Roehana Koeddoes Pendobrak Keterbelakangan, Jurnalis Muslimah Pertama Muncul di Doodle

Pahlawan Kemerdekaan tidak hanya yang turut mengangkat senjata, namun juga yang bergerak dalam bidang pendidikan dan jurnalis, mengingat pada waktu zaman penjajahan akses pendidikan merupakan sesuatu yang sangat sulit, disamping itu anak-anak perempuan masih terkungkung hanya dalam rumah sehingga akses pendidikan hanya dirasakan oleh anak-anak para pembesar.

Kondisi keterbelakangan masyarakat serta akses pendidikan yang sulit bagi perempuan inilah yang menggerakkan Roehana Koeddoes untuk mendobrak nilai-nilai keterbelakangan dengan menulis, sehingga Roehana menjadi jurnalis perempuan pertama.

Dilansir dari laman republika.co.id, Google Doodle hari, Senin (8/11) merayakan pelopor jurnalis Indonesia Roehana Koeddoes. Pada tanggal ini, tahun 2019 lalu pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional.

Roehana Koeddoes adalah jurnalis Muslimah pertama di Minangkabau. Pemilik nama asli Siti Roehana ini lahir pada 20 Desember 1884.

Ia adalah putri dari Moehamad Rasjad Maharadja Soetan, saudara sebapak dengan Sutan Sjahrir. Ia tumbuh pada era dan lingkungan yang tidak mendukung perempuan berpendidikan, baik formal maupun informal.

Ia dikenal sebagai jurnalis wanita pertama yang mendobrak nilai-nilai yang mengekang perempuan pada masa itu. Terutama, dari sisi pendidikan dan akses pekerjaan.

Semasa hidupnya, Roehana telah menciptakan berbagai tulisan yang mengabadikan keresahannya atas nasib perempuan kala itu. Meskipun, sejak kecil ia selalu mendapatkan kebutuhan dirinya dengan layak, mengingat ia terlahir dalam keluarga yang terpandang saat itu.

Ayahandanya memiliki beragam buku, majalah, dan surat kabar. Dan, dengan izin dari ayahnya, Roehana pun membaca semua koleksi ayahnya. Keluarganya juga tidak membeda-bedakan pendidikan untuk anak laki-laki dan perempuan. Roehana tumbuh menjadi sosok Muslimah yang terpelajar.

ISLAM KAFFAH