Pentingnya Memilih Teman dalam Mencari Ilmu

Selain keluarga, teman juga memiliki peran besar terhadap perubahan karakter individu seseorang. Tidak sedikit orang rusak karena lingkungan teman yang tidak baik. Begitu sebaliknya, banyak orang yang berubah menjadi baik akibat bergaul dengan oarng-orang baik. Abu Bakar al Khawarizmi berkata dalam syi’irnya:

كَمْ صَالِحٍ بِفَسَادِ آخَرَ يَفْسُدُ

Artinya: “Berapa banyak orang shalih yang rusak sebab rusaknya teman”

Ini menunjukkan bahwa lingkungan mampu merubah seseorang menjadi baik atau buruk.

Syaikh Az Zarnuji di dalam kitab Ta’limul Muta’allim memberikan empat kriteria seseorang yang pantas dijadikan teman, khususnya di dalam mencari ilmu.

Pertama, Orang yang tekun belajar. Ilmu akan mudah diterima dan dipahami jika selalu dipelajari, dibaca berulang-ulang, dan direnungkan.

Kedua, Wara’. Di dalam al Mausu’ah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah, yang dimaksud dengan wara’ yaitu:

اجْتِنَابُ الشُّبُهَاتِ خَوْفًا مِنَ الْوُقُوعِ فِي الْمُحَرَّمَاتِ

Artinya: “Menghindari perbuatan-perbuatan yang syubhat (tidak jelas halal haramnya) karena takut terjerumus kepada perbuatan haram”

Orang yang memiliki sifat wara seperti ini penting dijadikan teman. Sebab teman yang wara’ akan menjaga temannya agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan haram dan maksiat.

Ketiga, Bertabiat baik dan lurus. Syaikh Ibrahim Al Khawwas berkata:

دَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ وَخَلَاءُ الْبَطْنِ وَقِيَامُ اللَّيْلِ وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحَرِ وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ

Artinya: Obat hati itu ada lima: Membaca al Quran sambil merenungkan maknanya, mengosongkan perut (mengurangi makan), bangun di waktu malam, berdoa di waktu malam, dan duduk bersama orang-orang shalih (Hilyatul Awliya, juz 10, hal 327)

Keempat, Memiliki pemahaman terhadap pelajaran. Teman yang memiliki pengetahuan dan pemahaman banyak ilmu akan sangat memotivasi dan membantu temannya yang kurang peka dengan pelajarannya. Inilah mengapa penting berteman dengan orang-orang yang pandai, agar kepandaiannya dapat menular kepada temannya yang lain.

Secara umum, Rasulullah saw menasehati agar memilih dalam berteman. Rasulullah saw bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Artinya: Seseorang itu tergantung agama (akhlak) temannya. Sebab itu, hendaknya di antara kalian perlu melihat siapa yang akan dijadikan teman (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Ini artinya, bahwa teman sangat berpengaruh terhadap kita dalam mencari ilmu. Selain guru, keberhasilan mencari ilmu dan tidaknya, juga tergantung orang yang dijadikan kawan dalam belajar. Orang yang pandai dan shalih sebagaimana kriteria di atas, dapat memotivasi orang lain untuk menjadi pandai dan shalih. Begitu juga sebaliknya berteman dengan orang yang malas, akan membawa dirinya kepada bermalas-malasan juga.

ISLAMKAFFAH