Kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai, bahkan sebagian daerah sudah aktif di awal Juli. Lantas apakah para pelajar sudah mempersiapkan diri untuk memulai aktifitas belajar mengajar tersebut?
Bagi sebagian siswa, kembali ke sekolah atau ke Pesantren untuk menuntut ilmu menjadi suatu hal yang dinanti-nantikan. Bagaimana tidak, karena dengan kembalinya santri atau murid ke sekolah atau ke pesantren mereka bisa bertemu lagi dengan teman-teman, guru dan juga artinya mereka bisa menambah ilmu yang mereka miliki guna bekal mereka dalam menggapai mimpi.
Selain sebagai alat untuk menggapai mimpi, menuntut ilmu juga lebih baik daripada memerdekakan 1.000 budak lho. Ilmu memang memiliki kedudukan tertinggi dalam agama Islam. Menjunjung guru sebagai penyalur ilmu kepada muridnya penting dilakukan.
Rasulullah bersabda, “Dari Ibnu Abbas radliallahu anhu: ketika menafsirkan ayat : (Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah:11); dia berkata maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. (HR. Darimi) No. 356.
Dalam satu hadits disebutkan bahwa di antara sifat para nabi dan ulama adalah mewarisi estafet keilmuan, bukan malah mewarisi harta dunia. Alasannya, harta dunia bisa hilang lenyap begitu saja karena bersifat fana. Sementara ilmu memiliki sifat abadi.
Karena itulah wajib bagi seorang muslim mencari ilmu, sebagaimana Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.”
Adapun beberapa keutamaan bagi seorang muslim yang menuntut ilmu. Pertama, dimudahkan jalan ke surga. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).
Kedua, Manusia yang dipahamkan agama merupakan manusia yang dikehendaki dalam hal kebaikan. Dari Mu’awiyah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama” (HR. Bukhari no.71 dan Muslim No. 1037)
Dari hadist di atas dijelaskan bahwa ilmu yang di maksud bukan hanya hukum syar’i namun lebih luas pengertiannya, seperti memahami ilmu tauhid dan inti dari agama islam, serta apapun yang berkaitan dengan syariat Allah.
Ketiga, Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya meski ia telah meninggal. Manusia yang memiliki ilmu dan juga menjalankan ilmu yang dia miliki dengan benar, maka tak akan putus pahala bagi dirinya, bahkan tetap akan mendapatkan keberkahan jika ilmu yang dimiliki disalurkan atau di turunkan dan bersifat bermanfaat.
Dengan Ilmu manusia akan memiliki takut kepada Allah dan aturannya, karena ia mengetahui resiko apa yang dia dapatkan ketika melakukan kesalahan. Ilmu membuat manusia lebih mengenal Allah lebih dekat, artinya manusia berilmu akan mengetahui sifat Allah dengan sifat nama yang sempurna dan baik.
Allah telah banyak memberikan kenikmatan, jika kita tidak dapat menggunakannya untuk mempelajari firmannya maka kita akan menjadi salah satu orang yang menyatakan kebadian Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan dan ilmu yang bermanfaat bagi putra putri kita yang akan kembali menempuh pelajaran dan kembali ke pesantren untuk menuntut ilmu yang bermanfaat bagi mereka.