Pekerjaan ‘Mengontrol’ Hidup Kita, Tanda ‘Workaholic’

Para workaholic sulit mengistirahatkan pikiran untuk sementara waktu. Cepat atau lambat ini bisa ‘memakan’ dirinya sendiri, termasuk kesehatannya

Apakah Anda salah satu orang yang disebut ‘workaholics’ yang terlalu sibuk bekerja hingga ketagihan dan terbawa pekerjaan sepanjang perjalanan pulang dan kemana saja?

Banyak dari para ‘pecandu kerja’ ini tidak menyadari bahwa mereka terjebak dalam situasi tersebut hingga dapat membuat mereka kecanduan terhadap pekerjaannya.

Jika hal ini terjadi maka akan sulit mengendalikan diri dan membuat Anda terus bekerja sepanjang waktu. Tanpa disadari, kebiasaan ini lama kelamaan bisa berdampak pada kesehatan Anda.

Menurut para ahli, gejala terlalu sibuk bekerja seringkali dikaitkan dengan pekerjaan baru dan juga pekerjaan lama. Diantaranya ada yang baru naik jabatan, berganti jabatan dan lain sebagainya.

Mereka seringkali ingin membuktikan kinerja pekerjaannya lebih baik dari sebelumnya.

Tidak ada salahnya bekerja keras. Namun penting juga untuk membagi waktu secara seimbang antara pekerjaan, keluarga, waktu luang dan hal-hal yang penting bagi diri Anda sendiri.

Seringkali, mereka yang kecanduan pekerjaan akan menunjukkan banyak tanda atau gejala ‘workaholic’.

Di antara mereka, akan bekerja sepanjang waktu dan jarang mempunyai waktu untuk diri mereka sendiri. Kelompok ini juga akan sulit untuk menjauhi pekerjaan dan akan tetap bekerja keras.

Tak hanya itu, mereka juga akan membawa pulang pekerjaan setiap hari, termasuk akhir pekan.

Penyebab Bila Kerja

Menurut penelitian, kebanyakan orang yang tergila-gila pada pekerjaan disebabkan karena memaksakan diri. Misalnya, mereka ingin meraih kesuksesan atau status di tempat kerja dalam waktu singkat.

Selain itu, ada pula yang dikaitkan dengan faktor seperti budaya perusahaan, tekanan dari pimpinan atau atasan, orang yang mempunyai harapan besar untuk dapat meningkatkan statusnya, dan orang yang ingin mendapat perhatian dari pemberi kerja.

Menurut para ahli, salah satu tanda seseorang sudah mencapai tingkat ‘workaholic’ adalah ketika ia terus-terusan mengulangi kebiasaan bekerja tersebut hingga sulit melepaskan diri dari pekerjaan untuk sementara waktu dan kerap membawa pekerjaan ke rumah.

Menariknya, mereka yang ‘workaholic’ tidak serta merta harus berada di kantor seharian penuh. Menurut penelitian, mereka bisa bekerja kapan saja, di mana saja, termasuk saat sakit atau tidak sehat.

Dengan kata lain, mereka sulit mengistirahatkan pikiran untuk sementara waktu. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, yang tidak disadari banyak orang adalah lama kelamaan bisa menyebabkan kesehatan menurun.

Cepat atau lambat ia bisa ‘memakan’ dirinya sendiri. Anda akan mudah sakit dan pikiran Anda akan gelisah.

Kecanduan Kerja

Berdasarkan penelitian yang dilakukan University of Bergen, ada berbagai tanda orang yang ‘workaholic’. Di antara mereka:

1. Lebih sedikit waktu bersama keluarga

Tak peduli Anda punya keluarga sendiri atau tidak, pernahkah anggota keluarga Anda mengeluh karena Anda sering sibuk bekerja dan membuat mereka merasa diabaikan.

