Sholat Tahajud dan Keutamaannya

Sholat Tahajud dan Keutamaannya

Sholat tahajud merupakan ibadanya orang-orang shaleh, yang menjadikan Allah sebagai muara dari segala amal perbuatannya. Karena ketakwaannya juga, mereka selalu bersedia bungun malam untuk melaksanakan shalat tahajud dan mengusir nafsu tidurnya.

Berikut ini beberapa hadits Rasulullah saw yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan shalat tahajud

 Pertama, shalat tahajud adalah ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah swt

 “Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)

Semua ibadah tentu akan mendekatkan kita pada Allah. Tapi, shalat Tahajud yang sangat dianjurkan pada sepertiga malam yang terakhir, atau sebelum Subuh karena pada waktu-waktu ini  memang istimewa. Mengapa demikian? 

Rasulullah bersabda, “Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam, yaitu pada sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni.”

Sehingga ketika Shalat Tahajud yang kita kerjakan pada sepertiga malam yang terakhir bertepatan waktunya dengan turunnya Allah ke langit dunia. Tentu kita tak perlu membayangkan bagaimana turunnya Allah itu. Yang pasti, itu menunjukkan bahwa waktu tersebut istimewa. Ibadah istimewa yang dikerjakan pada waktu yang istimewa pasti memberikan manfaat yang juga istimewa.

 Dua,  terbebas dari ikatan setan

 Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Setan mengikat kuduk (tengkuk) seseorang dengan tiga ikatan ketika dia tidur. Pada setiap skatan setan berbisik, “tidurlah, kamu mempunyai waktu malam yang panjang” Bila seseorang itu bangun dan berzikir kepada Allah Swt., maka lepaslah satu ikatan. Lalu, jika setelah itu dia berwudhu, satu ikatan lainnya terlepas. Dan jika setelah itu dia melakukan shalat malam, ikatan terakhir telah lepas. Sehingga keesokan harinya dia menjadi bersemangat dalam beribadah, terlepas segala ikatan kesempitan jiwa dan terlindungi dari rasa malas.” (HR Bukhari dan Muslim)

Setan mengikat tengkuk kepala kita agar kita merasa berat untuk beribadah kepada Allah. Namun jika kita berhasil mengatasi rasa malas itu dan bangun di sepertiga malam yang terakhir untuk shalat Tahajud, artinya kita berhasil keluar dari tiga ikatan setan itu.

 Tiga, Dijanjikan surga dan ruangan yang istimewa

 Diceritakan dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah ruangan yang bagian luarnya bisa dilihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya bisa dilihat dari bagian luarnya.” Abu Musa Al-Asy’ari bertanya, “Bagi siapakah ruangan tersebut, Rasulullah?” Betjau menjawab, “Bagi orang yang berbicara dengan lemah lembut, memberikan makanan, dan shalat di waktu malam karena Allah di saat manusia terlelap tidur.” (HR. Ahmad)

Shalat Tahajud dikatakan istimewa karena waktu mengerjakannya penuh tantangan. Malam yang larut, udara yang dingin, rasa kantuk yang menyiksa, dan kondisi badan yang lesu karena baru bangun tidur. Karena itulah, diberikan janji surga bagi siapa saja yang mampu melewati semua tantangan itu dan diberikan penghormatan lebih bagi orang-orang yang mau mengerjakan ibadah yang istimewa.

Empat, menjadi sebab turunnya Rahmat Allah

Dikisahkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam dan mengerjakan shalat, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan bangun, ia memercikkan air ke wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun di waktu malam dan mengerjakan shalat, lalu ia membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan bangun, ia memercikkan air ke wajah suaminya.‘” (HR. Abu Dawud)

Setiap makhluk yang hidup di dunia ini pasti mendapatkan limpahan rahmat atau kasih sayang oleh Allah. Hanya saja, kasih sayang-Nya berbeda-beda, beda bentuknya, beda pula besarnya. Apa yang membedakan ini, tentu saja ketakwaan kita 

Dengan mengerjakan shalat Tahajud, kita hakikatnya meminta kepada Allah agar diberi limpahan karunia terbaik sebagai wujud rahmat atau kasih sayang dari-Nya.

Apa yang dibutuhkan oleh orang yang butuh uang? Pekerjaan. Apa yang dibutukan oleh orang yang sedang sakit? Kesembuhan. Shalat Tahajud insya Allah bisa menjadi ikhtiar batin kita agar kebutuhan-kebutuhan ini dipenuhi oleh Allah.

Sumber:

Penuntun Mengerjakan Shalat Tahajud oleh Acmad Al-Firdaus

IHRAM