Berkembangnya agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah peradaban dunia. Bahkan, pesatnya perkembangan agama Islam itu, baik di barat maupun timur, pada abad kedelapan sampai 13 Masehi mampu menguasai berbagai peradaban yang ada sebelumnya.
Tak salah bila peradaban Islam dianggap sebagai salah satu peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Bahkan, hingga kini, berbagai jenis peradaban Islam itu masih dapat disaksikan di sejumlah negara bekas kekuasaan Islam dahulu, misalnya Baghdad (Irak), Andalusia (Spanyol), Fatimiyah (Mesir), Ottoman (Turki), Damaskus, Kufah, Syria, dan sebagainya.
Menurut Ma’ruf Misbah, Ja’far Sanusi, Abdullah Qusyairi, dan Syaid Sya’roni dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, setidaknya ada dua sebab dan proses pertumbuhan peradaban Islam, baik dari dalam maupun luar Islam. Dari dalam Islam, perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam itu karena bersumber langsung dari Alquran dan sunnah yang mempunyai kekuatan luar biasa. Sedangkan, dari luar Islam, peradaban Islam itu berkembang disebabkan proses penyebaran Islam yang dilandasi dengan semangat persatuan, perkembangan institusi negara, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perluasan daerah Islam.
Menurut Ma’ruf Misbah dkk, perkembangan peradaban Islam yang dilandasi dengan semangat persatuan Islam telah ditanamkan Rasulullah SAW sejak awal perkembangan Islam di Timur Tengah. Kemudian, dalam praktiknya, seiring dengan makin luasnya wilayah kekuasaan Islam, gesekan atau kebudayaan masyarakat setempat memengaruhi umat Islam untuk mengadopsi dan mewarnai peradaban lokal yang disesuaikan dengan ajaran Islam.
Dari proses semacam inilah, peradaban Islam terus berkembang dari peradaban kebudayaan, bangunan, bahasa, adat istiadat, hingga pada ilmu pengetahuan. Ma’ruf menambahkan, berkembangnya peradaban Islam itu disebabkan Islam meletakkan dasar-dasar kepercayaan murni.
”Keyakinan manusia hanyalah pada Tuhan, bukan pada benda, hawa nafsu, atau kemegahan. Semua kerja kemanusiaan hanyalah untuk Allah. Tidak ada yang perlu dipertuan dan dipertuhankan, kecuali Allah,” tulisnya.
Karena itu, tak heran bila akhirnya kekuatan Islam yang bersendi pada Alquran mampu menaklukkan berbagai wilayah negara. Di mulai dari masa Rasulullah, kemudian diteruskan di masa Khulafaur Rasyidin, hingga masa tabiin dan munculnya berbagai dinasti Islam di sejumlah negara, seperti Dinasti Abbasiyah, Umayyah, Fatimiyyah, Ottoman, Mamluk, dan sebagainya.
Dari keyakinan itu pula, umat Islam mampu membentuk peradaban baru dan kebudayaan baru hingga menghasilkan berbagai macam peradaban di wilayah kekuasaan Islam tersebut. Seperti diketahui, menyebarnya agama Islam ke berbagai wilayah telah terjadi pertukaran kebudayaan antara satu negeri dan negara lainnya.
Bidang kebudayaan yang mulai tumbuh pada awal permulaan Islam itu adalah (a) seni bangunan sipil, seperti pembuatan gedung, istana, dan kantor pemerintahan; (b) seni bangunan untuk ibadah; (c) seni bangunan pertahanan militer, seperti benteng; dan sebagainya.
Pada masa Khulafaur Rasyidin, dibentuk pula sejumlah departemen untuk mengurus kebutuhan negara Islam, seperti departemen masalah politik (nizham al-siyasyi), departemen administrasi negara (nizham al-Idary), departemen ekonomi dan keuangan (nizham al-Maly), departemen angkatan perang (nizham alHarby), serta departemen urusan peradilan dan kekuasaan kehakiman (nizham al-Qadla). Selain itu, pertumbuhan ilmu pengetahuan juga mulai tumbuh seperti ilmu tafsir, qiraat, ilmu hadis, nahwu, dan sebagainya.