Sepertinya sudah menjadi pemandangan dan pemahaman umum bahwa bulan Ramadan, oleh sebagian orang, dijadikan alasan untuk bermalas-malasan dan lebih banyak rebahan. Bahkan tak tanggung-tanggung, kelompok ini menjustifikasi lakunya dengan beberapa dalil, salah satunya adalah tidur orang puasa bernilai ibadah.
Hadits yang dimaksud adalah dari Abdullah bin Amr dan Abdullah bin Abi Aufa, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidurnya orang puasa adalah ibadah.” Padahal, jika ditelisik lebih dalam, maksud hadits tersebut sesungguhnya hendak mengatakan bahwa daripada melek tetapi ghibah dan sejenisnya, maka lebih baik tidur.
Jadi, supaya Ramadan dan puasa kita berkualitas, salah satu kunci utamanya adalah kurangi rebahan dan malas – malasan, kemudian perbanyak amalan-amalan di bulan Ramadan. Lantas, apa saja amalan-amalan yang dapat dilakukan di bulan Ramadan?
Pertama, membaca al-Qur’an.
Sebenarnya, membaca al-Quran sangat dianjurkan bagi setiap muslim dimana saja dan kapan pun itu. Karena salah satu keutamaannya, sebagaimana dalam sabda Rasulullah, bahwa bacalah al-Qur’an karena ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat. (HR. Muslim).
Namun pada saat bulan Ramadan, intensitas dan ‘keintiman’ terhadap al-Qur’an harus ditingkatkan. Hal inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadits dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah membaca al-Qur’an semuanya, sembahyang sepanjang malam dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadan.” (HR. Ahmad).
Kedua, menghidupkan malam-malam Ramadan dengan shalat tarawih berjamaah.
Shalat sunnah Tarawih adalah shalat sunnah yang ada pada saat bulan Ramadan saja. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa shalat Tarawih pahalanya seperti shalat semalam. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang ikut melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka baginya akan dicatat seperti shalat semalam penuh.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).
Bahkan dalam hadits lain, disebutkan bahwa shalat Tarawih dapat menghapus dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa melakukan ibadah puasa Ramadan karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ketiga, I’tikaf.
I’tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari’at. I’tikaf merupakan salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah, seperti yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Sesungguhnya Nabi r selalu i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri’tikaf sesudah beliau.” Muttafaqun ‘alaih.
Keempat, memperbanyak sedekah.
Rasulullah adalah orang yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan Ramadan. Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas, ia berkata:
“Rasulullah adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril menemui beliau (Ramadan), …HR. al-Bukhari.
Ramadan adalah kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas taqwa dan memperbanyak amalan-amalan shaleh. Karena itulah, orang-orang shalih selalu berdoa dengan khusuk agar dipertemukan bulan Ramadan terus. Jika kita saat ini sudah dipertemukan oleh bulan Ramadan, maka gunakan kesempatan ini untuk memperbanyak amalan-amalan di bulan suci, dan kurangi rebahan.