5 Obat Herbal yang Dikonsumsi Nabi Muhammad, Dijelaskan dalam Al-Qur’an

Obat herbal menjadi alternatif pilihan sebagian besar orang ketika mengobati penyakit. Nabi Muhammad SAW juga mencontohkan, semasa hidupnya kerap mengonsumsi obat herbal.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

عن جابر بن عبد االله لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بـَرَأَ بِإِذْنِ االلهِ عَزَّ وَجَلَّ



Artinya: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Dalam hadits serupa yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah SAW menyampaikan, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut.”

Beberapa hadits ini menegaskan bahwa setiap penyakit ada obatnya. Tugas kita sebagai manusia adalah berikhtiar mencari obat yang cocok untuk kesembuhan.

Dikutip dari buku Terapi Herbal dan Pengobatan Cara Nabi SAW oleh Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid, dijelaskan ada beberapa sumber bahan alami yang kerap dikonsumsi Nabi Muhammad untuk menjaga kesehatan dan juga mengobati penyakit.

Obat Herbal Nabi Muhammad SAW


1. Madu
Madu disebut dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya dalam surat An-Nahl ayat 68-69. Dalam ayat ini madu disebut sebagai minuman yang menyembuhkan.

Surat An-Nahl Ayat 68
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Arab-Latin: Wa auḥā rabbuka ilan-naḥli anittakhiżī minal-jibāli buyụtaw wa minasy-syajari wa mimmā ya’risyụn. ṡumma kulī ming kulliṡ-ṡamarāti faslukī subula rabbiki żululā, yakhruju mim buṭụnihā syarābum mukhtalifun alwānuhụ fīhi syifā`ul lin-nās, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy yatafakkarụn

Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

Dalam buku Revolusi Hidup Sehat ala Rasulullah oleh Mohammad Takdir Ilahi, Rasulullah mengonsumsi segelas air putih dicampur dengan madu ketika sarapan.

Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda,

”Madu adalah penyembuh bagi semua jenis sakit dan Al-Qur’an adalah penyembuh bagi semua kekusutan pikiran (sakit pikiran). Maka aku sarankan bagimu kedua penyembuh tersebut, Al-Qur’an dan madu.”


2. Kurma
Buah kurma disebutkan sebanyak 20 kali dalam Al-Qur’an. Beberapa surah yang menyebutkan di antaranya ada Maryam, Ar-Rad, Al-Baqarah, Qaaf dan Al Hasyr.

Dalam hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang sarapan dengan tujuh butir kurma Ajwa setiap pagi akan terhindar dari bahaya racun dan sihir.”

Selain dikonsumsi langsung, Nabi Muhammad juga sering membuat air rendaman kurma yang dikenal dengan sebutan air nabeez.


3. Habbatusauda
Habbatusauda atau jintan hitam juga menjadi salah satu obat herbal yang dikonsumsi Nabi Muhammad.

Dari ‘Aisyah, Nabi Muhammad bersabda, “Sungguh dalam habbatussauda itu terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Aisyah pun bertanya, “Apakah as-sam itu?” Beliau menjawab, “Kematian.” (HR Bukhari).

Dilansir dari laman NU (17/2/2023) habbatusauda terbukti memiliki banyak manfaat. Direktur Institut Immonologi pada Universitas Munich, G Reitmuller, mengatakan, jintan hitam dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dalam habbatussauda terkandung asam linoleat (omega 6) dan asam linoleat (omega 3).


4. Minyak Zaitun
Imam Al-Qurtubi mengatakan zaitun memiliki banyak manfaat terutama dalam bentuk ekstrak minyak. Minyak zaitun bermanfaat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti kanker perut, penyakit kulit, kanker rahim dan lain sebagainya.

Dalam Al-Qur’an, buah zaitun disebutkan sebagai buah yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nur ayat 35.

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

5. Jahe
Jahe disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai minuman yang ada di surga, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al Insan ayat 17:

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا

Arab-Latin: Wa yusqauna fīhā ka`sang kāna mizājuhā zanjabīlā

Artinya: Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.

Jahe memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Jahe juga kerap dijadikan rempah dalam obat herbal untuk mengobati ataupun mencegah berbagai penyakit.

DETIK

Tiap Obat Ada Dosisnya ⁣

Ada yang bilang, jangan khawatir mengkonsumsi obat herbal karena tidak akan ada efek samping. Jangan takut over dosis karena obat herbal itu aman. Tidak berbahaya jika konsumsi dalam jumlah banyak. ⁣ ⁣ Ini merupakan pernyataan yang aneh. Jika obat herbal secara pasti aman meskipun dikonsumsi dalam jumlah sangat banyak, maka bagaimana mungkin ia bermanfaat untuk pengobatan.

