NAFSU syahwat memang membahayakan jika diumbar dan dilepas begitu saja tanpa kendali. Karena itulah maka kita disekolahkan di madrasah Ramadlan yang menuh hikmah ini.
Cobalah renungkan dawuh Syekh yahya bin al-Warraq yang saya kutip dari kitan “Al-Zuhd al-Kabiir” karya al-Bayhaqi berikut ini:”Barang siapa merelakan anggota tubuhnya melakukan secara bebas perintah nafsu syahwatnya, maka dia sungguh telah menanam pohon penyesalah dalam hatinya.”
Kita harus rajin selalu mengecek jalur yang dilalui nafsu syahwat itu, maka kita akan terjaga dari penyesalan yang berkepanjangan. Semoga Allah senantiasa mengampuni apa yang telah berlalu dri kita berupa melencengnya jalan yang dilalui oleh nafsu syahwat kita. Nafsu syahwat beragam macamnya, tidak hanya masalah seksual melainkan juga keinginan-keinginan berlebih yang tak wajar.
Di bagian akhir Ramadlan ini, berhati-hatilah dengan “nafsu berbelanja.” Sewajarnya saja. Kalau biasa berbagilah dengan mereka yang tak memiliki apapun untuk dibelanjakan. Ada seorang ibu yang menyesal sekali karena nafsu belanjanya begitu besar. Karena besarnya discount pakaian yang ditawarkan toko-toko besar, dia memborong banyak baju, termasuk 5 potong baju untuk suaminya lengkap dengan 5 potong celana.
Tak salah memang, karena uangnya adalah dari suami dan membeli sesuatu untuk suami. Suaminya kaget melihat baju dan celana yang dibeli itu yang warnanya hitam semua. Suaminya bertanya dengan setengan marah dan penasaran: “Mama, kok hitam semua?” Isterinya menjawab: “Papa, yang discount cuma yang item saja, warna lain gak didiscount. Ada pengumumannya ‘discount all ITEM'”
Suaminya marah: “All item itu artinya semua barang Ma, bukan hitam. Hitam itu bahasa Inggrisnya black.” isterinya menyesal sekali karena nafsu belanjanya jauh lebih besar dari pengetahuan bahasa Inggrisnya. Senyum dulu, salam, AIM. [*]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2306579/waspadalah-dengan-nafsu-syahwat-dan-nafsu-belanja#sthash.GXrxwRle.dpuf