhlak yang terpuji. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).

Keempat_ orang tua juga bisa menjelaskan pada anak-anaknya, bahwa Nabi Muhammad adalah Muhammad manusia yang memiliki akhlak yang baik. Hal ini sebagaimana juga dijelaskan oleh Safiur Rahman Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiq al-Makhtum, [Beirut; Dar Hilal, 1427 H] halaman 440, bahwa Rasulullah memiliki akhlak yang sempurna, dan kesempurnaan akhlaknya tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.

Saban orang yang berjumpa dengan Nabi, pasti hatinya dipenuhi dengan penghormatan. Bahkan para lelaki rela mengorbankan diri mereka untuk melindungi dan menghormati beliau, sesuatu yang tidak pernah terjadi pada orang lain.

Begitu pun, orang yang pernah bergaul dengan Nabi akan jatuh hati dan mencintainya hingga batas teramat sangat, dan tidak peduli jika leher mereka dipatahkan atau kuku beliau tergores. Seseorang akan mencintai beliau karena Nabi Muhammad memiliki kesempurnaan yang dicintai manusia, dan kesempurnaan tersebut tidak pernah dimiliki oleh manusia lain.

Pendekatan memberikan kisah-kisah Nabi Muhammad kepada anak adalah salah satu pendekatan yang paling efektif untuk mengenalkan sosok Nabi Muhammad kepada anak. Hal ini karena anak-anak menyukai cerita dan lebih mudah memahami informasi melalui cerita.

Demikian penjelasan terkait mengenalkan Nabi Muhammad pada anak. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH