Lestari (13 tahun) salah satu santriwati asal Ponpes Al Muthohhar Kecamatan Plered, mengatakan, HSN ini diharapkan bisa jadi spirit bagi santri untuk tetap eksis. Serta, bisa disejajarkan dengan para pelajar dari sekolah pada umumnya.
“Kita juga sama statusnya sebagai pelajar. Bedanya, kami belajar di lembaga pendidikan berbasis agama. Tapi, kami juga sama menuntut ilmu umum seperti pelajar lainnya,” ujar Lestari, disela-sela kegiatan jalan santai santri, Sabtu (20/10).
Karena itu, jalan santai sarungan ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Apalagi, ribuan santri dari seluruh ponpes hadir. Serta, mendapat perhatian dari semua pihak. Baik dari kalangan ulama, pejabat di pemda maupun petugas kepolisian.
Dengan adanya jalan santai ini, diharapkan nama baik santri semakin berkibar lagi. Termasuk, bisa semakin mempopulerkan lagi nama pondok pesantren. Sehingga, kedepan akan banyak generasi muda yang mau menuntut ilmu di lembaga pendidikan keagamaan ini. “Kami ingin yang terbaik buat para santri, dan ponpes kami,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Purwakarta, Bahir Muhlis mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk memperlihatkan bahwa di Purwakarta masih ada santri. Selain itu, santri juga bisa membuat masyarakat terpana. Sebab, kegiatan ini sangatlah positif.
“Apalagi, kami berjalan sejauh lima kilometer, dengan melantunkan shalawatan, tidak menganggu kenyamanan pengguna jalan yang lain, serta yang paling khas kami menggunakan kain sarung,” ujar Bahir.
“Dihadiri oleh perwakilan santri dari seluruh pesantren di Purwakarta. Tujuannya untuk memperlihatkan identitas sebagai santri, bahwa santri itu masih ada,” ujar Bahir.