Dua Wakil Indonesia Raih Juara MTQ Internasional di Mesir

Dua wakil Indonesia Lauhin Mahfuz  dan Farhan Tsani sukses menorehkan prestasi menjadi juara II MTQ cabang Syarhil Quran di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Mesir.

Dalam babak final yang diselenggarakan, Rabu (04/04/2018) lalu, Lauhin Mahfuz yang mewakili Indonesia bersama Farhan Tsani, meraih juara II dari empat negara yang lolos ke babak final.

“Juara I diraih utusan Filipina, Juara II Indonesia, Juara III Malaysia dan Juara IV Nigeria,” tulis Lauhin Mahfudz pada laman Facebooknya yang dikutip laman Kemenag.

Atas prestasi ini, keduanya berhak atas hadiah umrah dan uang sebesar 5.500 pound.

“Alhamdulillah, sebelumnya kami sebagai perwakilan Indonesia dalam MTQ Cabang Syarhil Quran berhak melangkah ke babak final dengan 3 negara lainnya yaitu : Malaysia, Filipina, dan Nigeria pada tanggal 4 April 2018,” ujar Lauhin sebelum melaju ke final, menuliskan rasa syukurnya atas prestasi yang telah diraih.

Ada 20 negara yang ikut ambil bagian di Cabang Syarhil Quran MTQ tingkat internasional ini. Sebelum masuk final, duet Lauhin Mahfudz dan Ahmad Farhan Tsani sebelumnya juga sukses meraih peringkat kedua babak semifinal sebagai tiket bagi Indonesia menuju final.

Kedua pemuda asal Indonesia ini merupakan alumni Pesantren Raudhatul Hasanah Medan, Sumatera Utara. Lauhin Mahfudz berasal dari Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan Ahmad Farhan Tsani berasal dari Kota Medan, Sumatera Utara.

Mereka kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Kairo. Lauhin Mahfudz sendiri juga sempat menimba ilmu agama di UIN Ar Raniry Banda Aceh pada jurusan Tafsir Al Quran dan Hadist sebelum dia diterima menjadi mahasiswa Al Azhar Mesir sejak tahun 2016.*

 

HIDAYATULAH

Putra Aceh Wakil Indonesia pada MTQ Internasional di Turki

Putra Aceh, Hajarul Akbar Alhafizh SHI, MA dipercayakan oleh Kementerian Agama Pusat di Jakarta untuk mewakili Republik Indonesia dalam even Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang diselenggarakan Republik Turki di Istanbul. MTQ yang diadakan oleh Kementerian Agama Turki itu digelar 19-26 Mei 2017.

Keikutsertaan Hajarul Akbar — yang merupakan dosen luar biasa UIN Ar-Raniry Banda Aceh —  berdasarkan SK yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI. Siaran pers UIN Ar-Raniry yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/5) menyebutkan, Hajarul Akbar dipercayakan untuk tampil pada cabang hafizh 30 juz.

Dengan demikian, alumnus Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pagar Air Aceh Besar itu akan bersaing dengan para huffazh (penghafal) Alquran peserta MTQ dari berbagai negara Islam lainnya yang akan berpartisipasi dalam even ini. Selain Hajarul Akbar, peserta lainnya dari Indonesia adalah M Riqon dari Kalimantan selatan cabang tilawah.

Hajarul Akbar yang lahir 29 tahun lalu ini berasal dari Gampong Lhang, Kecamatan Pidie,  Kabupaten  Pidie. Ia kini mengabdi di Aceh sejak setahun lalu setelah sebelumnya lebih kurang 11 tahun berada di Pulau Jawa mengenyam pendidikan S1 dan S2 sekaligus mengabdi sebagai satu Mudir di Pesantren Darul Qur’an Mulia di Serpong, Provinsi Banten yang memiliki ribuan santri.

Saat ini, setelah pulang ke Aceh, selain mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry sebagai dosen luar biasa, ia juga sedang merintis pendidikan dayah Tahfizh Alquran di Samahani dengan nama Darul Quran Aceh (DQA). Di DQA ini, Hajarul Akbar mengembangkan metode praktis untuk hafal Alquran dimana ia memberikan keteladan full dalam menghafal Alquran.

Bahkan, untuk menunjukkan keseriusannya dalam membina para santri untuk hafal Alquran, Hajarul Akbar mengatakan siap ditest ayat apa saja oleh para calon santrinya sehingga diharapkan keseriusannya ini bisa menjadi motivasi bagi para santri lain untuk serius dalam menghafal Alquran.

Hajarul Akbar mengenyam pendidikan MIN dan MTsN di Tijue, lalu MA di Sigli, lalu ke Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air, setelah itu ke Jakarta di Ma’had An-Nuaimy, S1 di STAQ Depok, dan kemudian melanjutkan program magister ke beberapa kampus. Namun, kata Hajarul Akbar, ia hanya selesai program magisternya di Institute Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta beberapa tahun silam.

“Saya mulai menghafal Quran sejak usia MIN dibawah bimbingan orang tua dan kakek saya di rumah. Ketekunan dan kedisplinan orang tua membuat saya lebih mudah dalam menghafal Alquran dan mempelajarinya. Namun, Saya mulai intensif menghafal Alquran saat di MUQ Pagar Air dengan syaikh dan guru sangat senior seperti Ustaz Sualip Khamsin dan Ustaz Amin Chusaini, serta banyak guru saya lainnya, “ ujar Hajarul Akbar mengisahkan pengalaman ia menghafal Alquran.

Berbicara mengenail even MTQ, bagi Hajarul Akbar bukanlah sesuatu yang asing. Tercatat, Hajarul Akbar saat ini hampir seluruh Indonesia telah ia kunjungi berkaitan dengan even MTQ, baik sebagai peserta, pelatih, maupun hakim MTQ.

Sebelum malang melintang pada even MTQ nasional dan kemudian internasional, Hajarul Akbar telah mengawal sepak terjangnya sebagai peserta MTQ Prov Aceh tahun 2003 di Aceh Singkil, tahun 2005 di Langsa, tahun 2007 di Bireuen, tahun 2009 di Takengon, tahun 2011 di Tamiang,  dan tahun 2013 di Subulussalam.

“Semua even Provinsi Aceh ini saya ikuti bersama Kafilah Kabupaten Pidie. Sementara untuk tingkat nasional alhamdulillah saya sudah tampil sebanyak tujuh kali dan alhmdulillah dua kali mendapat juara. Sedangkan untuk tingkat internasional saya sudah dua kali mengikuti even MTQ, yaitu tahun 2016 lalu di Jordania dan meraih peringkat ke tujuh, dan tahun ini InsyaAllah ke Turki dengan harapan mudah-mudah bisa lebih baik lagi, “ ujar Hajarul Akbar berharap.

Tentu, doa dari masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya sangat diharapkan agar kiranya Hajarul Akbar bisa tampil maksimal di Turki sehingga bisa meraih peringkat memuaskan. Bukan suatu yang mudah menghafal 30 juz Alquran dan mengulang-ulangnya setiap hari, dan Hajarul Akbar telah melakukannya dengan baik.

 

REPUBLIKA