Perbedaan Mukmin dan Munafik dalam Menghadapi Kekayaan: 3 Aspek Menarik

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas mengenai perbedaan mencolok antara mukmin dan munafik ketika mereka diberkahi dengan kekayaan. Perspektif yang diberikan oleh ulama sufi terkenal pada zamannya, Syekh Hatim Al-Asham, akan membimbing kita melalui tiga poin kunci yang membedakan kedua kelompok ini.

Mengambil inspirasi dari karya monumental Syekh Fariduddin Attar, “Tadzkiratul Auliya’ Juz 1,” pada halaman 324, ungkapan Syekh Hatim Al-Asham membuka pandangan tentang perilaku mukmin saat kekayaan mengalir. Kutipan yang diberikan adalah sebagai berikut:

والمؤمن إذا جمع من الدنيا جمع من غير رغبة، وإن منع كان عليه شديدًا، وإذا أنفق أنفق في طاعة الله تعالى لوجهه

Artinya: Orang mukmin ketika mengumpulkan harta dia kurang suka. Jika tidak bersedekah dia merasa tersiksa. Dan ketika menggunakan hartanya, dia menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah dan semata mata hanya mengharapkan ridha Allah.

Berlandaskan kata-kata bijak Syekh Hatim Al-Asham di atas, kita dapat mengidentifikasi tiga sikap utama yang membedakan perilaku mukmin saat kekayaan mengalir. Pertama, mukmin tidak terbuai oleh harta yang dimilikinya. Ini berarti, ia tidak tergoda oleh nafsu serakah atau keserakahan. Kedua, jika ia tidak memberikan sedekah, ia merasa gelisah dan terganggu. Ini mendorongnya untuk membantu mereka yang membutuhkan dengan tulus.

Ketiga, mukmin menggunakan kekayaannya sebagai alat untuk beribadah kepada Allah, dengan harapan mencari keridhaan-Nya. Oleh karena itu, kita yang diberkahi dengan harta hendaknya menggunakannya untuk berbuat kebajikan, menghindari pemborosan dalam jalan dosa yang pasti akan menarik murka-Nya.

Selanjutnya, Syekh Fariduddin Attar merujuk pada pemikiran Syekh Hatim Al-Asham mengenai perilaku munafik saat dianugerahi kekayaan. Ungkapan Syekh Hatim Al-Asham yang diutip adalah sebagai berikut:

المنافق إذا جمع شيئا من الدنيا جمع بالحرص، وإن منع منع بالرضا، وإن أنفق أنفق بالمعصية 

Artinya: Orang munafik ketika mengumpulkan harta dia sangat rakus. Ketika tidak mau bersedekah dia justru ridha. Dan ketika menggunakan hartanya justru menggunakannya untuk kemaksiatan. 

Perbedaan yang jelas antara perilaku mukmin dan munafik dalam menghadapi kekayaan tergambar dari tiga aspek utama yang dijelaskan. Pertama, sikap tamak dan serakah selalu melingkupi munafik, walaupun kekayaan yang dimilikinya melimpah. Kedua, ketika tiba saat memberi sedekah atau menolong sesama, munafik merasa enggan karena takut menjadi miskin. Ketiga, harta yang dimiliki oleh munafik dihabiskan untuk kesenangan duniawi dan perilaku berdosa.

Dengan demikian, pemahaman tentang perbedaan mukmin dan munafik dalam menyikapi kekayaan memberi kita panduan berharga untuk memanfaatkan kekayaan dengan cara yang benar. Dalam menghadapi rejeki yang diberikan oleh Allah, marilah kita merenungkan nilai-nilai mukmin dan menjauhi perilaku munafik. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua.

Wallahu A’lam Bishawab.

BINCANG SYARIAH