Sebabnya, jika di rumah Anda akan melakukan pekerjaan dan akan merasa gelisah atau cemas jika pekerjaan semakin bertambah. Kemudian Anda akan menghabiskannya dan terus bekerja tanpa mempedulikan keluarga dan orang-orang di sekitar Anda.

2. Suka mengecek email

Dimanapun mereka berada, kelompok ini akan sering mengecek email. Terlebih lagi, dengan fasilitas teknologi canggih selain koneksi internet yang mudah didapat di banyak tempat, kini tugas pekerjaan juga bisa dilakukan dimana saja.

3. Tidak ada batasan waktu untuk mengerjakan tugas

Rumah juga bisa menjadi kantor Anda. Misalnya saja, jika jam kerja resminya adalah pukul 09.00 hingga 18.00, maka ada sebagian orang yang suka datang lebih awal dan pulang larut malam.

Atau jika bekerja dari rumah, ada juga yang tidak mau berhenti bekerja setelah pukul 18.00 dan akan terus berlanjut hingga malam hari.

4. Jarang mengambil hari libur

Karyawan yang mengatur waktunya dengan bijak akan merasa senang dan menantikan hari libur atau cuti tahunan, namun tidak bagi mereka yang workaholic.

Seringkali kelompok ini akan selalu memikirkan pekerjaan yang menumpuk dan akan merasa resah, segala sesuatunya serba salah, khawatir jika pekerjaannya terganggu ketika sedang berlibur.

5. Abaikan diri Anda dan kesehatan  

Anda merasa sulit untuk menyisihkan waktu berkualitas bersama keluarga, termasuk diri Anda sendiri, dan akan menangis memindai untuk melakukan pekerjaan itu.

Dalam arti tertentu, Anda tidak tahu cara beristirahat. Ada juga yang akan terus berkarya dengan tujuan menunjukkan kemampuannya meski merasa stres dan tertekan.

Efek Negatif

Ada berbagai dampak negatif yang akan berdampak pada kesehatan Anda. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa gejala terlalu sibuk bekerja juga dapat menyebabkan kondisi fisik dan psikis yang tidak sehat selain mempengaruhi emosi seseorang.

Banyak yang masih teringat akan pekerjaan saat berkendara pulang, mandi dan makan. Sederhananya, pikiran mereka tidak bisa berhenti memikirkan pekerjaan kantor.

Lebih parahnya lagi jika mengganggu waktu istirahat hingga sulit tidur atau insomnia.

Selain itu, hal ini juga dapat berdampak pada bagian belakang tubuh Anda. Hal ini bisa terjadi akibat terlalu lama duduk di depan komputer hingga menimbulkan nyeri tulang belakang yang lama kelamaan dapat mempengaruhi postur tubuh.

Hal lainnya, para workaholic yang suka begadang juga sering mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi secara berlebihan. Akibatnya juga dapat berdampak pada kesehatan seperti penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi.

Seringkali mereka yang workaholic juga sering menganggap dirinya bekerja keras karena terlalu tertarik dengan pekerjaan.

Namun, banyak juga orang yang mengabaikan akibat atau faktor internal dan eksternal yang menyebabkan mereka harus bekerja keras setiap hari.

Lebih menyedihkan lagi jika mereka sendiri tidak menyadari bahwa tugas yang mereka emban berdampak buruk bagi kesehatan mereka.

Jika Anda masih muda, Anda masih bisa menghadapi stres, namun jika kebiasaan bekerja tanpa henti ini terus berlanjut, pasti dapat berdampak pada diri sendiri dan kesehatan Anda berapa pun usianya.

Terlepas dari jabatan yang dipegang atau tugas yang diemban, pastikan untuk menyeimbangkan secara bijak antara waktu istirahat dan bekerja di kantor.

Hargai dan cintai kesehatanmu sejak muda. Penting untuk menyeimbangkan waktu antara pekerjaan, keluarga, waktu luang dan juga pastikan untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri.*

HIDAYATULLAH