Namanya adalah Imad. Ia adalah salah satu dari ribuan pengungsi Suriah yang merasakan nikmatnya roti khobz.
“Alhamdulillah, saya suka sekali rotinya. Terima kasih Indonesia, semoga Allah membalas dengan kebaikan,” kata Imad Muhammad al-Zayn, ekspresif.
Iya, dia merasakan manfaat dari Program Pabrik Roti Aksi Cepat Tanggap (ACT), sebuah ikhtiar jangka panjang ACT dalam hal penyediaan pangan untuk pengungsi Suriah. Dengan segala kondisi mereka yang terbatas, kehadiran roti khobz gratis dari ACT jelas memberi sedikit angin segar. Khususnya untuk para pengungsi Suriah dalam menjalani kesehariannya.
Bekerja sama dengan pabrik roti lokal di Turki, Program Pabrik Roti ACT memproduksi hingga 2.400 potong khobz tiap harinya. Selanjutnya akan dibagikan kepada pengungsi Suriah, baik yang ada di perbatasan Turki-Suriah maupun di dalam Suriah. Sejak adanya gencatan senjata di Ghouta Timur pada akhir Maret lalu, Idlib dipenuhi gelombang pengungsi baru dari daerah tersebut.
Sejak peluncuran program pabrik roti ACT di awal April 2018, ribuan lembar khobz diangkut dari Reyhanli, Turki menuju beberapa wilayah di Idlib, Suriah melalui gerbang perbatasan Cilvegozu.
Dengan mengantongi izin baik dari Pemerintah Turki maupun Suriah. Pada pendistribusiannya pun ribuan khobz tidak hanya diberikan untuk pengungsi lama, namun juga untuk para warga Suriah yang umumnya baru mengungsi dari Ghouta Timur.
Program pabrik roti ini menjadi kelanjutan dari program serupa yang dilaksanakan oleh ACT pada Januari 2017, yaitu program pabrik roti yang dilaksanakan di Kilis, dekat perbatasan Turki-Suriah, dan Idlib, Suriah. Selain itu, program pabrik roti di Reyhanli memperteguh kembali komitmen ACT, atas nama bangsa Indonesia, untuk selalu berikhtiar untuk meringankan beban penderitaan para pengungsi Suriah melalui program-program terbaik yang telah berjalan sejak 2013. [@paramuda/BersamaDakwah]