Tak banyak yang mengetahui siapa pria yang ada di sampul buku Iqro. Kyai Haji As’ad bin Humam, atau K.H. As’ad Humam, yang membuat cara cepat belajar Al Qur’an.
Pria kelahiran Yogyakarta, 1933 ini wafat di Yogyakarta, 2 Februari 1996, pada usia 63 tahun. Dia merupakan pelopor salah satu metode cepat belajar membaca Al Qur’an (qira-ah) yang populer sebagai metode Iqro.
Dikutip dari Wikipedia, pria yang bernama asli hanya As’ad dari ayah bernama H. Humam Siraj. Masa mudanya dijalani di Kotagede, Yogyakarta.
Menginjak remaja As’ad mengalami gangguan fisik berupa pengapuran dini di bagian tulang belakang sehingga selanjutnya ia tidak mampu bergerak secara wajar.
Ia mewarisi darah pedagang, dan profesinya sebelum aktif dalam pengajaran qira-ah adalah pedagang perhiasan imitasi di Pasar Beringharjo,Yogyakarta.
Profesi ini kemudian membawanya berkenalan dengan K.H. Dahlan Salim Zarkasy, yang mengajaknya aktif ke dunia pendidikan Islam.
As’ad membantu K.H. Dahlan Salim memberi pelajaran membaca Al-Qur’an kepada para santri dengan metode Qiroati yang dikembangkan K.H. Dahlan.
Untuk memperbaiki, sering As’ad memberi catatan untuk perbaikan metode tersebut.
Karena K.H. Dahlan seringkali tidak berkenan menerapkan masukan darinya, As’ad mengembangkan kelompok belajar eksperimental menggunakan metode kembangannya, dibantu oleh Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (AMM)Yogyakarta.
Hasil eksperimennya ini kemudian dimantapkan sebagai metode Iqro, yang sangat populer sebagai cara belajar praktis membacaAl Qur’an.
Metode ini dirangkum dalam enam jilid kitab berukuran saku yang mudah dibawa ke mana-mana, dan bersifat interaktif (siswa belajar dan mengevaluasi sendiri, dengan pengajar menunjukkan pengucapan yang benar).
Demikian populernya metode ini, sehingga dipergunakan hingga ke Malaysia. (*)