Salat Istikharah: Doa, Niat, dan Tata Cara untuk Meminta Petunjuk Allah SWT

Salat istikharah mungkin menjadi alternatif bagi sejumlah muslim yang tengah dilanda kebingungan dalam menentukan sebuah keputusan. Misalnya, bagi siswa yang hendak menentukan pilihan kampus dalam seleksi SNMPTN 2022 atau pun UTBK-SBMPTN 2022.

Mengutip buku Serba-Serbi Shalat Istikharah karya Aini Aryani, Lc, arti istikharah secara bahasa sendiri adalah meminta kebaikan pada sesuatu. Tidak mengherankan bila salat istikharah adalah ibadah yang biasa dilakukan muslim saat berada dalam kondisi bimbang.

Hukum pelaksanaan salat ini menurut para ulama empat mazhab adalah sunnah. Hal ini didasarkan oleh sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ

Artinya: “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat dua rakaat selain salat fardhu kemudian berdoalah,” (HR Bukhari).
Baca juga:
Salat Sunnah Nawafil, Bedanya Apa dengan Rawatib?

Merujuk pada hadits di atas, Rasulullah SAW sendiri menganjurkan pengamalan salat istikharah. Sebagai muslim sudah sepatutnya mengikuti bacaan doa, niat, dan tata cara yang benar sesuai dengan sunnah yang dicontohkan oleh beliau. Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir dari buku Dahsyatnya Shalat Sunnah oleh Maulana Muhammad.


A. Doa salat istikharah

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Bacaan latin: “Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.

Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.

Wa in kunta ta’lamu hadal amros syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii fash-rifnii ‘anhu, wasrifnii ‘anhu waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu, dengan ilmu pengetahuanMu, dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan keMaha KuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya, dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (Orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku sukseskanlah untuk ku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.”


B. Niat salat istikharah

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Usholli sunnatal istikhooroti rok’ataini lillahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat sholat sunah istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”


C. Tata cara salat istikharah

Salat istikharah sebetulnya boleh dikerjakan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Meskipun demikian, tetap ada waktu utama yang dianjurkan pelaksanaannya menurut Ustaz Khalili Amrin Ali al-Sunguti dalam buku Mudah dan Cepat Hafal Semua Bacaan Salat, Doa Pilihan & Surat Pendek.

Ustaz Khalili menyebut, waktu utama untuk mengerjakan salat istikharah adalah malam hari seperti salat tahajud dan salat hajat. Sebagaimana disebut dalam hadits Rasulullah SAW, pada waktu tersebut termasuk dalam waktu-waktu mustajab terkabulnya doa.

Selain itu, pengerjaan salat istikharah juga disebut mirip dengan pengerjaan salat subuh sebanyak dua rakaat. Bedanya hanya terletak pada bacaan niat, doa, dan iringan doa qunutnya.

Ada pula bacaan surat pendek yang diutamakan pada pengerjaan salat istikharah. Untuk rakaat pertama, setelah membaca surat Al Fatihah dianjurkan membaca surat Al Kafirun. Kemudian, membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas untuk rakaat kedua.
Baca juga:
Salat Sunnah Mutlak: Niat, Waktu, Hukum, dan Doanya

Sebagai catatan, melansir dari buku Keajaiban Shalat Istikharah karya Muhammad Abu Ayyash, jika dirasa masih belum memantapkan pilihannya setelah salat maka salat istikharah boleh diulang sampai tujuh kali. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda,

«يَا أَنَسُ، إِذَا هَمَمْتَ بِأَمْرٍ فَاسْتَخِرْ رَبَّكَ فِيهِ سَبْعَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ انْظُرْ إِلَى الَّذِي يَسْبِقُ إِلَى قَلْبِكَ، فَإِنَّ الْخَيْرَ فِيهِ» أخرجه ابن السني

Artinya: “Jika engkau ingin melakukan sesuatu maka mohonkanlah pilihan kepada Tuhanmu tujuh kali (salat istikharah), kemudian lihatlah mana yang condong oleh hatimu karena sesungguhnya kebaikan ada di dalamnya,” (HR Ibnu As Siny).

DETIKHIKMAH