Contoh sederhana obat untuk darah rendah, jika konsumsi herbal diyakini dapat menaikkan tekanan darah hingga pada kondisi normal, ini menunjukkan bahwa obat herbal tersebut bermanfaat untuk menaikkan tekanan darah. Maka bagaimana mungkin obat itu tidak mendatangkan bahaya jika dikonsumsi berlebihan? ⁣ ⁣

Teringat sebuah hadis:

⁣ ⁣ عَنْ سَعْدٍ، قَالَ: مَرِضْتُ مَرَضًا أَتَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي فَوَضَعَ يَدَهُ بَيْنَ ثَدْيَيَّ حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَهَا عَلَى فُؤَادِي فَقَالَ: إِنَّكَ رَجُلٌ مَفْئُودٌ ائْتِ الْحَارِثَ بْنَ كَلَدَةَ أَخَا ثَقِيفٍ فَإِنَّهُ رَجُلٌ يَتَطَبَّبُ فَلْيَأْخُذْ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِنْ عَجْوَةِ الْمَدِينَةِ فَلْيَجَأْهُنَّ بِنَوَاهُنَّ ثُمَّ لِيَلُدَّكَ بِهِنَّ⁣ ⁣

Dari Sa’ad ia bertutur: Aku menderita sakit, kemudian Rasulullah ﷺ menjengukku. Beliau meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai-sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau.

Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya kamu sakit jantung. Temuilah Al-Harits bin Kalidah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang thabib. Dan hendaknya dia (Al-Harits bin Kalidah) mengambil tujuh buah kurma Ajwah Madinah, ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.” (HR. Abu Dawud). ⁣ ⁣

Hadis ini memberi pelajaran bagi kita bahwa kita tidak boleh sembarangan berobat. Kita perlu bertanya kepada thabib (dokter) yang ahli di bidangnya sehingga dengan itu kita dapat mengetahui takaran, cara penggunaan dan waktu-waktu yang tepat. Zatnya sama, beda cara penggunaannya, akan berbeda manfaat maupun akibatnya. Bahan racikan yang sama, beda ukuran dan prosedurnya, dapat berbeda jauh kegunaan dan manfaatnya. Tidak terkecuali akibatnya. ⁣ ⁣

Jangankan obat. Parfum saja beda komposisi bahkan dapat berbeda golongannya. Ada parfum yang disebut khaluq. Bahan utamanya za’faran dan diracik dengan beberapa bahan lain. Tetapi tidak setiap parfum yang di dalamnya terdapat za’faran dalam jumlah cukup banyak, dapat disebut khaluq. Misk An-Najdi misalnya. Bahan pentingnya adalah za’faran, misk, ambar dan ward (mawar). Tetapi ia tidak termasuk khaluq. ⁣ ⁣

Berkenaan dengan dosis ini mengigatkan saya kepada za’faran alias saffron. Ukuran sedikit atau banyak untuk za’faran, berbeda dengan safflower —yang sering dikelirukan sebagai saffron— dan tentu saja jauh berbeda ukurannya dibandingkan beras atau gandum. Mempelai laki-laki Arab biasa disiapkan secangkir minuman dari za’faran.

Tetapi suatu ketika urusan menyiapkan za’faran diserahkan kepada orang yang tidak memahami takaran. Ia pun memberikan sejumput, kira-kira ukuran satu gram, jumlah yang luar biasa banyak untuk za’faran, meskipun tampak sangat sedikit untuk ukuran gandum. ⁣ ⁣ Apa yang terjadi? Mempelai laki-laki itu pun seperti orang yang kehilangan keseimbangan akal. Untunglah hanya seperti itu akibatnya, sebab konsumsi za’faran melebihi 0,5 gram sekali minum dapat menyebabkan seseorang pingsan atau lebih dari itu. ⁣ ⁣

Oh ya, sekedar mengingatkan, thibbun nabawi itu tidak sama dengan herbal. Tampaknya sederhana, tetapi penting sekali untuk kita pahami. Terlebih ketika banyak bermunculan mutathabbib (الْمُتَطَبِّبَ). Siapakah mutathabbib itu? Seseorang yang seakan-akan memiliki penguasaan ilmu pengobatan yang sangat matang, padahal ia tidak memiliki pengetahuan minimal yang mencukupi.

*) Mohammad Fauzil Adhim | Twitter : @Kupinang

HIDAYATULLAH