Orang Badui Kencing di Masjid, Nabi Tak Ajak Umat Islam Madinah Buat Marah

Suatu hari ada seorang Arab Badui yang mengunjungi masjid Nabi di Madinah. “Semoga Allah mengampuniku dan Muhammad. Tapi tidak mengampuni orang lain yang ada di sini selain kami berdua,” ucap Arab Badui itu sambil nyelonong masuk masjid. “Wah, bahaya betul doamu itu,” jawab Nabi. Bukan sembahyang, orang Arab Badui itu malah kabur agak menjauh dari Nabi untuk kencing di masjid Nabi. Waktu itu masjid Nabi masih beralaskan tanah.

Sontak para sahabat yang ada di masjid Nabi itu pun terheran-heran dengan berbagai respon. Ada yang berteriak, mengomel, bahkan sampai menyampari orang Arab Badui itu agar tidak kencing di masjid. Menurut Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari, respon para sahabat itu tidak sampai anarkis menggunakan tangan, hanya omelan mulut saja.

Bagaimana sikap Nabi sendiri? Nabi justru melarang para sahabatnya untuk ngomel-ngomel. Apakah Nabi membangun emosi umat Islam di Madinah untuk menghakimi orang Arab Badui itu yang sudah menistakan simbol Islam, yaitu masjid? Tidak. Nabi tidak berkenan menyakiti orang Arab Badui itu dengan perkataan, apalagi sampai melukainya.

Lalu apa respon Nabi Muhammad?

“Udah biarin aja (Arab Badui itu menuntaskan kencingnya di masjid). Tinggal kalian siram kencingnya Arab Badui itu dengan seember air. Kalian itu seharusnya mempermudah, jangan mempersulit.”

Setelah orang Arab Badui selesai kencing di masjid, sebagian sahabat menyiram tanah bekas kencing itu dengan seember air.

Nabi pun memanggil orang Arab Badui itu untuk menasihatinya. “Mas, masjid itu gak pantes buat dikencingi dan dikotori. Masjid itu tempat zikir kepada Allah, salat, dan membaca Al-Qur’an.”

Imam Ibnu Hajar memberi catatan mengenai dakwah Nabi yang santun dan akhlaknya yang mulia. Kata Imam Ibnu Hajar, kita itu harus bersikap lembut terhadap orang yang tidak tahu agama dan mengajarinya dengan baik tanpa perlu kasar.

Imam Ibnu Majah dan Ibnu Hibban meriwayatkan, saat sudah mengerti Islam dengan baik, orang Arab Badui itu menghadap ke hadapan Nabi dan bersumpah sudah tidak pernah lagi mencaci maki dan menghina Islam.

Ulama hadis berbeda pendapat mengenai siapa sih nama orang Arab Badui itu. Imam Abu Musa al-Madini menyebutkan, Arab Badui itu Dzul Khuwaishirah al-Yamānī. Bukan al-Yamānī, tapi Dzul Khuwaishirah  al-Tamīmī menurut riwayat Abu Zur‘ah al-Dimasyqī. Al-Tamīmī ini belakangan menjadi pembesar kelompok Khawarij. Imam Abu al-Husain bin Faris berpendapat, nama Arab Badui itu Uyainah bin Hishn. Wallahu A’lam

BINCANG SYARAIAH